Mohon tunggu...
Renita Dian Eswanti
Renita Dian Eswanti Mohon Tunggu... Guru - GURU SMK MUHAMMADIYAH CAWAS

Bersyukurlah selagi masih diberi kenikmatan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Implementasi Edupreneurship dalam Meningkatkan Wirausaha Siswa SMK

17 November 2022   23:58 Diperbarui: 18 November 2022   00:20 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Seperti di SMK Muhammadiyah Cawas Kepala sekolah yang menjadi edupreneurs adalah seorang yang mampu mengatur dan mengelola sebuah lembaga sekolah dengan penuh inisiatif, senantiasa berinovasi dan berani menanggung resiko. 

Perilaku kepala 6 sekolah agar menjadi kepala sekolah edupreneur setidaknya ada 5 yaitu: bertindak sebagai agen perubahan; memimpin tanpa pamrih, membawa budaya baru yang diharapkan dengan penuh keyakinan; mendukung pengambilan risiko dan belajar terus menerus; bersedia berinvestasi dan memanfaatkan sumber daya yang ada bahkan ketika sumber daya langka-pun pemimpin juga mau berinvestasi (Oxford Project, 2012). 

Sekolah menjadi peran utama untuk memberikan pengetahuan atau pembelajaran budaya berwirausaha. Pengembangan kompetensi ini ditujukan agar siswa mendapat bekal untuk terjun di dunia industri dengan berbagai ketrampilan yang dimiliki. Melalui business center siswa melakukan praktik bisnis dengan mengambil barang dari sekolah dan dijual kepada kemasyarakat. Siswa diberikan kebebasan dalam menganalisis pasar, menetapkan harga, cara menjual barang dan membuat laporan hasil penjualan (tri kuat,2017).

Pendidikan kewirausahaan ini bertujuan untuk melatih siswa-siswi SMK untuk memiliki jiwa wirausaha, sehingga nantinya dapat membuat lapangan pekerjaan sendiri setelah lulus (adi, 2011). Harapan yang tinggi pada pendidikan SMK menjadi pemikiran bersama untuk mewujudkan pendidikan yang mampu bersinergi dengan kebutuhan dunia industri maupun menyiapkan lulusanya dengan sikap enterpreneurship yang baik. Implementasi edupreneurship di sekolah menengah kejuruan dilaksanalan melalui teaching factory dan business center.(Mulyatiningsih E, 2014).

Model Pembelajaran Teaching Factory dengan memanfaatkan sarana prasarana yang dimiliki Sekolah alam menciptakan suasana industri di sekolah untuk mencapai kompetensi satu atau beberapa mata pelajaran produktif.

Siswa diberi pengalaman langsung suasana kerja seperti di industri meskipun di sekolah dengan dihadapkan pada pekerjaan nyata sesuai kompetensi yang harus dimiliki dari satu atau beberapa mata pelajaran produktif baik yang bersifat produk maupun jasa. Sehingga kompetensi yang dicapai sesuai dengan yang seharusnya dan tidak terjadi kesenjangan kemampuan/ kompetensi antara kebutuhan/tuntutan industri dengan kemampuan /kompetensi yang dikembangkan di sekolah.(Hidayat D, 2015).

Penanaman karakter edupreneur kepada peserta didik yang dilakukan melalui Pendidikan saat ini selaras dengan tujuan perubahana dan revolusi mental yang digaungkan oleh pemerintah. Maka dari itu mengubah paradigma berpikir anak bangsa yang dapat menjadikan Indonesia ke depannya sebagai bangsa yang berani, kreatif, memiliki mental kewirausahaan, sedikit demi sedikit dapat diatasi kemudian dapat membentuk kesejahteraan dan Kesehatan masyarakat lebih terjamin, serta kemajuan negara dapat diwujudkan. Edupreneurship juga ditujukan untuk mampu memperbaiki kualitas hidup dan menyiapkan warga negara yang siap untuk menghadapi tantangan hidup.(Assingkily dan Rohman, 2019.) Karakteristik Kewirausahawan

a. Memiliki Kreatifitas Tinggi Kuratko dan Huredgetts mengungkapkan bahwa kreatifitas merupakan sifat manusia yang dibawa sejak lahir. Namun beberap pengamat entrepreneurship membantah pendapat tersebut, bahwa kreatifitas bukan sesuatu yang semata- mata factor genetik, namun merupakan sesuatu yang dapat dipelajari. Baru kemudian Matherly dan Goldsmith menyatakan bahwa kemampuan seseorang untuk mengembangkan gagasan dan merealisasikannya sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas system. Menurut Soemanto pemikiran kreatif didorong oleh dua hal, yaitu daya imajinasi dan berpikir ilmiah.(Darojat dan Sumiyati, 2015.) 

Menurut Teodore Levit, kreatifitas ialah kemampuan seseorang untuk berfikir yang baru dan berbeda. Juga menurut Zimmer, ia mengungkapakan bahwa ide kreatifitas berfikir sesuatu yang baru dan berbeda ketika wirausahawan melihat sesuatu yang lama. Dari arti ini, kreatifitas mengandung beberapa pengertian, yaitu : (Kurniawan, 2013.) 1. Memunculkan sesuatu yang tidak ada. 2. Memperbaiki masa lalu dengan cara yang baru. 3. Mengganti sesuatu dengan yang lebih sederhana dan lebih baik.

b. Memiliki prilaku inovatif Inovasi merupakan kemampuan seseorang unutuk menciptakan hal baru. Hal ini sangat dibutuhkan bagi seorang entrepreneur. Karena situasi dan kondisi selalu mengalami perkembangan dan perubahan, maka dari itu inovatif mesti dimiliki oleh entrepreneur. Menjadi entrepreneur tidaklah mudah, namun juga tidak sesulit yang ada dibenak kebanyakan orang. Fakta sejarah membuktikan bahwa entrepreneur yang berhasil banyak juga dari orang biasa, seperti Sebeer Bathia yang meluncurkan Hotmail.com yang kemudian dijual seharga 400 juta dollar AS kepada Bill Gates.(Kurniawan 2013.)

c. Memilki komitmen dalam bekerja, etos kerja dan tanggung jawab. Untuk menjalankan usaha, seseorang seharusnya memiliki tekad yang kuat. Pengusaha yang sukses selalu bertekad untuk mengembangkan usaha yang ia jalani. Ia tidak setengah[1]tengah dalam menjalankan usaha sehingga berhenti di tengah jalan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun