Mohon tunggu...
Reni Anggraini
Reni Anggraini Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi

Peserta KKN DR-171 Prodi : PAI Fakultas : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, Medan DPL : Bapak Fatkhur Rahman,M.A

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Modernisasi Pendidikan Islam menurut Fazlur Rahman

19 Agustus 2020   08:48 Diperbarui: 19 Agustus 2020   08:49 514
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Manusia tercipta sebagai makhluk yang berakal, untuk itu dalam hal ini tentunya manusia tidak akan lepas dari yang namanya ilmu pengetahuan. Hal tersebut juga merupakan sesuatu yang sudah lama melekat pada diri manusia, sejak dalam kandungan hingga kematian datang. 

Adapun dalam agama islam ilmu pengetahuan memiliki kedudukan yang sangat penting, hal ini dapat kita lihat dalam berbagai firman Allah Azza Wajalla maupun hadits-hadits Rasululullah Saw yang menerangkan tentang keutamaan bagi orang yang menuntut ilmu. Salah satunya ialah orag yang berilmu akan diangkat derajatnya beberapa derajat oleh Allah Azza Wajalla.

Hal tersebutlah yang mendorong manusia berlomba-lomba dalam menuntut ilmu maupun mengenyam dunia pendidikan. terjadilah desakan yang begitu hebat oleh penetrasi barat terhadap dunia islamyang membuat umat islam membuka mata dan menyadari betapa mundurnya umat islam saat itu jika dihadapkan dengan kemajuan barat. Untuk mengobati kemunduran umat islam tersebut, maka pada abad ke-20 mulailah diadakan usaha-usaha pembaharuan dalam segala bidang termasuk bidang pendidikan.

1. Definisi Modernisasi

Menurut KBBI (1989:589), secara bahasa "modernisasi" berasal dari kata "Modern" yang berarti terbaru, mutakhir, sikap dan cara berfikir sesuai dengan perkembangan zaman. Kemudian berimbuhan "sasi" yakni "modernisasi" sehingga memiliki makna suatu proses pergeseran sikap dan mentalitas sebagai warga masyarakat untuk bisa hidup sesuai dengan perkembangan zaman.

2. Ciri-Ciri Modernisasi

Samuel Huntingthon sebagaimana di kutip oleh Wahyu (2009:52-53) mengungkapkan ada beberapa ciri pokok dari modernisasi, yaitu:

1. Modernisasi merupakan proses bertahap

2. Modernisasi juga dapat dikatakan sebagai proses homogenisasi. Dalam hal ini dikatakan bahwa sesuai dengan perkembangan waktu setiap manusia akan memiliki kemiripan satu dengan lain.  

3. Modernisasi terkadang terwujud dalam bentuk aslinya yaitu Eropanisasi atau Amerikanisasi.

4. Modernisasi dilihat sebagai proses yang tidak bergerak mundur. Ketika sudah terjadi kontak antara negara Barat, negara Dunia Ketiga tidak akan mampu menolak upaya modernisasi.  

5. Modernisasi merupakan perubahan progresif. Dalam jangka panjang modernisasi dilihat sebagai sesuatu yang diperlukan dan diinginkan.  

6. Modernisasi memerlukan waktu panjang. Modernisasi dilihat sebagai proses evalusioner dan bukan perubahan revolusioner sehingga diperlukan waktu sangat lama untuk sampai pada tahapan akhir.

3. Syarat-syarat Modernisasi Secara Umum

Soerjono Soekanto (2008:275), mengemukakan ada beberapa syarat yang harus ada pada suatu modernisasi antara lain:

1. Cara berfikir ilmiah (scientific thinking)  

2. Sistem administrasi negara yang baik, yang benar-benar mewujudkan bureaucracy.

3. Adanya sistem pengumpulan data yang baik dan teratur yang terpusat pada suatu lembaga atau badan tertentu. Hal ini memerlukan penelitian yang kontinu, agar data termaksud tidak tertinggal.

4.Penciptaan iklim yang baik dari masyarakat terhadap modernisasi dengan cara penggunaan alat-alat komunikasi massa. Hal ini harus dilakukan tahap demi tahap, karena banyak sangkut pautnya dengan sistim kepercayaan masyarakat.

5. Tingkat organisasi yang tinggi, yang di satu fihak berarti disiplin, sedangkan di lain fihak berarti pengurangan kemerdekaan.

6. Sentralisasi wewenang dalam pelaksanaan dari perencanaan sosial(social planning). Apabila hal itu tidak dilakukan, maka perencanaan akan terpengaruh oleh kekuatan-kekuatan dari kepentingan-kepentingan yang ingin merubah perencanaan tersebut demi kepentingan suatu golongan kecil dalam masyarakat.

4. Pandangan Fazlur Rahman

Fazlur rahman memperkenalkan gagasan-gagasan atas modernisasi pendidikan Islam yang terbagi menjadi lima bidang yaitu tujuan pendidikan, sistem pendidikan, anak didik, pendidik, dan sarana prasarana. Kelima bidang tersebut menjadi titik pembahasan yang diperhatikan oleh Fazlur rahman. Tujuan pendidikan yang hanya berorientasi kepada kehidupan akhirat dan bersifat defensif.

Untuk mengatasi problem ini Fazlur mengemukakan tiga hal yang harus dilakukan yaitu mengorientasikan tujuan pendidikan Islam kepada kehidupan akhirat dan kehidupan dunia serta dari al-Qur'an, menghilangkan beban psikologis umat Islam dalam menghadapi Barat, dan menghilangkan sikap negatif terhadap ilmu pengetahuan.

Adapun perkembangan pemikiran dan karya-karya Fazlur Rahman dapat diklasifikasikan ke dalam tiga periode, yaitu periode pembentukan (formasi), periode perkembangan, dan periode kematangan. Kajian yang lebih mendalam mengenai pemikiran dan karya-karyanya dari masing-masing periode itu adalah sebagai berikut. Pertama, periode pembentukan.


Adapun Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwasanya   bahwa pendidikan Islam di era modern ini masih dihadapkan pada beberapa permasalah yang penting. 

Antara lain, yaitu: tujuan pendidikan yang sulit untuk digapai; dikotomi sistem pendidikan; rendahnya kualitas anak didik dengan lahirnya anak didik yang terpecahbelah dalam keilmuan, bukan anak didik yang mempunyai komitmen yang utuh terhadap keilmuan serta spiritual yang mendalam tentang Islam; sulitnya mendapatkan pendidik yang berkualitas, profesional dan kreatif; terbatas atau minimnya literasiliterasi yang tersedia di perpustakaan.

Beban psikologis umat Islam dalam menghadapi Barat telah menyebabkan tujuan pendidikan Islam tidak diarahkan kepada tujuan yang positif. Tujuan pendidikan Islam hanya berorientasi kepada kehidupan akherat semata dan bersifat defensif terhadap ilmu pengetahuan. Untuk mengatasi ini menurut Rahman ada tiga usaha yang harus dilakukan: Pertama, mengorientasikan tujuan Pendidikan Islam kepada kehidupan dunia dan akherat sekaligus dan bersumber dari al-Qur'an. Kedua, menghilangkan beban psikologis umat Islam dalam menghadapi Barat. Ketiga, menghilangkan sikap negatif terhadap ilmu pengetahuan.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun