"Kalau kamu bukan anak raja dan engkau bukan anak ulama besar, maka jadilah penulis". (iMAM GHAZALI)
Menulis adalah salah satu tekad untuk mengabadikan diri pada dunia. Dengan menulis, akan banyak sekali pengetahuan-pengetahuan yang tersebarkan. Hal tersebut akan menjadi amal jariyah bagi si penulis. Namun, kadangkala susah untuk menumbuhkan minat untuk menulis. Baik dari segi kebingungan menentukan apa yang akan ditulis, rasa malas, bosan, dan banyak hal lainnya.
Nah, Tere Liye yang merupakan salah satu penulis andalan Indonesia memberikan tips untuk menumbuhkan semangat menulis. Berikut penjelasannya:
1. Tulis Topik Apa Saja, Asal Sudut Pandangnya Berbeda
Seperti karya-karya hebat pada umumnya, sudut pandang yang unik dan spesial haruslah diperhatikan. Apabila sebuah karya, termasuk sebuah buku fiksi atau non-fiksi, tampak sama (umum) seperti kebanyakan buku-buku lainnya, maka tak ada keunikan yang menarik perhatian.
"Tema cinta itu ada cowoknya dan ada ceweknya, lalu ada orang ketiga, terus berantem. Tapi kenapa sebuah novel jadi istimewa, banyak pembacanya, bagus, dan bisa best seller? Itu karena sudut pandang yang unik dari pengarangnya. Jadi tugas kamu adalah menemukan sudut pandang yang berbeda," terang Tere Liye yang diamini para peserta.
2. Menulis Perlu "Mengisi Kepala" Terlebih Dahulu
"Sama seperti sebuah teko, jika teko tidak ada isinya, bagaimana cangkirnya bisa penuh? Tidak bisa! Karena itulah teko harus ada isinya," kata penulis best seller itu mencontohkan.
Tere Liye memberikan tips menulis soal konten atau materi, yang inspirasi atau idenya dapat kita ambil dengan membaca banyak buku dan melakukan perjalanan. Bagi kamu yang hobi traveling sambil membaca, menjadi penulis adalah cita-cita yang luar biasa.
Tere Liye juga menambahkan, bahwa dengan bertemu dan berbincang dengan orang-orang ketika dalam perjalanan, akan menambah inspirasi dan ide tulisan secara tak langsung. Terutama orang-orang bijak atau spesial. Karena dengan perjalanan, kita bisa mendapat pengetahuan baru.
3. Menulis Kalimat Pertama Tak Harus Banyak Berpikir
Bagi penulis best-seller ini, menulis kalimat atau paragraf pertama tak perlu banyak dipusingkan. Yang paling penting adalah melanjutkannya, dan sebagai tambahan, hapus kalimat atau paragraf pertama yang ditulis asal.
"Saya kalau menulis di paragraph awal itu asal-asalan saja. Nanti kalau sudah jadi beberapa paragraf panjang, baru saya hapus kalimat pertama tadi. Ini pernah saya lakukan dalam menulis novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu," ucap Tere Liye.
4. Gaya Bahasa Mengikuti Kebiasaan Menulis
Bagi Tere Liye, gaya bahasa juga tak perlu banyak dipikirkan. Selama kita rajin menulis secara konsisten, maka gaya bahasa akan terlatih dengan sendirinya.
"Soal gaya menulis itu terbentuk dengan sendirinya, kalau rajin menulis. Sedangkan kalau untuk menyelesaikan sebuah naskah novel, kalau memang mentok, bingung mau menulis apa lagi, ya, sudah tuliskan saja di bawah naskah itu TAMAT. Selesai sudah novel kamu. Novel Hapalan Sholat Delisa juga begitu. Bingung saya mau melanjutkan ceritanya ketika di halaman 50-an, ya, sudah saya ketik saja TAMAT," ucap Tere Liye membuat audiens tertawa.
5. Terus Menulis, secara Konsisten
Sama seperti tips menulis pada umumnya, satu-satunya yang meningkatkan keahlian dalam menulis adalah dengan terus menulis. Tere Liye memperkuat saran ini dengan pengalamannya ketika mengikuti seminar, dan membuktikan saran konsistensi ini dengan karya-karya best-seller-nya.
"Izinkan saya mengatakan ini kepada kalian semua. Karena saya dulu ketika mengikuti seminar menulis, saya tanya pada penulis itu, bagaimana menjadi seorang penulis yang hebat? Jawabannya adalah latihan... latihan... dan latihan. Maka sekarang pun saya katakan lagi pada kalian, latihan... latihan... latihannn," pesan Tereliye.
Dari kelima tips tersebut, semoga senantiasa mampu membangun semangat menulis bagi seluruh penulis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H