Mohon tunggu...
Reni PutriNurhidayati
Reni PutriNurhidayati Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Ilmu Sejarah Universitas Airlangga

Belajar Menulis

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Pantai Papuma, Keindahan Surga Tersembunyi di Timur Jawa Dwipa

27 Juni 2023   23:37 Diperbarui: 27 Juni 2023   23:41 626
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah dua minggu lebih bergelut dengan Ujian Akhir Semester, kini saya akhirnya berlibur ke pantai. Kebetulan saya dan rekan- rekan saya, yaitu Yulia dan Ijal sedang ada keperluan di Jember. Keesokan pagi setelah acara selasai, saya diajak untuk berwisata ke pantai, yaitu Pantai Papuma di Jember. Pantai Papuma adalah pantai pasir putih yang terletak di di desa Lojejer, Wuluhan, Kabupaten Jember. Pantai ini dinobatkan menjadi salah satu pantai terindah di Indonesia oleh TripAdvisor Traveler Choice pada 2015 lalu. 

Pantai Papuma merupakan kepanjangan dari "Pasir Putih Malikan". Pantai ini juga kerap disebut dengan Tanjung Papuma karena termasuk bagian dari Wana Wisata (WW) Tanjung Papuma. Letak tanjung yang agak menjorok ke laut, terpatnya kea rah barat daya. Area hutan di Tanjung Papuma ini melindungi flora dan fauna khas tropis, sedangkan area pantai menjadi bingkai permukaan laut.

Lokasi dan Tiket Masuk 

Perjalanan dari pusat kota Jember hingga ke Pantai Papuma ditempuh sekitar 45 menit-- 1 jam. Sampai saat ini belum ada transportasi umum untuk pergi ke pantai ini, sehingga saya memutuskan untuk menyewa mobil dan sopir. Biaya akomodasi di Jember cukup murah, sewa mobil dan sopir hanya Rp 350 ribu tanpa biaya lain. Sepanjang perjalanan akan tampak pemandangan ciri khas rumah- rumah pedesaan. Tak luput juga dengan kawasan perkebunan warga di kanan kiri jalan. Perkebunan warga tersebut didominasi oleh tanaman tembakau, sayur kol, dan jagung. 

Memasuki kawasan wisata Tanjung Papuma, jalan semakin sempit dan penuh tanjakan. Kira- kira jalan tersebut hanya cukup dua mobil berukuran sedang.  Suasana semakin terlihat sepi ditambah dengan hutan jati yang lebat di sepanjang jalan. Belum ada penerangan jalan menuju pantai ini. Untung saja, saya berangkat di siang hari sehingga masih ada sedikit cahaya matahari. Pak sopir panggil saja Pak Irfan juga menceritakan tentang Jember, mulai dari sejarah, ekonomi, tempat wisata, kuliner, hingga obat- obat tradisional. "Meskipun di Banyuwangi banyak pantai, semua itu masih kalah sama Pantai Papuma", ujar Pak Irfan. Pak Irfan mengaku bahwa branding wisata Kabupaten Jember masih kurang sekali. Padahal Jember memiliki destinasi wisata dan kuliner yang tak kalah menarik. 

Untuk masuk ke kawasan wisata Tanjung Papuma dikenakan tarik sebesar Rp 15 ribu/ orang dan pajak mobil sebesar Rp 10 ribu sekali masuk. Saya agak kaget dengan pembayaran yang hanya menggunakan debit. Padahal memasuki kawasan ini sinyal menjadi agak susah. Terlihat ketika membayar lumayan antre karena menunggu sinyal. Tetapi hal itu akan terobati setelah melihat eksotisme Pantai Papuma dari atas. Air laut berwana hijau kebiruan terlihat segar apalagi di tengah suasana terik matahari saat itu. Namun, tak perlu takut karena di dekat pantai banyak pohon- pohon rindang. Masih ditemui juga satwa liar, seperti monyet di kawasan pantai ini sehingga setiap pengunjung perlu waspada.

 

(Sumber pribadi)
(Sumber pribadi)

Pulau Karang Sebagai Ikon Pantai Papuma 

Di sepanjang tepi Pantai Papuma masih banyak bebatuan dan karang. Inilah spot foto yang paling digemari oleh pengunjung. Pantai ini juga terkenal dengan keindahan pulau- pulau karang yang terletak sekitar 2 mil dari bibir pantai. Jika air surut dan ombak tidak begitu besar akan dapat bermain di pulau karang dengan menyewa perahu nelayan. Sayangnya, saya sedang mendapati ombak besar saat itu sehingga tidak bisa mengunjungi pulau karang.

20230625-144131-649b0fef08a8b577c61a9592.jpg
20230625-144131-649b0fef08a8b577c61a9592.jpg
(sumber pribadi)
(sumber pribadi)

Tak perlu khawatir jika lapar di Pantai Papuma, banyak warung- warung di sekitar pantai dengan harga yang standard. Ada juga penginapan yang ditawarkan di sekitar pantai dengan harga mulai dari 100- 300 ribu per malam. Menariknya, di sini masih ada banyak nelayan yang mencari nafkah. Beberapa pengunjung biasanya membeli hasil tangkapan para nelayan untuk diolah sendiri atau dibawa ke warung-warung agar dimasak. Di sini juga terdapat musala yang berada diatas bukit Tanjung Papuma. "Wahh tadi aku salat terus liat sunset dari atas indah banget", ujar Ijal. 

Ketika Ijal memberitahu hal tersebut lewat pesan chat. Saya dan Yulia segera bergegas ke atas bukit. Namun, saya tersesat di area Pantai Papuma hingga menjelang petang tiba. Saya malahan naik ke atas bukit dengan jalan yang sepi dan hutan yang lebat. Akhirnya, saya memutuskan kembali saja karena suasana sepi dan mencekam. Tak terasa hari sudah petang, saya dan rombongan segera pulang mengingat minimnya penerangan jalan. 

Rupanya liburan di pantai kali ini memberikan kesan akan keindahan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa bagi saya. Itu menjadi alasan saya memutuskan untuk menjelajahi pantai- pantai lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun