Lahan tidur yang belum dimanfaatkan secara maksimal dibeberapa wilayah di Kalimantan Tengah. Salah satunya berada di wilayah desa Timpah Kecamatan Timpah Kabupaten Kapuas Kalimantan Tengah.Â
Bila musim kemarau tiba lahan tidur mudah sekali terbakar karena tersedianya agregat-agregat yang mudah terbakar seperti biomassa.Â
Sebagian masyarakat sudah melakukan sudah memanfaat lahan tidur tersebut dengan menanam jenis tanaman perkebunan salah satu karet.Â
Pertumbuhan karet yang tidak optimal karena pemeliharananya masih secara tradisonal. Disamping itu sebagian perkebunan karet di desa Timpah sudah berusia diatas 20 tahun, yang bila disadap tidak menghasilkan karet yang optimal.Â
Semakin melesunya harga karet sehingga tidak memberi semangat para petani karet untuk melakukan peremajaan atau pemeliharana kebun karetnya. Mengairahkan Kembali sumber penghidupan berkelanjutan di desa Timpah khususnya pada perkebunan karet.Â
Maka BOSF Mawas melelui program kegiatan pemberdayaan masyarakatnya membuat suatu program kegiatan yaitu kegiatan budidaya tanam karet dan palawija dengan  sistim tumpeng sari.Â
Melalui pembentukan kelompok tani sehingga perkebunan karet dapat hidup Kembali, sembari pertumbuhan karet dan menghasilkan getah maka dilakukan tanama palawija disela-selanya.Â
Bertujuan menstimulus pertumbuhan tanam karet dan peningkatan sumber pangan dan ekonomi kelompok tani.Â
Kegiatan kelompok tani didesa Timpah yang mengikuti program BOSF Mawas seiringnya dengan waktu mengalami kemajuan baik dari aspek perilaku, pertumbuah karet dan hasil produksi palawija.Â
Secara tidak langsung mengalami proses kemajuan perilaku. Karena dilatarbelakangi tersebut sangat perlu melakukan studi untuk merekam pembelajaran yang dilakukan oleh kelompok tani di desa Timpah khusunya melaksanakan kegiatan budidaya tanaman karet dan palawija dengan sistem tumpang sari.
Hasil FGD terhadap pelaksanaan kegiatan diperoleh sebagai berikut :Â
1. Kelompok tani berhasil melaksanakan kegiatan, 2. Butuh bimbingan penyuluh pertanian secara insentif 3. Pemasaran hasil pertanian perlu diperkuat 4. Revitalisasi kelembagaan kelompok tani, dimana anggota kelompok tani lebih banyak usia tidak produktif.sehingga perlu pengembangan petani melenia 5. Peningkatan sarana produksi pertanian 6. Banyak peluang usaha sehingga mempengaruhi konsentrasi anggota kelompok tani untuk tidak tekun menekuni kegiatan pertanian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H