Saya pengen bilang ke dia, "I feel you." Tapi itu bulsit banget. Saya tak tahu seremuk apa perasaan dia. Bahkan mendengarkan cerita ulang dia saja, saya sudah merasa sakit banget. Apalagi dia yang harus menjalaninya. Ditinggal ibu, di-ghosting pacar, diporak-porandakan sama suami sendiri, dan dikhinati teman sendiri. Duh,. Otak saya nggak nyampe buat bayangin sakitnya kayak apa.
Beberapa saat yang lalu saya datang lagi ke warung Bunga membawakan celana jeans milik saya yang nggak pakai dan beberapa sembako.
Dia nampak kaget dan nggak percaya. Dia mungkin merasa krisis kepercayaan dengan orang lain, sehingga dia nggak percaya dengan orang yang memberikan dia sesuatu tanpa imbalan.
Jujur ya, saya menulis ini nggak untuk fee, dia sendiri yang meminta saya untuk menuliskan kisahnya ini.
Hari berikutnya Bunga WA saya dan bilang kalau celana jeans-nya diambil oleh Melati dan dia pakai. Hmmm.
Saya hanya pendengar di sini. Saya nggak berhak menghakimi dia salah atau benar. Toh, mengutip dari film Ave Maryam, "Jika surga saja belum pasti untuk saya, kenapa saya harus mengurusi nerakamu."
Terima kasih Bunga, tetap mau bertahan dan berusaha untuk lepas dari jaring-jaring ini.
Kamu orang yang baik, hanya saja nasib mempertemukan kamu dengan orang-orang yang kurang baik.
Terima kasih telah memberi pelajaran berharga buat saya. Kamu wanita yang luar biasa!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H