Bungsuku,
kau yang paling membuat dada ibumu bergemuruh tak beraturan.
kau yang paling membuat ibumu kelelahan.
kau yang paling membuat emosi ibumu tak terkendalikan.
Melihat isi kamarmu yang awur-awur,
Pakaian kotormu dan yang bersih tercampur baur,
Sepreimu yang sering kali sudah tidak terpasang di kasur,
Bantalmu, gulingmu, selimutmu, dilantai berhambur-hambur,
Canvasmu, catmu, kuasmu mewarnai meja besar dan kecilmu,
Pensil warnamu, krayonmu, mudah sekali tidak utuh,
Belum lagi bekas makanan dan minumanmu,
Membuat kamarmu seperti ruangan lusuh.
kamulah yang membuat ibumu banyak belajar,
kamulah yang membuat ibumu banyak istighfar,
kamulah yang paling membuat ibumu berusaha menjadi sabar.
Melihatmu berusaha untuk memperbaiki sholatmu,
Sesungguhnya itu yang membuat hati ini lebih mencintaimu,
Tembok yang penuh dengan tempelan lukisanmu,
Mengingatkanku inilah duniamu.
Bungsuku,
I love you.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H