Mohon tunggu...
Reni Nurhayati
Reni Nurhayati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta dan guru di SMP & SMA

Saya merupakan pribadi pekerja keras, bertanggung jawab. Hobi membaca dan menulis, juga fotograpi. Apresiator seni dan suka akan keindahan terutama yang visual. Menyukai tantangan dan aktif dalam berbagai forum keilmuan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kreasi Membuat Program yang Berdampak pada Murid

26 November 2024   12:59 Diperbarui: 26 November 2024   13:28 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Program-program sekolah, baik intrakurikuler, kokurikuler, atau ekstra kurikuler dapat disusun menjadi program yang berdampak seperti pembelajaran berbasis proyek, mentoring, program pengembangan minat dan bakat, pembelajaran kolaboratif, berbasis kearifan lokal, penggunaan TPACK, kegiatan insidental, dll.

Pada dasarnya tidak ada pakem baku. Kita bebas berekspresi menciptakan aneka kegiatan positif yang disesuaikan dengan kurikulum dan situasi serta kondisi sekolah masing-masing. Apalagi dalam kurikulum merdeka, kemerdekaan berfikir, berkreasi guru itu diakomodir. Oleh karenanya, guru perlu memperluas wawasan, meningkatkan pengalaman, dan rajin mencari inspirasi untuk membuat program yang bagus. Kita bisa berkreasi sebagus mungkin, tetapi tetap sesuai rambu-rambu kurikulum dan cita-cita mencerdaskan anak bangsa.

Selain peran guru, kita pun perlu menjungjung tinggi prinsip pembelajaran yang berpihak pada murid. Dalam kurikulum pendidikan guru penggerak disebutkan bahwasanya guru harus sadar dan terencana untuk terus membangun dan menguatkan kepemimpinan murid (student agency). Dengan memberikan ruang dan melibatkan murid dalam memberikan suara (voice), pilihan (choice) dan kepemilikan (ownership) murid. Memberdayakan murid saat program sekolah direncanakan, dilaksanakan dan dievaluasi.

Program yang dibuat, bukan semata-mata keinginan dan bagus bagi gurunya. Yang lebih penting adalah bagus dan menyenangkan bagi murid sebagai subjek dari pelaksanaan pendidikan.

Perencanaan dan pelaksanaan dilakukan secara kolaboratif berdasarkan kebutuhan murid, kreativitas guru, keadaan sekolah, kurikulum, dan bisa jadi saran dari pihak lain seperti orang tua, komite, para pakar, dll. 

Dalam mewujudkan lingkungan yang menumbuhkembangkan kepemimpinan murid dan pembelajaran yang berkualitas.  Dengan didukung sumber daya sekolah yang meliputi aset modal manusia, sosial, finansial, fisik, lingkungan dan alam, agama dan budaya, serta modal politik. Dimana aset itu kita petakan, analisis, dan kembangkan untuk digunakan sebesar-besarnya demi pembuatan dan pelaksanaan program.

Mewujudkan program yang berdampak membutuhkan sinergi berbagai pihak secara berkelanjutan. Demi mewujudkan murid sebagai lulusan yang cerdas, berprestasi, dan berkompeten dalam berbagai ilmu dan keahlian. Yang pada akhirnya menjadi branding sekolah dan mencapai kemajuan pendidikan serta kemakmuran bersama. ***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun