Kekuatan terakhir adalah kekuatan penyeimbang yang berusaha mempertemukan dua faksi lama yang bertarung, faksi munas Bali dan munas Ancol. Kekuatan penyeimbang ini direpresentasikan oleh figur Airlangga Hartarto dan Mahyudin. Namun, Airlangga dianggap lebih memiliki kekuatan dan jaringan yang memungkinkan untuk terus melnggang dalam bursa Munas mendatang karena Airlangga banyak didukungan oleh tokoh-tokoh dari dua faksi yang sempat berseteru lebih dari satu tahun ini. Maka ide kekuatan ini adalah rekonsiliasi dan rekonsilidasi yang diharapkan membawa harapan baru Golkar.
Diperkirakan akan terjadi pertarungan yang sangat alot dan seru antara kekuatan progresif dan kekuatan konservatif. Kedua kekuatan tersebut dianggap memiliki dukungan yang hampir merata dengan jaringan finansial yang sangat kuat. Kekuatan penyeimbang diperkirakan akan merapat ke salah satu kekuatan lainnya dan kekuatan yang lebih dekat dan berpeluang bergabungan dengan kekuatan penyeimbang adalah kekuatan progresif. Kekuatan progresif ini memiliki keunggulan tersendiri dibanding kekuatan koanservatif dalam hal posisi politik Ade komarudin sebagai Ketua DPR RI dan wajah-wajah baru yang progresif yang dipercaya oleh kader Golkar mampu mengubah wajah Golkar secara lebih baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H