Pandemi covid-19 yang melanda Indonesia berdampak besar terhadap berbagai bidang, tak terkecuali bidang pendidikan. Kegiatan belajar-mengajar yang sebelumnya dilakukan dengan tatap muka, kini dilakukan secara daring / online . Begitupun dengan kegiatan belajar mengajar pada Sekolah Dasar. Â Siswa Sekolah Dasar melakukan kegiatan pembelajaran secara daring karena kebijakan Belajar Dari Rumah (BDR).Â
Meskipun palaksanaan kegiatan belajar secara daring telah dilakukan kurang lebih satu tahun, namun tetap saja masih terdapat kendala. Kendala tersebut berkaitan dengan penggunaan teknologi yang belum memadai, diantaranya adalah guru yang kurang cakap dalam menggunakan media digital dan tidak semua siswa Sekolah Dasar memiliki smartphone.
Di beberapa Sekolah Dasar, guru hanya memberikan tugas melalui WhatsApp Group. Hal ini berdampak pada kurangnya pemahaman siswa terhadap materi pelajaran. Selain itu, tidak semua siswa Sekolah Dasar memiliki smartphone yang digunakan sebagai alat dalam pembelajan daring. Sehingga, untuk mengatasi hal tersebut, belajar secara berkelompok kecil sesuai dengan jarak dan ketersediaan smartphone merupakan salah satu solusi untuk memfasilitasi seluruh siswa agar bisa belajar dari rumah.
Tujuan dari Program Kampus Mengajar Angkatan 1 ini adalah memberdayakan mahasiswa di seluruh Indonesia untuk membantu proses pembelajaran di Sekolah Dasar 3T yang berada di sekitar tempat tinggal mahasiswa.Â
Kehadiran mahasiswa di Sekolah Dasar diharapkan mampu membantu memecahkan perasalahan yang terjadi di sekolah. Khususnya dalam upanya mengefektifkan pembelajaran secara daring yang dilakukan siswa dengan Belajar Dari Rumah (BDR).
Dalam proses pembelajaran secara daring yang hanya memanfaatkan WhatsApp Group akan membuat pembelajaran kurang efektif dan kurang maksimal. Karena siswa hanya mengerjakan tugas sesuai dengan instruksi guru dan sumber belajar hanya buku tema. Selain itu, tidak semua orangtua siswa bisa mendampingi anaknya dalam belajar, hal ini tentunya membuat siswa kebingungan apabila ada materi pelajaran yang tidak dipahami.
Maka dari itu saya melakukan program "Pendampiangan Belajar Dari Rumah" yang bertempat di rumah salah satu siswa. Pendampingan belajar ini terdiri dari satu kelompok dalam setiap pertemuan, dengan jumlah siswa empat sampai enam orang.Â
Pendampingan belajar dengan kelompok kecil ini memfasilitasi siswa yang tidak memiliki smartphone dan memfasilitasi siswa yang kurang paham mengenai materi pembelajaran.
 Dalam pelaksanannya, selain menjelaskan pembelajaran secara langsung, saya juga menggunakan media pembelajaran video yang saya buat sendiri dan memanfaakan video pembelajaran di youtube yang sesuai dengan materi pembelajaran.Â
Dalam proses pembelajaran, saya berusaha menciptakan suasana belajar yang kondusif tapi asik. Dengan adanya program ini, siswa lebih memahami materi pelajaran dan siswa pun terlihat antusias dan bersemangat dalam belajar. Saya berharap dengan diadakannya program ini, siswa akan selalu bersemangat dan memiliki kemauan belajar dalam berbagai kondisi, walaupun pembelajaran dilakukan secara daring.