Mohon tunggu...
Reni AyuningtyasWidiastuti
Reni AyuningtyasWidiastuti Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

FISIP UAJY

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Multimedia, Media Interaktif

9 Februari 2020   00:51 Diperbarui: 9 Februari 2020   14:27 609
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada dasarnya, 'multimedia' dapat diartikan sebagai beberapa kombinasi dari gambar, video, suara, grafis, dan teks untuk memproduksi sebuah konten. Multimedia juga biasa disebut sebagai 'cross media' (persilangan media) , 'transmedia' (lintas media), dan 'mixed media' (gabungan media). 

Fenomena multimedia ini bukan berarti "konvergensi" dari segala bentuk media menjadi satu, atau produksi media baru untuk menggantikan lainnya. Namun, multimedia berfungsi untuk melengkapi dan mendukung sebuah cerita atau berita. Produksi multimedia dari suatu berita akan saling berhubungan.

Multimedia juga bisa diartikan sebagai media yang interaktif. Hal ini diutarakan oleh Robyn Tomlin, salah satu editor di Digital First Media (dalam McAdams, 2014), yang mengkarakteristikan kata 'interaktif' sebagai data liputan, aplikasi berbasis data, dan aplikasi baru lainnya yang mendukung serta membantu pembaca untuk memahami cerita yang ingin disampaikan.

"Aku akan lebih memilih kata 'video' dan 'iteraktif' "  -Robyn Tomlin

Maka, multimedia kemudian dibagi menjadi dua kategori, yaitu linear dan non-linear. 

Konten multimedia linear berarti konten tanpa kontrol navigasi dari penonton, misalnya tayangan bioskop. Sedangkan konten multimedia non-linear merupakan konten yang memberikan navigasi kepada penggunanya untuk berinteraksi, sehingga penggunapun dapat mengontrol kemajuan teknologi berbasis komputer (multimedia interaktif). Dengan kata lain, multimedia non-linear merupakan konten dari hypermedia.

Produk multimedia sebagai media interaktif sebagai contohnya adalah projek yang diproduksi oleh New York Times, Snow Fall (2012), yang menggabungkan video, gambar animasi, peta, suara, serta tayangan slide foto dengan cerita yang dijabarkan dalam bentuk teks sejumlah 1.700 kata (dalam McAdams, 2014). 

Tidak mengherankan pada saat itu, projek Snow Fall amat dipuji dan menjadi produk ambisius New York Times.

Awalnya, istilah 'multimedia' dikembangkan dari produk fotografi jurnalistik yang mulai memanfaatkan media digital. Dari gambar diam menjadi gambar bergerak sehingga menghasilkan sinema dalam fotografi. Sinema dalam fotografi ini kemudian dikembangkan lagi dan menjadi film.

Gambar bergerak atau slideshow pertama ditampilkan menggunakan sebuah alat pendukung, yang dulu disebut sebagai lentera ajaib. Perkembangan selanjutnya pada tahun 1980-an, slideshow ini sudah dapat mengeluarkan suara seperti musik. Maka dapat disimpulkan, 'multimedia' merupakan percampuran dari berbagai bentuk media (foto, video, suara) yang saling mendukung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun