Hasil penelitian yang dilakukan oleh Dartanto (4:2018), menjelaskan bahwa penerapan model analisis mikro simulasi CGE. Penelitian menunjukkan bahwa menghilangkan 25% subsidi bahan bakar minyak (BBM) berakibatkan angka kemiskinan mengalami peningkatan sebesar 0,259 poin presentase di Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa kemiskinan dipengaruhi oleh subsidi pada ekonomi negeri China, beberapa subsidi energi kadang kala mengakibatkan tujuan nasional menjadi diperlukan. Namun, adanya konflik yang muncul karena kenaikan harga energi dan masalah lingkungan yang muncul anatara subsidi energi, permintaan/penawaran energi dan perubahan iklim. Â Dartanto (dalam Lin & Jiang 2011), berpendapat bahwa subsidi energi mempunyai inflikasi yang penting dalam pembangunan berkelanjutan yang diperoleh dari efek penggunaan energi, efisiensi dan pilihan sumber bahan bakar.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pemerintah diharapkan lebih memperhatikan distribusi energi yang merata dan tepat sasaran. Tujuannya adalah memberikan manfaat subsidi energi yang ebih merata kepada masyarakat miskin dan tidak hanya berfokus pada pengurangan angka kemiskinan, tetapi juga bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan hidup orang miskin dimulai dari pendidikan, kesehatan dan distribusi pendapatan yang lebih merata. Namun, jika dianalisis lebih mendalam subsidi energi tidakmenjadi penybab utama kemiskinan melainkan masih banyak lagi faktor-faktor lain yang menjadi penyebabnya.
Referensi
Aidar, M. W. (2018). Pengaruh Subsidi Energi Terhadap Kemiskinan di Indonesia. Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM), Vol.3 No.3 Hlm.359-369.
Ismail, I. (2021, Maret 3). Accurate. Retrieved Agustus 19, 2021, from Accurate.id: https://accurate.id/ekonomi-keuangan/subsidi-adalah/
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). (n.d.). Retrieved Agustus 19, 2021, from https://kbbi.web.id/subsidi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H