Mohon tunggu...
Reni Nurliani
Reni Nurliani Mohon Tunggu... Mahasiswa - @reninurlianii

Jujur adalah pangkal keberhasilan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kisah Nyata Gadis Desa Korban Bully, Apa Salah Aku?

26 November 2022   06:17 Diperbarui: 26 November 2022   06:26 593
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto by cottonbro studio

Sejak satu Minggu menjadi siswa sudah mem bully dia secara tidak wajar, Bullyan yang sama dan mempertanyakan kenapa di pipi ada Jendil bakso beda ya sama kakaknya. 

Namun hari silih berganti, bahkan tahun masih tetap harus menghadapi Bullyan, tetap gadis itu tidak melawan sekarang bukan hanya tentang fisiknya. Melainkan tentang kemampuannya teman-teman dikelasnya selalu membandingkan gadis itu sama kakaknya karena kakak nya pintar, aktif di organisasi. Tapi gadis tersebut tidak pintar sehingga jika terdapat tugas kelompok yang diberikan oleh guru tidak ada satu orangpun yang ingin bersamanya terkecuali keterpaksaan, pernah gadis tersebut sendirian.

Hatinya meleleh dan mentalnya di uji, dalam hati dia berbicara ingin segera cepat-cepat lulus sehingga tidak ingin bertemu dengan teman-teman sekelasnya. Tidak terasa waktu sudah tiga tahun dan gadis desa tersebut harus melewati dengan Bullyan nya yang luar biasa harus kuat menghadapinya. 

Ketika kelas 9 atau kelas 3 SMP ada ras bahagia karena akan sedikit kurang terkait Bullyan nya. 

Akhirnya lulus dari SMP, sehingga gadis tersebut melanjutkan ke jenjang SLTA dengan harapan yang sama. Namun kali ini tidak lagi bullyan terhadap fisiknya. Banyak cerita-cerita yang pahit masa-masa yang begitu sulit untuk dihadapi, namun harus kuat dan tabah menjalankan. Percaya bahwa dibalik semua ini tersimpan sesuatu yang indah untuk dirinya.

Cerita diatas merupakan kisah nyata yang dialami gadis desa, tidak semua diceritakan melainkan yang intinya saja banyak yang cerita yang lebih pedah.

Semoga cerita ini dapat menginspirasi banyak orang, yang dapat diambil pembelajaran dari kisah nyata ini bahwa setiap orang harus bisa menghargai orang lain, jangan pernah berkata yang dapat melukai hati seseorang karena bisa mendoakan yang buruk bagi siapapun yang mengejek.

Jadilah insan yang baik serta tidak melakukan bully. 

Sumber: dari berbagai sumber

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun