Banyak sudut pandang yang dipakai sutradara dalam menyampaikan pesan film. Mengingat, figur seorang sejarawan selalu ramai diperbincangkan oleh khalayak lintas generasi. Film Sutat Cinta Untuk Kartini misalnya, perempuan pembela emansipasi wanita dalam film ini divisualkan sebagai tokoh yang memperjuangkan pendidikan untuk anak–anak terkhusus pada perempuan.Â
Tidak semerta berbicara mengenai perjuangan, sentuhan cerita cinta juga dibingkai dengan kemunculan seorang tokoh pengirim surat yang merasa jatuh hati pada Kartini.Â
Bingkaian kisah cinta tukang pengirim surat merupakan gawean fiktif yang dikemas oleh Azhar Kinoi Lubis dalam menggambarkan sosok Kartini secara utuh pada film.Â
Jika dalam karya sastra kita mengenal istilah Metafor, dalam film ini Lubis mencoba menggunakan sentuhan teknik tersebut dengan cara memapaparkan cerita utama dengan tidak langsung. Namun melalui cerita fiktif, daya tarik naratif film ini menjadi kuat, bahwasannya ada bumbu–bumbu yang sengaja ditambahkan tanpa berusaha mengalihkan benang merah cerita kehidupan seorang Kartini yang sebenarya.
Selain sosok Kartini, ketika mendengar nama seorang Ahmad Dahlan, masyarakat mungkin hanya mengenal sosoknya pada buku–buku sejarah dan pembelajaran di sekolah, di mana sebagian besar stereotype tokoh pejuang dibentuk. Film Sang Pencerah 2010, lebih lengkap menceritakan sosok Ahmad Dahlan yang dalam perjalannanya membawa pengetahuan baru sebagai pembalajaran ilmu agama, merepresentasikan perjuangan seorang tokoh kiyai di era perjuangan bangsa.Â
Banyak penentangan–penentangan yang diterima Ahmad Dahlan dalam film tersebut, disebut sebagai ustad kafir karena telah berani membawa kebudayaan barat masuk kedalam agama islam. Pada film Sang Pencerah ini Hanung Bramantyo mencoba menggambarakan secara utuh sosok Ahmad Dahlan dalam segala bentuk perilaku, penampilan, dan atribut yang digunakan, sehingga terbentuk karakter seorang tokoh berwibawa dan bijaksana dalam menghadapi segala konflik yang terjadi pada dirinya.
Konsep From Zero to Hero
Pada bagian kedua, ialah pada konsep From Zero to Hero, dimana sebelum muncul di film, identitas tidak akan diketahui oleh publik. Namun, berkat kemunculannya pada film, tokoh–tokoh tersebut seolah–olah menjadi selebritis dadakan yang namanya banyak dikenal oleh masyarakat serta dinilai menjadi sosok panutan.Â
Representasi wujud seorang gadis yang berjuang mempertahankan kehidupan dan pendidikan di Negara Malaysia dituturkan secara apik dalam penggarapan Film Merry Riana. Film yang dijuluki sebagai mimpi sejuta dolar tersebut diadaptasi dari cerita novel kehidupan seorang gadis muda asal Indonesia yang sukses menjadi milyarder karena berhasil mengadu nasib di Negara Malaysia.
Selain Merry Riana ada pula film Athirah, Athirah mucul sebagai wujud perjuangan sosok wanita bugis dalam mempertahankan adat dan keutuhan keluarganya. Disini kemunculan film Athirah juga banyak disorot oleh publik, mengingat Athirah adalah ibu kandung dari Wakil Presiden Indonesia Yusuf Kalla.Â
Hubungan yang erat dengan tokoh penting di Indonesia membuat film Athirah termaknai sebagai film yang sengaja dihadirkan untuk membangun citra dari keluarga Yusuf Kalla. Namun tak dapat diremehkan, kiprah film Athirah mampu menyaingi film layar lebar lain dalam ajang Festival Film Indonesia FFI sebagai film terbaik, pemeran utama wanita terbaik, penata artistik terbaik, piñata busana terbaik, dan penulis skenario adaptasi terbaik.