Mohon tunggu...
Reni Nurhayati
Reni Nurhayati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta dan guru di SMP & SMA

Saya merupakan pribadi pekerja keras, bertanggung jawab. Hobi membaca dan menulis, juga fotograpi. Apresiator seni dan suka akan keindahan terutama yang visual. Menyukai tantangan dan aktif dalam berbagai forum keilmuan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pemetaan Aset untuk Sekolah Berdaya

25 November 2024   18:22 Diperbarui: 25 November 2024   18:33 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

PEMETAAN ASET UNTUK SEKOLAH BERDAYA

Oleh: Reni Nurhayati

Jika kita sering mengeluhkan kekurangan, mengkritisi keburukan, galau akan ketidakberdayaan. Ingatlah, diatas kekurangan pasti ada kelebihan, disamping keburukan ada kebaikan. Dalam kelemahan, tersimpan kekuatan. Dan bisa jadi hal-hal positif, jauh lebih banyak daripada hal negatif. Ketika satu pintu tertutup, percayalah pintu-pintu lain terbuka. Banyak jalan menuju Roma.

Kekurangan akan melemahkan kita. Dan jika pikiran kita terus tertuju padanya, maka mata dan hati kita akan tertutup untuk melihat kebaikan dan hal positif yang ada.

Sebaiknya mind set kita perlu diubah. Dari senantiasa memikirkan kekurangan, menjadi fokus pada aset dan kekuatan. Membayangkan masa depan yang gemilang, berfikir tentang kesuksesan yang telah dan bisa diraih. Menganalisis kekuatan apa yang dimiliki. Mengorganisasi sumber daya. Merancang sebuah rencana berdasarkan visi dan kekuatan. Serta melaksanakan rencana aksi dengan konsisten. Mengevaluasi dan berefleksi atas perjalanan penyelenggaraan sekolah selama ini. Itulah sudut pandang yang digunakan pada kurikulum pendidikan guru penggerak, khususnya pada modul 3.2 Pemimpin Dalam Pengelolaan Sumber Daya.

Melakukan pendekatan berbasis aset sangatah penting. Dengan pendekatan tersebut kita dapat mengetahui kekuatan. Yang nantinya berdampak pada pengelolaan sumber daya yang baik dan tepat. Sehingga kualitas pendidikan akan maju dan berkembang dan terbentuklah sekolah berdaya. Yang mampu mengelola, mencapai kesejahteraan pendidikan dan ekonomi yang mumpuni.

Sebagai pemimpin pembelajaran, guru memiliki tugas untuk mengelola aset. Sekolah diibaratkan sebuah ekosistem yang memiliki hubungan interaksi saling berkaitan, Dipengaruhi oleh faktor biotik dan abiotik. Faktor-faktor biotik yaitu: Kepala sekolah, Guru, Murid, Wali murid dan Masyarakat sekitar. Sedangkan faktor abiotiknya yakni keuangan sekolah dan segala bentuk sarana prasarana, lingkungan alam sekitar.

Berdasarkan kurikulum pendidikan guru penggerak berikut adalah tujuh aset utama yang ada disekolah, yakni Modal Manusia, Modal sosial, Modal Fisik, Modal lingkungan atau alam, Modal finansial, Modal politik, Modal agama dan budaya.

Untuk modal manusia kita bisa memetakan potensi dan kekuatan individu, mendorong kolaborasi, dan membangun budaya belajar mengajar yang hangat dan bersemangat. Sumber daya manusia digunakan semaksimal mungkin dengan prinsip epektif dan efisien dalam guyub dan kebersamaan. Setiap orang ada dengan keunikan dan bakatnya masing-masing. Maka kita perlu menginisiasi dan memanfaatkannya. Modal manusia merupakan aset modal utama yang menjalankan peran dalam mengelola modal-modal lainnya.

Modal sosial dapat diartikan sebagai norma dan aturan yang mengatur pola perilaku di dalamnya. Merupakan bentuk investasi yang berdampak dimana sekolah sebagai rumah kedua yang antar warga saling bergaul satu sama lainnya. Adanya kepemimpinan yang baik, kerja sama, loyalitas, saling percaya dan rasa memiliki, silaturahmi perlu senantiasa dipupuk.

Modal fisik berupa sarana dan prasarana. Kita harus memanfaatkan dan merawat fasilitas dengan optimal, mencari solusi kreatif demi mengatasi keterbatasan. Dan mengembangkan serta menggulirkan untuk manfaat yang lebih lanjut. Bahkan mungkin bisa sampai menghasilkan keuntungan yang menunjang pembiayaan sekolah.

Modal lingkungan atau alam dengan menciptakan lingkungan yang sehat, asri dan nyaman, sekaligus dapat memanfaatkannya sebagai media belajar. Kita dapat  meraih sekolah adiwiyata yang melakukan pendekatan berbasis alam. Modern dan hijau. Kekinian tetapi ramah lingkungan.

Ada juga aset finansial yang meliputi sumber daya keuangan di sekolah. Kepala sekolah bisa merencanakan serta mengelola keuangan secara transparan, sekaligus mencari sumber dana alternatif demi mendukung inovasi dalam pembelajaran. Melibatkan guru dalam penyusunan RKAS sehingga ada masukan bagaimana RKAS yang epektif untuk hasil yang maksimal.

Modal agama dan budaya bisa dilakukan dengan mengintegrasikannya dalam pembelajaran dan program. Membangun kebanggaan terhadap identitas agama dan budaya sekolah. Nilai toleransi yang tinggi, religiuisitas dan pendidikan karakter yang kuat. Serta budaya baik dengan nilai-nilai kebajikan lain yang ada dan biasa dilakukan oleh warga sekolah.

Terakhir adalah aset politik yang berhubungan dengan peraturan dan kebijakan yang mendukung perubahan ke arah positif. Membangun relasi dengan pihak pemangku kepentingan. Mengadvokasi kebijakan yang berpihak. Mendorong partisipasi aktif masyarakat setempat dan wali murid. Kita tidak mungkin berdiri sendiri. Ada banyak kebijakan yang harus ditembus, banyak orang yang perlu diajak berpartisipasi. Melalui pendekatan yang baik dan relasi yang luas, diharapkan berbagai elemen apresiatif dan mendukung rencana dan program sekolah.

Selain hal-hal tersebut di atas konsep wirausaha kepada warga sekolah dengan seluruh civitas akademika berdasarkan prinsip ekonomi kerakyatan dari kita, oleh kita, untuk kita bisa diterapkan. Dalam berbagai asfeknya. Sebagai pemimpin pembelajaran, kita perlu menangkap peluang untuk bisa berdaya.

Setiap sekolah, memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Begitupun dengan aset yang dimilikinya. Yang terpenting dari itu semua adalah bagaimana memetakan aset untuk selanjutnya dianalisis dan melakukan tindak lanjut terhadapnya. Mengembangkan dengan semaksimal mungkin demi setinggi-tingginya kualitas pendidikan dan kemakmuran.

Sekolah merupakan ekosistem yang luas dengan aneka modal berupa sumber daya yang besar, jumlah manusia yang banyak. Hal ini merupakan tanggung jawab kita bersama dalam mengelolanya. Sekaligus sebuah potensi dimana kita dapat menggerakan moda pendidikan sekaligus moda perekonomian yang kuat. Yang senantiasa didasarkan atas cita-cita mulia: pengabdian kepada negeri, mencerdaskan anak bangsa dan menggapai kesejahteraan bersama sesuai dengan amanat UUD 1945 ***

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun