Disaat aku sudah tidak menyediakan air minum gratis tiba-tiba ada bapak-bapak yang biasanya mampir ke toko untuk mengambil minum. " Toyone nopo mpun telas mbak? yang artinya airnya apa sudah habis mbak? tanya si bapak.Â
Segera aku sodorkan air mineral yang kusimpan disamping etalase toko. Biasanya si bapak langsung pergi setelah mengucapkan terimakasih, namun kali ini tidak, seakan ia mengerti kerisauan hatiku. "Alam e soyo angel mbak, wong tani neng kene wes telu musim gak tau panen, akeh seng moro-moro keno struk" artinya alam semakin susah diprediksi, petani di daerah sini sudah tiga kali musim gagal panen, banyak yang tiba-tiba terkena struk.Â
Perkataan si bapak membuatku terdiam beberapa saat, setelah dipiki-pikir mayoritas penduduk daerah sini memang berprofesi sebagai petani.
Jika dilogika secara ilmu ekonomi, Â semakin menurunnya pendapatan seseorang maka daya beli juga akan semakin menurun.Â
Toko yang sepi pembeli bisa saja karena petani gagal panen, bukan karena aku kurang bersedekah. Seketika aku meringis tak bersuara, si bapak berlalu sambil mengucapkan sehat-sehat terus mbaknya, terimakasih minumnya dalam bahasa jawa.
Setelah kejadian ini tokoku berangsur ramai, bukannya senang aku malah terheran-heran. Kenapa tiba-tiba jadi seramai ini?ucapku dalam hati. Seketika aku teringat kejadian tadi pagi, ada kucing liar didepan toko, badannya kurus, Â berbulu kusut dan jalannya sedikit pincang.Â
Kucing itu terlihat gelisah, mondar mandir sambil mengeong melihat kearahku. Kebetulan menu sarapan hari ini lauknya ikan asin plus sambal terong. Tanpa basa-basi aku berbagi makanan dengan kucing tersebut.
Tanpa sengaja aku berucap dalam hati, mendoakan kucing tersebut agar selalu sehat, semoga dipertemukan dengan orang-orang baik yang ikhlas memberikan makanan untuknya. Ayahku pernah bilang, doa yang baik akan kembali kepada yang mendoakan.
Bodohnya aku yang menganggap bahwa rezeki itu hanya berupa materi, padahal badan sehat juga termasuk rejeki yang luar biasa. Niatku bersedekah saja yang kurang tapat, aku bersedekah semata-mata agar tokoku ramai pembeli.Â
Ternyata butuh proses yang panjang agar aku mengerti makna dari sedekah pembuka pintu rejeki. Kira-kira seperti itulah secuil kisah saya soal sedekah pembuka pintu rezeki,semoga bermanfaat ya. Terimakasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H