Mohon tunggu...
Reni Anggraeni
Reni Anggraeni Mohon Tunggu... Guru - guru

hanyalah seoang guru biasa yang berusaha menjadi lebih baik.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Penerapan Model Problem Based Learning Metode Diskusi dan Media Uang Peraga Beraksara Jawa

29 November 2022   11:36 Diperbarui: 29 November 2022   11:48 501
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kondisi yang menjadi latar belakang dari best practice ini adalah rendahnya motivasi peserta didik dalam pembelajaran bahasa Jawa khususnya materi aksara Jawa. Peserta didik kurang antusias dan kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran. Peserta didik kurang melakukan latihan menulis aksara Jawa. Pembelajaran masih berpusat pada guru. Guru tidak menyiapkan perangkat pembelajaran meliput RPP, Bahan Ajar, Media, LKPD, Instrumen Evaluasi, Kisi-kisi dan rubrik penilaian, model dan metode pembelajaran yang inovatif.

Kajian literatur dan kajian wawancara tantangan yang menjadi penyebab rendahnya kemampuan peserta didik menulis aksara Jawa dalam materi aksara angka adalah rendahnya motivasi peserta didik dalam pembelajaran bahasa Jawa. 

Peserta didik terkesan kurang antusias dan kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran, peserta didik menganggap aksara Jawa itu ketinggalan zaman, peserta didik kurang dalam latihan menulis aksara Jawa. Pembelajaran masih berpusat pada guru dengan memfokuskan pembelajaran dengan metode ceramah. Guru menerapkan pembalajaran yang monoton dan kurang memanfaatkan media sehingga membuat antusias siswa kurang.

Terdapat beberapa langkah yang harus dilakukan oleh guru dalam menghadapi tantangan tersebut yaitu dengan pemilihan media pembelajaran, pemilihan model pembelajaran, dan meningkatkan motivasi peserta didik. Strategi yang dilakukan dalam menerapkan katiga langkah di atas adalah dengan memilih media pembelajaran yang sesuai dengan karakter peserta didik dan materi, dalam hal ini dipilih media uang peraga beraksara Jawa, power point dan quizizz. 

Sedangkan strategi yang dilakukan guru dalam menentukan model pembelajaran ini adalah memahami karakteristik peserta didik dan karakteristik materi, sehingga terpilih model pembelajaran Problem Based Learning. Strategi terakhir yang dilakukan guru dalam meningkatkan motivasi peserta didik adalah dengan merancang pembelajaran yang berpusat pada peserta didik yang dituangkan dalam bentuk modul ajar yang menarik dan menempatkan peserta didik sebagai pusat dari pembelajaran.

Proses yang sudah dilakukan oleh guru dalam penerapan praktik ini adalah menuangkan media, model pembelajaran dan motivasi peserta didik dalam satu rancangan pembelajaran yang terpadu, didalamnya mencakup solusi atas tantangan tersebut. Dari modul ajar  yang sudah dikembangkan tadi diaplikasikan dalam praktek pembelajaran di kelas. Berikut ini proses pembelajaran yang sudah saya laksanakan dengan materi aksara angka pada keterampilan membaca dan menulis. 

Pembelajaran diawali dengan pendahuluan dengan peserta didik merespon  salam pembuka dari guru, berdoa bersama untuk memulai pembelajaran,peserta didik menerima informasi kompetensi, materi, tujuan, manfaat, dan langkah-langkah  pembelajaran yang akan dilaksanakan dan peserta didik melaksanakan tanya jawab bersama guru. Dengan dibetrikan pertanyaan pematik mengenai aksara angka.

Kegiatan inti, Orientasi Peserta didik Pada Masalah Peserta didik menyimak penjelasan dari guru tentang tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan. (Saintifik-Mengamati, PPP-Mandiri), Peserta didik bertanya jawab dengan guru tentang fenomena yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari berkaitan dengan aksara Jawa. (Saintifik-Menanya, PPP-Bernalar Kritis),Peserta didik menyaksikan dan menanggapi tampilan video interaktif tentang angka Jawa yang disajikan oleh guru melalui LCD Proyektor. (4C-Berfikir Kritis) kemudian peserta didik diberikan tes berupa mengerjakan LKPD di Quizizz dengan individu. 

Mengorganisasi Peserta didik Untuk Belajar dengan membagi peserta didik menjadi enam kelompok, kemudian menganalisis contoh daftar belanjaan yang ditulis menggunakan aksara Jawa dan angka Jawa yang telah diberikan oleh Guru. (Saintifik-Mengamati), Peserta didik bertanya jawab dengan guru tentang penulisan angka Jawa pada contoh daftar belanjaan yang telah dianalisis. (4C-Komunikasi, Saintifik-Menanya). 

Membimbing Pengalaman Individual/Kelompok.Peserta didik diberikan modal uang peraga angka Jawa senilai 1 juta yang ditulis menggunakan angka Jawa, peserta didik mengidentifikasi kebutuhan belanja kelompok beserta perkiraan anggaran biayanya. (4C-berfikir Kritis, Saintifik-Menalar), peserta didik menulis daftar anggaran belanja tersebut menggunakan aksara Jawa dan angka Jawa. (Saintifik-Mencoba, PPP-Kreatif), peserta didik praktik belanja antar kelompok menggunakan uang peraga. Mengembangkan dan Menyajikan Hasil Karya. Peserta didik merekap hasil sisa uang modal yang telah dibelanjakan. (Saintifik-Menalar), Peserta didik menyajikan daftar anggaran belanja, laporan jumlah uang yang dibelanjakan, dan sisa uang modal yang masih dimiliki. (Saintifik-Mempresentasikan). 

Menganalisis dan Mengevaluasi Proses Pemecahan Masalah. Peserta didik bersama guru melaksanakan evaluasi tentang proses pembelajaran yang telah dilaksanakan. (4C-Berfikir Kritis). Kegiatan Penutup. Peserta didik diberikan kesempatan untuk menanyakan tentang hal terkait materi yang masih dibingungkan.Peserta didik menerima penjelasan untuk pertemuan selanjutnya. Peserta didik merespon salam penutup dari guru.

Dampak dari aksi langkah-langkah yang dilaksanakan sangat efektif untuk dilaksanakan. Peserta didik senang dengan media, model, metode dan pendekatan pembelajaran yang dipilih oleh guru. Peserta didik tidak bosan dalam kegiatan pembelajaran karena tidak monoton mendengarkan ceramah guru. Media uang peraga beraksara Jawa, power point, dan quizizz menjadikan pembelajaran bahasa Jawa materi aksara angka lebih menarik perhatian siswa, sehingga menambah motivasi belajar peserta didik. 

Diskusi antar teman sebaya memberi ruang kepada peserta didik untuk bisa lebih aktif dan berperan dalam Kegiatan Belajar Mengajar. Capaian nilai siswa juga menunjukkan hasil yang positif, sebelum dilaksanakan langkah-langkah aksi di atas tingkat keberhasilan siswa mencapai KKM yaitu 75, hanya 12 siswa atau 33 % dari jumlah peserta didik dikelas praktik sebanyak 36 siswa. 

Setelah dilaksanakan aksi capaian siswa bisa mencapai 32 siswa atau 88% dengan nilai variatif antara 80 sampai 95 dengan rician nilai 80 sebanyak 6 siswa, nilai 85 sebanyak 22, nilai 90 sebanyak 2 siswa, nilai 95 sebanyak 2 siswa. Hal ini menunjukkan bahwa langkah-langkah aksi yeng dilakukan dalam praktik pembelajaran ini efektif dilakukan. 

Respon orang lain terhadap strategi yang dilakukan adalah sangat positif terutama dari kepala sekolah dan guru sebagai teman sejawat mengapresiasi langkah-langkah pembelajaran yang sudah saya laksanakan, dan memberi motivasi kepada guru-guru lain untuk membuat pembelajaran dengan model problem based learning, metode diskusi, pendekatan saintifik, dan media yang sesuai untuk menarik perhatian dan memotivasi peserta didik.

Faktor keberhasilan strategi yang dilaksanakan adalah persiapan guru dalam membuat perangkat pembelajaran, pemilihan media, model, metode, dan pendekatan yang tepat dalam pembelajaran serta dukungan dari siswa, kepala sekolah, rekan sejawat dan tenaga kependidikan.

Pembelajaran dari keseluruhan proses yang sudah dilakukan adalah bahwa untuk mencapai satu tujuan pembelajaran diperlukan satu usaha yang keras dari guru untuk bisa menyiapkan perangkat pembelajaran yang menarik dengan berpusat pada siswa, selain itu pemilihan media, model, metode, dan pendekatan pembelajaran yang inovatif dan kreatif yang sangat mendukung keberhasilan tujuan pembelajaran. Tidak kalah penting juga dukungan dari seluruh warga sekolah meliputi kepala sekolah, teman sejawat, siswa dan tenaga kependidikan serta yang terakhir adalah dukungan sarana prasarana sekolah juga menjadi faktor utama pendukung keberhasilan tercapainya tujun pembelajaran di sekolah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun