Mohon tunggu...
Renisah Nur
Renisah Nur Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Whatever u thought

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Nasib Lansia di Rundung Corona

11 Mei 2020   14:36 Diperbarui: 11 Mei 2020   14:45 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Renisah 2020

Coronavirus Disease 2019 (COVID-19/SARS-CoV-2) secara resmi ditetapkan sebagai pandemi oleh World Health Organization (WHO) pada 11 Maret lalu. Hingga 30 April 2020, WHO menrcatat ada sebanyak 3.090.445 juta kasus positif dengan angka kematian sebanyak 217.769 jiwa.

Penyebaran Virus Corona ini, telah menyerang berbagai kelompok usia, namun ada dua kelompok usia yang memiliki memiliki resiko tinggi terpapar virus corona yaitu orang lanjut usia dan orang-orang dengan rekam medis. 

Berdasarkan Center for Disease Control and Prevention (CDC), ada dua kelompok usia yang memiliki resiko terpapar virus corona yatu kelompok usia di atas 60 tahun ke atas atau 80 ke atas dengan presentasi risiko terkena virus yaitu 10-27%.

Italia menjadi negara di posisi pertama dengan angka kematian tertinggi akibat Virus Corona ini, tercatat sebanyak 27.682 jiwa menyusul angka kematian Amerika Serikat yaitu 26.097. 

Jika dilihat dari Coronavirus disease 2019 Situation Report 101, negara dengan kasus tertinggi adalan Spanyol dengan total kasus 212.917 dibandingkan Itali yaitu sebanyak 203.591. 

Namun, angka kematian Itali lebih tinggi dibandingkan dengan Spanyol. Hal tersebut berkaitan dengan persebaran tingkat populasi penduduk Italia berdasarkan usia. 

Menurut New York Times Italia memiliki populasi tertua di Eropa dengan sekitar 23% penduduk usia 65 tahun keatas. Piramida penduduk Italia yang konstruktif meggambarkan bahwa rendahnya angka kelahiran diiringi dengan rendanya angka kematian pada tahun 2019 menggambarakan tingginya populasi usia 60 tahun ke atas di negara Italia.

Usia bukan menjadi satu-satunya alasan atas angka kematian yang terjadi di Italia. Namun fasilitas dan layanan kesehatan pun menjadi factor penting atas keberhasilan penyembuhan pasien terjangkit ini. 

Namun, melonjaknya kasus positif di Italia dihadapkan dengan tingkat jenuhnya layanan kesehatan di negara pizza tersebut. Dr Stefano Magonone yang bekerja di sebuah rumah sakit di Lombardy, mengakatakan kepada BBC bahwa daya tampung mereka telah mencapai batas.

Kurangnya ketersediaan layanan kesehatan di Italia, memaksa mereka untuk menerapkan kebijakan seleksi prioritas, adapun seleksi prioritas ini tidak lagi mengenai seleksi umur, namun seleksi prioritas penanggulangan pasien yang memiliki peluang tinggi untuk dapat sembuh yaitu pada kaum muda. Lansia tidak lagi menjadi prioritas utama penanganan padahal resiko kematian penduduk usia ini, lebih tinggi.

Berbanding terbalik dengan tindakan yang dilakukan Italia, WHO justru mengisyaratkan agar memprioritaskan lansia dalam penanganan Covid-19. Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, meminta kepada setiap negara untuk memprioritaskan pasien lansia dengan melakukan isolasi terhadap semua pasien terjangkit. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun