Ketiga, pendampingan anak-anak: Anak-anak sering kali menjadi pihak yang paling rentan dalam menghadapi trauma. Melalui permainan edukatif, kegiatan menggambar, atau bercerita, anak-anak diajak untuk mengekspresikan perasaan mereka. Pendekatan Islami juga bisa diterapkan dengan mengajarkan mereka nilai-nilai sabar dan tawakkal sejak dini.
Keempat, pelatihan Relaksasi dan Dzikir: Korban diajak untuk melakukan relaksasi dengan teknik pernapasan dalam, dibarengi dengan dzikir atau pembacaan ayat-ayat Al-Quran yang menenangkan hati. Ini dapat membantu mengurangi kecemasan dan memberikan rasa aman.
Kelima, pembangunan Rasa Kebersamaan: Sesi dukungan psikososial biasanya melibatkan komunitas, di mana korban dapat berbagi cerita dan saling mendukung satu sama lain. Hal ini sangat penting karena memberikan rasa kebersamaan dan kekuatan kolektif dalam menghadapi cobaan.
"Menurut Tasya Sayyidah (salah satu relawan yang turun kelapangan yang membersamai Ibu-ibu), kondisi nya  setelah terjadi gempa mereka merasakan kecemasan berlebihan, ketakutan karena takut ada gempa susulan lagi, lalu kepikiran rumah mereka yang roboh, lalu ibu yg konseling bersama tasya bilang ,rumah ibu dan rumah tetangga nya tidak terlalu banyak yg sampe roboh cuman retak lalu masih kepikiran perabotan eletronik dan barang-barang lainnya yang rusak".
"Menurut Suci Meisya Dewi (Salah Satu Relawan yang turun  kelapangan yang membersamai Anak-anak Desa Cikembang) .Â
Kondisi masyarakat sudah di posko sudah ditempat yang aman jauh dari bangunan diposisikan dilapangan, buat relawan trauma Healingnya dilapangan dan waktu itu kebagian dianak anak kecil disana ada ibu-ibu dan anak-anak dari seumuran TK sampai SD, suci ini kebagian di anak-anak TK disitu Trauma Healing nya ngajakin buat nyanyi-nyanyi dan joget-joget dan anak-anak nya sangat antusias dan mereka udah paham bahwasanya relawan kesana bakalan ajakin mereka main dan dibantu sama orang tuanya, buat ngarahin dan mengikuti kegiatan tersebut."
Kami sebagai calon Konselor Islam memiliki peran penting dalam membimbing korban agar tidak larut dalam kesedihan dan ketakutan. Dengan membangun kesadaran bahwa setiap ujian yang diberikan Allah memiliki hikmah, diharapkan para korban dapat bangkit dan menjalani kehidupan dengan semangat yang baru.
Kejadian gempa bumi di Kertasari, Kabupaten Bandung, adalah salah satu dari banyak peristiwa alam yang mengingatkan kita akan pentingnya kesiapan dan kewaspadaan dalam menghadapi bencana.Â
Tetapi ini menjadi pengingat bagi masyarakat akan potensi gempa yang bisa terjadi kapan saja. Pemerintah dan masyarakat harus selalu bekerja sama dalam meningkatkan kesiapsiagaan untuk mengurangi risiko dan dampak yang ditimbulkan oleh gempa bumi di masa depan.
Layanan dukungan psikososial dan trauma release dalam bimbingan konseling Islam merupakan bentuk nyata kepedulian terhadap kesehatan mental dan spiritual korban gempa bumi di Kertasari, Kabupaten Bandung. Dengan memadukan pendekatan psikologis dan keagamaan, diharapkan korban dapat pulih secara holistik, baik dari sisi fisik, mental, maupun spiritual. Peran aktif pemerintah, organisasi masyarakat, dan lembaga keagamaan dalam menyediakan layanan ini sangat diperlukan agar proses pemulihan dapat berjalan optimal.