Mohon tunggu...
Reni Soengkunie
Reni Soengkunie Mohon Tunggu... Freelancer - Tukang baca buku. Tukang nonton film. Tukang review

Instagram/Twitter @Renisoengkunie Email: reni.soengkunie@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Tahun 2020, Masih Perlukah Membuat Resolusi?

28 Desember 2019   07:44 Diperbarui: 30 Desember 2019   08:48 748
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Tiap tahun perasaan resolusiku selalu gagal terus gak pernah berhasil, tahun depan kayaknya gak perlu bikin resolusi biar mengalir sajalah."

Kalimat sejenis ini kerap kali saya dengar dari beberapa teman tiap menjelang akhir tahun seperti ini. Kebanyakan dari mereka mengeluh dan menyesal karena poin-poin resolusi yang ingin mereka capai di tahun ini nyatanya tidak bisa terealisasi sesuai target. Semuanya gagal total.

Tak salah memang jika ada orang yang berpikir bahwa membuat sebuah resolusi itu hanya sekadar formalitas semata. Dibuat lalu diabaikan. Jujur, saya sendiri kerap merasakan seperti hal ini. 

Banyak resolusi yang saya buat di awal tahun dengan penuh semangat, nyatanya tak bisa saya kerjakan hingga akhir. Semuanya seolah pupus di tengah jalan.

Apa yang salah dengan resolusi saya? Saya sudah mencatat semua hal yang ingin saya kerjakan di tahun depan. Saya juga sudah bersemangat sekali tiap  awal tahun. Namun lagi-lagi, semua semangat dan harapan tersebut akan meredup secara sendirinya seiring berjalannya waktu.

Ada sebuah kejenuhan hingga rasa keraguan pada diri sendiri untuk mencapai resolusi tersebut. Kadang saya juga berpikir, Apakah tahun depan saya masih perlu membuat sebuah resolusi?

Pada kenyataannya kita memang butuh sebuah resolusi dalam hidup ini. Resolusi bisa digambarkan sebagai sebuah tujuan dalam sebuah peta kehidupan ini.

Tanpa alamat yang pasti, tentu kita akan terombang-ambing di jalanan. Begitu juga dengan tujuan keinginan kita, kita harus punya poin-poin apa saja yang akan kita lakukan di tahun depan.

Ada kalanya kita memang tak bisa melawan yang namanya takdir, tapi bukan berarti kita juga harus pasrah dan tak mau mengusahakan sesuatu. Dengan adanya keinginan inilah, kita bisa bersemangat menjalani hidup.

Kita seolah punya alasan dan tujuan dalam menjalani kehidupan setiap harinya. Bisa dibayangkan, bagaimana membosankan dan datarnya hidup kita tanpa adanya target dan keinginan yang akan kita lakukan.

Beberapa saat lalu saya membaca artikel di sebuah blog. Kurang lebih tulisan dalam blog itu membuat saya kembali menelaah kegagalan-kegagalan resolusi saya.

Setelah saya pelajari, ternyata penyebab utama yang sering membuat resolusi saya itu gagal adalah diri saya sendiri. Saya sering mengabaikan  kebiasaan-kebiasaan yang harusnya saya miliki jika saya ingin menjadi pribadi yang sukses.

Secara garis besar dalam artikel tersebut dijelaskan beberapa hal yang harusnya saya miliki untuk mencapai resolusi di tahun depan. Agar sebuah resolusi bisa menjadi kenyataan, bukan lagi sekadar wacana belaka. Saya mencatat beberapa poin penting tentang kebiasaan yang harusnya saya terapkan di tahun 2020 besok, di antaranya:

1. Membiasakan Diri Berolahraga

Jika tubuh kita sakit dan kurang fit tentu semua itu akan berdampak besar dalam pekerjaan kita. Bagaimanapun mengerjakan sesuatu dalam kondisi tubuh yang kurang prima itu membuat kita kurang fokus dalam mengerjakan sesuatunya.

Sehat itu adalah modal penting yang harus kita miliki. Oleh karenanya untuk memiliki tubuh yang sehat, sudah seharusnya saya membiasakan diri untuk rutin berolahraga setiap harinya.

Selama ini, tak bisa dimungkiri bahwa saya ini termasuk manusia yang malas dalam perkara olahraga. Sehingga bukan hal yang aneh, jika saya sering mengeluh akan kondisi daya tahan tubuh saya yang amat lemah. Jika tubuh sakit, tentu saja saya harus beristirahat sehingga pekerjaan yang harusnya sudah selesai harus saya tunda hingga sembuh.

2. Membiasakan Bangun Pagi

Saya kerap kali mendengar beberapa orang yang berkata bahwa pagi adalah sumber enerrgi paling bagus dalam mengumpulkan energi positif dalam mengawali hari kita. Oleh karenanya tak sedikit orang yang menyarankan agar kita hendaknya bangun pagi.

Meski kelihatannya sepele, namun bangun pagi nyatanya sangat sulit dilakukan oleh saya yang sangat suka begadang ini. Pagi yang harusnya penuh dengan semangat, malah kerap kali nampak seperti pagi yang suram.

Mata mengantuk, tubuh lemas, tidak bersemangat, dan keinginan utamanya hanya ingin tidur kembali Bangun pagi nyatanya sangat penting untuk memompa mood boaster kita.

Tentunya hal ini juga harus diimbangi dengan pola tidur yang benar. Membiasakan diri untuk bangun pagi, nyatanya juga akan memengaruhi kebiasaan buruk kita dalam begadang.

3. Membatasi Kebiasaan Bermain Media Sosial

Media sosial seolah merupakan kebutuhan pokok bagi sebagaian orang, termasuk saya. Saya sangat suka mengahabiskan waktu hingga berjam-jam lamanya hanya untuk berselancar di media sosial.

Padahal kalau ditelaah ulang, waktu yang tak sebentar itu hanya saya habiskan untuk melihat-lihat podtingsn dari teman yang kadang tidak berfaedah bagi saya. Namun entah mengapa, pekerjaan semacam itu sangat mengasyikkan.

Ternyata kebiasaan saya ini bisa juga menjadi pemicu gagalnya resousi saya. karena banyak waktu yang harusnya bisa saya gunakan untuk produktif mengerjakan pekerjaan saya, tapi justru waktu yang berharga tersebut saya gunakan hanya untuk memantau media sosial.

4. Merencanakan Target Esok Hari

Menuliskan sesuatu yang akan dikerjakan di hari esok sepertinya menarik. Selama ini, saya tak pernah memikirkan pekerjaan apa saja yang harus saya kerjakan di hari berikutnya. Padahal dengan merencanakan pekerjaan di hari esok, akan membuat hari kita akan lebih terstruktur lagi.

Setiap paginya, saya tentu sudah mempunyai bayangan akan hal-hal apa saja yang akan saya kerjakan di hari itu. Sehingga semua pekerjaan saya bisa lebih rapi dan selesai tepat waktu.

Apakah tahun 2020 masih butuh membuat resolusi? Jawabanya tentu saja 'masih'. Hanya saja, dengan catatan, saya harus memperbaiki beberara kebiasaan-kebiasaan yang sering saya acuhkan.

Jika saya bisa membiasakan diri dengan kebiasaan yang baik dan terfokus, maka saya pun yakin bahwa pencapaian resolusi tahun 2020 besok juga bukan hanya wacana, tapi memang benar-benar akan bisa saya capai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun