Mohon tunggu...
Reni Nurhayati
Reni Nurhayati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta dan guru di SMP & SMA

Saya merupakan pribadi pekerja keras, bertanggung jawab. Hobi membaca dan menulis, juga fotograpi. Apresiator seni dan suka akan keindahan terutama yang visual. Menyukai tantangan dan aktif dalam berbagai forum keilmuan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Keterampilan Sosial Emosinal Bagi Kesejahteraan Psikologis Warga Sekolah

19 September 2024   19:08 Diperbarui: 19 September 2024   20:23 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

KETERAMPILAN SOSIAL EMOSIONAL BAGI KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS WARGA SEKOLAH

Oleh: Reni Nurhayati

Kecerdasan manusia terdiri atas kecerdasan spiritual (SQ), kecerdasan intelektual (IQ), dan kecerdasan emosional (EQ). Dalam kecerdasan emosional pun kita perlu memahami  bagaimana bersosial sebagai salah satu fitrah, bahwasanya manusia tidak hidup sendiri. Kecerdasan-kecerdasan tersebut merupakan satu kesatuan yang apabila dimaksimalkan dapat menjadikan seseorang memiliki pribadi yang paripurna, melejitkan kemampuan diri, guna menggapai prestasi setinggi-tingginya.

Cerdas untuk selanjutnya terampil dalam sosial emosional sangatlah diperlukan. Bagaimana kita dapat mengontrol emosi. Membuang toxic-toxic emosi negatif, menghadirkan aura positif, agar kita nyaman dengan apa yang lahir dari diri sendiri. Begitupun dengan sosial. Kita perlu bergaul dengan baik, memperluas jaringan, berkolaborasi, dan membangun relasi sebanyak-banyaknya.

Keterampilan sosial emosional terdiri atas kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, keterampilan berelasi, dan keputusan yang bertanggung jawab.

Kesadaran diri artinya kita sadar akan kondisi yang ada pada diri sendiri. Yang berarti mengenal diri sendiri dengan baik. Apa yang disukai, apa yang tidak disukai. Bagaimana kita mengetahui sebuah trigger, apa akibatnya. Memahami karakter dan kepribadian. Tidak ada yang lebih mengenal kita selain diri sendiri.

Manajemen diri berarti mampu memanaje apa yang ada dalam diri. Bagaimana mengatur emosi, mengatur waktu. Singkatnya hal-hal yang berkaitan dengan karakter. Skala prioritas, keinginan, dll.

Kesadaran sosial, memahami bahwasanya hidup tidaklah sendiri. Kita perlu bergaul, berinteraksi, melakukan seni bersosial dengan orang lain. Begitupun dengan keterampilan berelasi. Membangun jaringan, baik silaturahmi secara personal maupun kelembagaan dengan orang lain. Semakin luas semakin baik. Semakin efektif dan berdaya guna semakin mumpuni. Agar tercapai apa-apa yang dicita-citakan, baik cita-cita pribadi maupun cita-cita bersama.

Yang terakhir adalah pengambilan keputusan yang bertanggung jawab. Setiap apa yang kita putuskan akan ada konsekuensinya. Baik itu keputusan pribadi terhadap diri sendiri, maupun keputusan kolektif dalam sebuah lembaga. Dengan kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, dan keterampilan berelasi yang kita miliki keputusan yang diambil semoga matang, bermanfaat, tanpa ekses negatif.

Dalam kehidupan bermasyarakat di sekolah, keterampilan sosial emosional sangatlah penting.  Sekolah merupakan sebuah lingkungan pergaulan di mana banyak orang berinteraksi. Ada murid, rekan sejawat, pimpinan, pejabat berwenang, orang tua, dll. Semua yang tergabung dalam civitas akademika sekolah menimbulkan interaksi bahkan mungkin persinggungan. Baik itu yang berakibat terhadap dirinya sendiri, maupun terhadap orang lain. Di sinilah perlunya pemahaman akan sosial emosional, dan selanjutnya terampil dalam pengelolaannya.

Awalnya berpikir bahwasanya pengetahuan sosial emosional akan terjadi dan dipahami begitu saja dengan sendirinya. Bahwa ia bukanlah sebuah bidang mata pelajaran khusus. Tetapi anggapan itu tidak benar. Sebagai seorang manusia di mana keterampilan sosial emosional itu perlu diterapkan kita perlu untuk mengetahui pemahaman terhadapnya, termasuk memberikan edukasi terhadap orang lain. Apa itu sosial emosional, karakteristiknya, dan upaya apa yang dapat dilakukan untuk memiliki keterampilan sosial emosional demi kesejahteraan psikologis kita.

Dengan kesadaran dan manajemen diri, kita akan dapat memunculkan rasa nyaman, bangga terhadap diri sendiri. Mengenal potensi, kekurangan, dan kebiasaan yang sering dilakukan. Yang menjadi dasar untuk pengembangan diri selanjutnya. Yang semoga bisa menjadi prestasi, baik itu bagi diri sendiri, siswa, maupun rekan sejawat.

Kesadaran sosial dan keterampilan berelasi, di mana kita bergaul dengan orang lain sesama warga sekolah. Bagaimana guru mengayomi murid, murid menghormati guru, atau kita menjadi contoh bagi rekan sejawat.

Setiap interaksi yang dilakukan terhadap orang lain haruslah berdasarkan kesadaran demi kebaikan dan kemajuan bersama. Bukan atas kepentingan pribadi yang bisa jadi bersinggungan dan bertentangan dengan kepentingan orang lain. Saling menghormati dan menghargai untuk sebuah kesejahteraan psikologis bersama, juga kesejahteraan pemikiran, dan keselamatan dan kebahagiaan bersama.

Pengambilan keputusan yang bertanggung jawab ketika apa yang kita putuskan baik pemangku jabatan kepada bawahan, guru terhadap murid, atau murid terhadap guru juga ada konsekuensinya. Apalagi lingkungan sekolah merupakan lingkungan yang cukup rumit karena merupakan lingkungan luar kedua setelah keluarga yang berkaitan dengan banyak pihak, baik intern maupun ekstern. Kita perlu melihatnya sebagai potensi di mana banyak orang terlibat, sekaligus berhati-hati.

Penyebaran pemahaman keterampilan sosial emosional perlu dilakukan kepada segenap civitas akademika sekolah. Agar mereka secara pribadi-pribadi dapat memahami dan menimbulkan well being (kesejahteraan psikologis) sendiri. Yang kemudian menular kepada well being sekolah secara keseluruhan.

Selanjutnya kita pun perlu mengedukasi mengenai apa-apa yang bisa dilakukan guna mewujudkan kesejahteraan psikologis. Seperti teknik-teknik apa yang dapat dilakukan dalam pengelolaan emosi. Bagaimana bersosial dan membangun relasi yang luas, serta pertimbangan dalam pengambilan keputusan.

Menjadi contoh bagi murid, menjadi teladan bagi rekan sejawat hal yang dapat dilakukan secara sederhana dan nyata untuk mewujudkan kesejahteraan psikologis bagi warga sekolah. ***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun