Mohon tunggu...
Renimaldini Putri
Renimaldini Putri Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Hanya ingin menulis, dan berharap suatu saat nanti bisa mencicipi stadion San Siro, berjumpa dengan seluruh punggawa AC Milan.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Pria 40' dengan 1 Juta Pesona

22 Juli 2011   03:26 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:29 327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Almost Forty… Itu adalah sebuah judul novel yang telah selesai saya baca. Cerita tentang seorang gadis bernama Natasya yang tinggal bersama mamanya–sementara sang papa sudah meninggal. Mama Natasya mencoba me-cover peran seorang ayah, sebagai tulang punggung keluarga dan figur seorang ayah, namun tidak bisa. Natasya memiliki seorang pacar bernama Adrian. Di dalam diri sang pacar, Natasya ternyata tidak menemukan figur papanya. Sang kekasih, ternyata egois, menang sendiri dan otoriter. Akhirnya, Natasya putus dengan Adrian karena tidak tahan dengan sikap pacar yang ingin menang sendiri itu. Namun, Natasya yang masih duduk di bangku SMA, bertemu dengan seorang bernama Pascal. Ada aura yang berbeda dalam diri Pascal. Pascal memiliki sifat ramah, tenang, menganyomi, dan membimbing. Dengan Pascal, Natasya bisa bermanja-manja dan bercerita apa saja. Dan dia yakin, Pascal adalah figur yang cocok menggantikan sang Papa. Blum cukup lama berhubungan, Natasya sudah sangat dekat dan nyaman dengan Pascal. Cinta pun di antara mereka. Hanya saja, Natasya harus berhadapan dengan sebuah realita. Realitas bahwa di tengah rasa cinta kepada Pascal, bahwa ada sebuah detail kecil yang terlupa. Bahwa, Pascal tidak hanya sebaik dan sesumparna sang Papa, tapi juga SEUMURAN PAPANYA. Kenapa saya menceritakan novel karya Cyntia Clarissa di atas dengan postingan yang akan saya tulis sekarang? Sekadar untuk berbagi dan verita, saya menerima telepon dari seseorang teman. Dia curhat tentang pria yang telah membuatnya jatuh cinta. Seorang teman/relasi kerja yang telah membuat dia terpesona. Pria itu sangat sempurna sebagai untuk dijadikan suami. ternyata, si cowok juga punya perasaan yang sama. Malahan dia mau ngajak teman saya itu nikah. Pria mapan, punya pekerjaan, baik, penyayang, tidak merokok dan rajin sholat lagi. Perempuan mana coba, yang akan menolak cowok seperti itu.

Tapi, ada masalah. Ternyata, pria itu sudah pernah berkeluarga dan punya anak 1. “Ngkus, dia itu duda. Aku baru tahu. Gimana kus, kenapa dia tidak jujur dari awal kalau dia pernah menikah,” begitu kata teman saya yang curhat dengan semangat ’45.

Setelah sekian lama berhubungan, pria ’40 itu mengaku bahwa dia sudah cerai dengan mantan istrinya. Awalnya, dia mau ngaku ke teman saya. Tapi, itu tidak dilakukannya, karena awalnya dia tidak tahu bakalan jatuh cinta ke teman saya tersebut. Ternyata, betul kata orang Jawa, (sory saya lupa, tapi kalau gak salah artinya, kalau lama-lama dan sering ketemu bisa-bisa jatuh cinta…).

“Ngkus, aku pusing. Kok dia baru mengaku sekarang. Kenapa bukan dari awal, Jadi aku kan bisa berpikir. Sekarang, saya jatuh cinta dengan pria ’40 itu,” ujar teman saya di ujung teleponnya.

Waduh, saya juga bingung, mau ngomong apa. Wow, teman saya jatuh cinta sama pria ’40 dan ternyata dia DUDA punya 1 anak??? Wow, benar-benar amazing. Teman saya bisa mengalami suatu sensasi dan riak-riak di dalam kehidupannya yang telah dewasa.

Aku dak bisa Ngkus. Dia kan Duda. Statusnya itu lho, Kus,” katanya lagi.

Pria ’40—Almost Forty—hampir mirip. Jatuh cinta dengan pria yang sepantaran dengan adik mama atau Om. Tapi, cinta itu memang aneh. Bisa datang kapan saja dan si Cupid memanah sasaran semau dia. Seperti teman saya ini.

Mengenai hal itu, saya cuma kasih masukan kalau benar-benar saling cinta dan pria ’40 itu bertanggung jawab ya, dilanjutkan. Tapi hal itu kembali kepada teman saya. Seperti yang dia bilang, menikah dengan DUDA??? Apa nanti yang akan dibilang kepada orang tua di kampung???

“Semua terserah kamu. Mau dilanjutkan atau tidak. Kalau aku cuma kasih masukan. Kalau itu yang terbaik kenapa tidak dicoba. Jodoh kan tidak tahu siapa. Jika Tuhan mentakdirkan kita bertemu dengan jodoh duda,ya mau gimana lagi,” kata saya yang memberi sedikit masukan dengan masalah yang dihadapinya.

Sebagai seorang perempuan, saya sangat mengerti dengan persoalan itu. Jika sekarang masalah itu, mampir di kehidupan saya, bakalan bingung juga. Di satu sisi pria itu baik, sopan, bertanggung jawan, penuh kasih sayang, santun kepada orangtua, rajin sholat dan tidak perokok—tapi di sisi lain di punya status duda.

Bagi saya sendiri, jika dia duda karena istrinya meninggal dunia mungkin masih bisa dipikirkan. Tapi, jika dia duda karena CERAI. Wow, itu harus dipikirkan 10000000x. Jangan-jangan nanti setelahdia menikahi kita bakal dicerai juga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun