Mohon tunggu...
Reni P
Reni P Mohon Tunggu... Buruh - Saintis yang lagi belajar nulis

Seneng guyon Visit renipeb.medium.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Tak Bisakah Kita Lebih Etis?

12 Februari 2017   17:26 Diperbarui: 12 Februari 2017   17:34 405
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber:http://www.merries.co.id

            Kita tinggal di Indonesia dengan kebhinekaannya. Negara ini berdiri dengan berlandaskan kesamaan nasib yang sama-sama dijajah. Kita sudah bermufakat terhadap apa yang menjadi aturan di negeri ini. Ini negara hukum. Seberantakkan apapun sistem hukum di Indonesia, hargailah yang telah disepakati. Bila ada yang keliru, berilah peringatan dengan cara yang etis. Bukan dengan cara cara kotor menghardik, bahkan berambisi menggulingkan. Yang saya bingungkan, kita ini sedang membangun sistem ke arah yang lebih baik, atau kah sedang mencari kekuasaan semata?

            Bila teman-teman seimanku ingin mendirikan negara berlandaskan aturan aturan yang menurut teman-teman sesuai dengan Islam, ya silahkan. Tapi, sekali lagi konsekuensinya adalah semua orang harus bermufakat terhadap faham seperti teman-teman. Semua orang harus mengaminkan dengan kesadarannya sendiri terhadap faham teman-teman. Rasul mengajarkan kita untuk selalu bil hikmah dengan selalu mengedepankan musyawarah, bukan dengan pemaksaan yang menekan.

            Ingatlah, kita berada pada kenyataan bahwa kita hidup bersama dengan orang orang yang bersatu dalam kebhinekaan. Saya tak hendak melanggar prinsip anda dalam berislam. Tapi berperilakulah dengan etis dan fair. Ataukah anda pikir prinsip anda ini tidak etis dan tidak fair?

Kalo toh teman-teman tidak rela Bapak Basuki jadi pemimpin, biarlah hukum yang menyelesaikannya wewenangnya. Bila tidak ingin memilih dia sebagai pemimpin, ya itu pilihan anda. Anda boleh mempengaruhi yang lain untuk tidak memilih dia, itu tidak dilarang. Tapi, bisakah dengan cara yang etis? Apakah tidak lebih bijaksana bertarung menggunggulkan prestasi bukan saling tackling terhadap rival politik?

Memang konflik menjadi bumbu penyedap yang selalu ada di setiap pertarungan politik. Tapi, terlalu pedas rasanya untuk ditelan oleh seluruh masyarakat. Menekan bisa saja untuk mempengaruhi, tapi kenyataannya negara konsisten terhadap hukumnya. Jangan berniat untuk menggulingkan, sejarah mencatat,  dengan berjalan waktu yang menggulingkan akan digulingkan dengan massa yang baru yang lebih besar. Berpolitiklah secara sehat demi kemaslahatan bersama, untuk Islam yang Rahmatan lil Alamin, untuk Indonesia yang lebih baik.

Mari kita perbaiki bersama-sama Indonesia menjadi lebih baik. Jadikan politik alat perubahan untk menciptakan keadaan yang lebih baik. Jangan lupa kita sudah terlalu banyak PR untuk diselesaikan. 71 tahun Indonesia merdeka, tapi statusnya masih saja berkembang. Inilah indikasi banyak sektor di masyarakat yang belum terbenahi. Dengan adanya isu isu politik seperti ini, jangan membuat kita lupa terhadap mimpi kita terhadap Indonesia yang lebih maju lagi. Ingat, kita tidak bisa mengharap penduduk negara lain untuk membangun negara kita, karena kalo bukan kita, siapa lagi?

Salam semangat perubahan!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun