Bentuk visual dari kisah Angling Dharma terdapat pada relief Candi Jago. Meskipun kisah ini sudah terkenal di masyarakat, rupanya relief cerita ini baru ditemukan di Candi Jago. Akan tetapi, versi relief ini belum dapat dipastikan korelasinya dengan narasi-narasi lainya yang berkembang di masyarakat. Hal ini berdasarkan penentuan dari Thomas M. Hunter, ahli linguistik dan Jawa Kuno (Historia.id). Dibandingkan dengan kesamaan versi relief dengan kisah yang dikenal saat ini, kisah relief itu hanya menceritakan awal kisah Angling Dharma ketika dibuang ke hutan. Sementara itu, masih ada banyak perbedaan antara versi relief itu dengan narasi- narasi lainnya. Perbedaan paling mencolok adalah adanya dua tokoh Punakawan dalam relief ini sedangkan dalam versi tertulis tidak ditemukan. Secara komperhensif, kisah Angling Dharma terdapat pada tujuh panil relief Candi Jago yang dapat ditemukan di kaki candi, sisi timur laut. Selain itu, masyarakat menyakini kisah Angling Dharma tidak hanya terdapat pada relief Candi Jago. Relief Candi Mirigambar yang terletak di kecamatan Sumbergempol, Tulungagung, juga dipercaya menceritakan kisah Angling Dharma.Â
Hingga saat ini, kisah Angling Dharma masih belum dapat dipastikan. Keberadaan sosok Angling Dharma tokoh nyata atau fiksi masih menjadi teka-teki yang harus dicari oleh para ahli. Kabupupaten Bojonegoro yang berencana menjadikan Angling Dharma sebagai ikon daerah perlu untuk mencari tahu kebenaran sosok ini agar masyarakat Bojonegoro paham dengan sejarah lokal daerahnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H