Pada hari Rabu tanggal 18 September 2024 pukul 09.41 WIB, terjadi guncangan Gempa Bumi yang berkekuatan Magnitudo 5,0 Skala Riter yang terjadi di Desa Cibereum, Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Kertasari, sebuah kecamatan di Kabupaten Bandung yang dikelilingi perbukitan dan dikenal sebagai kawasan pertanian, menjadi pusat perhatian setelah gempa terjadi. Getaran dirasakan cukup kuat oleh penduduk di sekitar Bandung.
Yang mengakibatkan ratusan rumah mengalami Kerusakan dan beberapa fasilitas Umum seperti Sekolah, Puskesmas, dan juga Masjid yang mengalami beberapa tingkatan kerusakan dari skala kecil hingga besar,bahkan ada beberapa yang hancur akibat guncangan gempa bumi yang melanda desa Cibeureum. Dan beberapa warga mengalami luka luka ringan hingga berat. Peristiwa ini mengingatkan masyarakat akan pentingnya kesiap siagaan terhadap bencana alam, terutama di wilayah rawan gempa seperti Jawa Barat.
Pemerintah Kabupaten Bandung bersama pihak terkait segera turun ke lapangan untuk memastikan situasi aman dan terkendali. Tim dari BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) juga segera melakukan peninjauan di lapangan untuk mengevaluasi dampak gempa serta memastikan tidak ada korban jiwa maupun kerusakan besar. Sejumlah posko darurat juga didirikan untuk mengantisipasi terjadinya gempa susulan.
Dalam menghadapi bencana menjadi hal yang ditekankan oleh pihak berwenang yaitu kesiapsiagaan. Gempa di Kertasari ini menjadi pengingat bahwa meskipun gempa tidak selalu menimbulkan kerusakan besar, kewaspadaan tetap harus dijaga. Sosialisasi terkait mitigasi bencana, seperti langkah-langkah penyelamatan diri saat gempa dan pentingnya memiliki jalur evakuasi yang jelas.
Gempa bumi yang melanda Kertasari, Kabupaten Bandung, telah meninggalkan duka mendalam bagi masyarakat setempat. Selain kerugian fisik berupa kerusakan infrastruktur, bencana ini juga menyisakan trauma yang cukup berat bagi para korban.
Gempa bumi tidak hanya mengakibatkan kehilangan rumah dan harta benda, tetapi juga berdampak pada kesehatan mental masyarakat. Dalam situasi ini, kami sebagai Mahasiswa Jurusan Bimbingan Konseling IsIam dalam BK (Bimbingan Konseling) Pasca bencana kami  berkolaborasi dengan beberapa lembaga untuk mengadakan layanan dukungan psikososial dan trauma release Bimbingan Konseling Islam, ini sangat penting untuk membantu proses pemulihan korban yang terdampak.
Pasca gempa bumi, banyak korban mengalami gejala trauma seperti ketakutan berlebihan, sulit tidur, mimpi buruk, serta kegelisahan yang berkepanjangan. Anak-anak, orang tua, hingga remaja bisa mengalami dampak psikologis ini. Trauma yang tidak ditangani dengan baik dapat berdampak jangka panjang, dan akan menyebabkan gangguan emosional yang parah.Â
Di tengah kesedihan dan ketidak pastian ini, hadirnya layanan dukungan psikososial berperan untuk memulihkan mental dan emosi masyarakat yang terdampak. Salah satu pendekatan yang bisa dilakukan adalah melalui bimbingan konseling Islam, yang mengedepankan pendekatan spiritual untuk membantu pemulihan trauma.Â
Pertama, kita melakukan  Sesi Konseling Individu atau Kelompok, kita sebagai  konselor bisa menjadi pendengar yang baik untuk membantu korban untuk mengungkapkan perasaannya, bercerita pengalaman traumatis nya yang mereka alami. Bahwa cobaan ini datang dari Alloh SWT dan dapat menerimanya keadaannya.Â
Kedua, trauma Release dengan Pendekatan Islami : Melalui terapi ini, korban diajak untuk merenung, memaafkan, dan berdoa kepada Allah SWT agar hati dan pikiran mereka tenang. Dalam Islam, pengampunan dan keikhlasan adalah kunci penting untuk melepaskan trauma dan mendapatkan kedamaian batin.