Mohon tunggu...
Rennyta Puspitasari
Rennyta Puspitasari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Akun ini berisi tulisan random.

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga - 20107030048

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Berdiri Sejak 2010, RKAJ Tampung Ratusan Kucing Liar

5 Maret 2021   06:31 Diperbarui: 5 Maret 2021   06:33 1345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: instagram.com/rumah_kucing_abah_juna

Bisa bayangin gak kalau rumahmu dihuni lebih dari satu kucing? Puluhan? Atau bahkan ratusan? Gimana ya kira-kira rasanya, yang pastinya rame.

Nah, di daerah Bekasi tepatnya di Kota Baru, Bekasi Barat ada nih rumah yang menampung sekitar 250 ekor kucing, sebagian besar diantara mereka adalah kucing liar yang membutuhkan perawatan dan perhatian lebih. Rumah kucing ini didirikan oleh Abah Juna (38) bersama rekannya Husen.

Selasa, 2 Maret 2021 kemarin, saya mendapat kesempatan untuk bertanya-tanya serta berbincang lebih lanjut mengenai RKAJ (Rumah Kucing Abah Juna) ini bersama Abah Juna sendiri melalui DM Instagram dan WhatsApp.

Berawal dari ketertarikan terhadap hewan berbulu yang menggemaskan itu, Abah Juna dan rekan-rekannya memutuskan untuk membuat sebuah komunitas peduli kucing (KPK) pada tahun 2005. Namun karena terdapat selisih antar anggota di 1 tahun pertama komunitas itu berdiri, maka dengan berat hati KPK dibubarkan.

Tetapi karena kecintaannya terhadap kucing yang sangat besar, membuat Abah Juna tetap memilih untuk meneruskan rescue dan merawat kucing-kucing liar. Akhirnya, pada 16 Agustus 2010 bersama rekannya, Husen, Abah resmi mendirikan Rumah Kucing Abah Juna. Satu komitmen yang membuat Abah dan Husen mempertahankan RKAJ hingga kini adalah karena rasa ingin merawat dan menyayangi mereka.

"RKAJ didirikan karena tak cukup bagi Abah jika hanya memberi makan kucing liar saja, jika bertemu yang sakit maka akan Abah rawat semampunya agar mereka tidak dicampakkan. Sedih lihatnya, udah kucing sakit, kurus, bau, kotor, saat mendekat malah diusir dan dikasari," jelas Abah Juna.

Saya merasa takjub mengenai cara Abah merawat ratusan kucing tersebut. Dimana Abah menempatkan kucing-kucing tersebut seperti halnya anak sendiri. Sehari 1 kucing dijatah Rp 10.000,- untuk makan, kesehatan, dan kebersihan. Dengan begitu dapat diketahui estimasi biaya yang dihabiskan selama 1 bulan untuk seluruh kucing. Meskipun kadang biaya yang dikeluarkan melebihi estimasi, apalagi untuk kucing yang sakit.

"Ketar ketir jika ada kucing yang sakit. Pernah dan sering mengeluarkan uang belasan juta rupiah untuk 1 kucing yang sakit, bahkan sering menjual barang pribadi. Pernah waktu itu Abah jual motor, gadai dan hutang sana sini," tambahnya.

Perjalanan bersama semua kucingnya membawa kesan tersendiri, bagi Abah kucing-kucing tersebut adalah guru. Dimana Tuhan mengirim mereka semua kepada Abah, mengajarkan arti penting dari kesabaran, ikhlas, dan komitmen dalam merawat mereka. Sedih apabila Abah gagal dan mereka tidak tertolong, namun Tuhan selalu mengirim pengganti lagi dilain hari.

"Ternyata mereka adalah guru bagi perjalanan hidup kami, sedih jika apa yang kami lakukan gagal membuat mereka tidak sembuh atau bahkan meninggal, itu sering terjadi. Dan bahagia sekali jika mereka sembuh dan panjang umur," ujar Abah dalam pesannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun