Perkembangan teknologi tentunya mengubah segala aspek kehidupan termasuk pada bidang jurnalistik. Perubahan tersebut jelas terlihat pada bentuk produk jurnalistik, pola konsumsi audiens, serta skill yang harus dimiliki dari seorang jurnalis masa kini.
Pada awalnya, dunia jurnalistik tidak memprepediksi bahwa perkembangan teknologi akan mengubah cara media dalam membuat beritanya. Â Mereka juga tidak memprediksi bahwa alat-alat digital dapat membantu para jurnalis untuk lebih leluasa dalam menuliskan informasi yang mereka tulis atau dibuat, sehingga dapat memperlengkap data yang mereka punya.
"You need digital skills, but you also need the ability to think digitally" --Jonathan Landman
Berawal Dari Kemunculan Internet
Hampir seperempat populasi manusia di dunia telah terhubung dengan internet, dan dalam perkembangannya, setiap tahun ada 200 juta orang bergabung dalam revolusi yang terjadi di dunia daring.
Google mengatakan bahwa internet adalah sarana penunjang komunikasi yang paling cepat berkembang. Pada tahun 1983, ketika internet sudah dapat diakses secara umum, sudah ada 400 server di sana (dalam The Future of Journalism). Sekarang, sudah ada lebih dari 600 juta server di dunia.
Perkembangan internet ini tidak dapat dihindari, sehingga sebagai pekerja media, apabila kita tidak bisa bekerja dengan multiplatform, maka kita akan tergerus arus dan ditinggalkan karena dianggap sudah tidak relevan.
Dari riset yang telah BBC lakukan di Inggris kepada anak muda (antara 11 -- 30 tahun), 74%-nya lebih memilih untuk tidak memiliki televisi dibanding kehilangan internet. Maka dari itu, potensi media daring sudah semakin tinggi dan tidak dapat dihindari.
Tantangan dan Keterampilan Khusus
Pada umumnya, para pekerja media seperti editor dan jurnalis merasa tertantang secara teknis untuk berubah menjadi jurnalisme multiplaform. Charles Arthur, editor The Guardians mengatakan bahwa para pekerja media harus meluangkan waktu mereka untuk belajar koding/program komputer. Intinya, jurnalis di masa depan harus memiliki keterampilan khusus untuk menguasai medium yang mendukung pemberitaan mereka.
Perkembangan ini pun harus menuntut perusahaan media untuk memperjelas pencapaian mereka dalam jurnalisme multiplatform. Hormati dan pergunakan teknologinya sehingga memiliki manfaat untuk mengembangkan media, tidak sekedar memiliki alatnya tanpa mengetahui cara membuat sebuah kisah menjadi lengkap dan menarik bagi audiens.
Apabila dalam situasi mendesak harus segara mengirimkan informasi, perusahaan juga bisa memanfaatkan media sosial agar dapat menghalau audiens secara cepat dan dengan jangkauan yang luas. Strategi yang baik adalah dengan cara mengetahui potensi para pekerja media dan menambahkan tim multimedia dalam struktur ruang redaksi.