Selama beberapa minggu berikutnya, Ahmad, Rama, dan Bagas menghabiskan hari-hari mereka bersama. Mereka sering pergi ke masjid untuk berbuka puasa dan salat Bersama. Menjelang Idul Fitri, Ahmad dan teman-temannya semakin bersemangat. Mereka membuat rencana untuk bertemu pagi-pagi sekali di hari Idul Fitri untuk pergi ke masjid untuk salat Idul Fitri, dilanjutkan dengan berkeliling kampung besar bersama teman yang lain.
Suatu hari, ketika mereka sedang bermain bersama, Bagas bertanya kepada Ahmad dan teman-temannya, "Seperti apa Lebaran di Indonesia? Di Korea, kami memiliki hari raya serupa yang disebut Chuseok, tapi aku tidak yakin apakah itu sama."
Ahmad menjawab, "Saat Idul Fitri, kami melakukan salat Idul Fitri di masjid di pagi hari, lalu kami mengunjungi teman dan keluarga untuk berbagi makanan dan hadiah. Ini adalah waktu bagi kami untuk berkumpul dan merayakan akhir Ramadan."
Bagas tampak terpesona dan bertanya, "Wow, kedengarannya luar biasa! Makanan apa yang kamu makan?"
Teman Ahmad, Rama, menimpali, "Kami makan semua jenis makanan lezat saat Idul Fitri! Ada ketupat, rendang, opor ayam, dan masih banyak lagi. Benar-benar sebuah pesta!"
Ahmad menambahkan, "Setelah bermaaf-maafan di rumah, kami akan keliling untuk silaturahmi sekaligus dapat angppaaaau, hahahhaha" Ahmad tertawa Bahagia diikuti oleh Rama yang juga tak kalah senangnya.
"Aku jadi ingin cepat-cepat lebaran deh." Canda Rama.
Bagas menimpali "Di Korea, Idul Fitri bukanlah hari libur nasional, jadi kami masih harus pergi ke sekolah atau bekerja. Tapi kami tetap berusaha memanfaatkan hari itu sebaik mungkin dengan pergi ke masjid yang jaraknya cukup jauh untuk salat Idul fitri dan menghabiskan waktu bersama muslim lain yang jumlahnya tidak begitu banyak."
Rama memberikan komen "Itu sangat berbeda dengan di sini. Di Indonesia, kami mendapat libur satu hari penuh untuk merayakan Idul Fitri bersama keluarga."
Ahmad melanjutkan "Ya, dan kami bisa makan berbagai macam makanan lezat seperti ketupat, rendang, dan opor ayam. Kalau di Korea, apa yang kamu makan saat Idul Fitri, Ali?"
"Kami juga makan ketupat, dan opor ayam. Kalau rendang agak jarang karena harga daging sapi sangat mahal di Korea. Terkadang ada juga yang biasanya menyediakan makanan Korea seperti kimchi dan bibimbap. Tapi keluargaku juga akan membuat hidangan khusus seperti samgyetang, yang merupakan sup ayam tradisional Korea." Bagas menjelaskan.
"Kedengarannya menarik. Apakah kamu rindu merayakan Idul Fitri di Korea?" tanya Rama.
Bagas menjawab "Ya, tentu saja. Tapi aku juga senang berada di sini di Indonesia dan merasakan cara yang berbeda dalam merayakan Idul Fitri. Sangat menyenangkan menjadi bagian dari komunitas yang hangat dan ramah."
"Kami senang kamu ada di sini bersama kami, Bagas." ujar Ahmad
*****
Selang beberapa hari, saat Idul Fitri pun tiba, Ahmad, Rama, dan Bagas seperti yang sudah dijanjikan, bangun lebih awal dan pergi ke masjid untuk salat Idul Fitri. Mereka sudah bangun sebelum matahari terbit, mengenakan pakaian terbaik mereka dan siap berangkat. Mereka berjalan bersama menuju ke masjid, di mana mereka bergabung dengan sekelompok besar orang untuk salat Idul Fitri. Setelah salat, mereka saling berpelukan dan mengucapkan "Selamat Idul Fitri!"
Sesudah sholat, mereka kembali ke rumah masing-masing untuk melakukan ritual lebaran dengan keluarga. Ahmad meminta maaf pada kedua orang tuanya juga dengan kakak perempuannya. Setelah itu, sesuai perjanjian Bersama, Ahmad dan teman-temannya pergi ke rumah tetangga mereka, di mana mereka disambut hangat dan senyuman. Para tetangga menawarkan mereka beberapa makanan, permen dan memberi mereka sejumlah uang sebagai hadiah Idul Fitri.
Di perjalanan menuju rumah tetangga sekitar, terlihat anak-anak tertawa dan bercanda satu sama lain, memamerkan baju lebaran baru mereka dan menikmati suasana Idul Fitri yang meriah. Mereka mengetuk pintu dan disambut dengan pelukan dan senyuman hangat dari para tetangga.
Saat mereka meninggalkan rumah tetangga, Bagas menoleh ke arah Ahmad dan berkata, "Ini adalah tradisi yang indah. Aku sangat senang menjadi bagian dari tradisi ini."
Ahmad tersenyum dan menjawab, "Aku juga, Bagas. Idul Fitri adalah waktu untuk keluarga, teman, dan komunitas. Ini adalah waktu untuk berkumpul bersama dan merayakan berkah."
"Aku suka sekali, Ahmad. Terima kasih sudah mengajakku dan membuat aku merasa seperti di rumah sendiri di Jakarta." Tutur Bagas.
Ketiga anak itu pun melanjutkan perjalanan mereka dengan sukacita dengan penuh harap bahwa mereka akan bertemu dengan Ramadhan dan Idul fitri selanjutnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H