Mohon tunggu...
Frater Milenial (ReSuPaG)
Frater Milenial (ReSuPaG) Mohon Tunggu... Lainnya - Seseorang yang suka belajar tentang berbagai hal
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Jika Anda tidak mampu mengerjakan hal-hal besar, kerjakanlah hal-hal kecil dengan cara yang besar (Napoleon Hill)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

"Seks" dan "Seksualitas"

30 Oktober 2021   12:39 Diperbarui: 30 Oktober 2021   12:46 772
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Arti Seks dan Seksualitas

         Tidak dapat disangkal bahwa hingga sampai sekarang ini masih banyak orang yang belum memiliki pengertian yang benar tentang seks dan seksualitas. Bila ditanya, apa itu seks atau seksualitas, kebanyakan orang sering langsung menghubungkannya dengan hubungan seksual atau mengartikan secara negative, porno dan jorok. Karena itu, kiranya masih perlu memilah pengertian antara seks dan seksualitas., sambil menunjukkan kegunaannya masing-masing, meskipun merupakan suatu kesatuan yang integral.

         Yang dimaksudkan dengan seks adalah alat kelamin primer yang sekaligus menjadi pertanda apakah seorang bayi yang lahir itu laki-laki atau perempuan. Seorang anak manusia tidak akan hidup normal dan sehat jika tidak memiliki seks. Alat kelamin primer, baik yang terdapat pada laki-laki maupun perempuan, mempunyai peranan yang sangat penting sejak dilahirkan di dunia.[1]

         Mengenai fungsi alat kelamin primer pria dan wanita di atas secara singkat dapat dikatakan bahwa untuk pria fungsinya adalah demi pembuangan air seni, pembuangan sperma atau air mani (air lendir dan berisi benih yang keluar pada waktu mimpi basah atau ketika bersetubuh) apabila ia telah memasuki masa remaja, dan berguna untuk bersetubuh dengan istri sebagai ungkapan penyerahan diri dalam cinta serta selanjutnya bersama-sama menurunkan anak tatkala sang pria sudah menikah. Seperti pada pria, demikian juga halnya dengan alat kelamin primer seorang wanita. Sejak lahir alat kelamin primer itu berfungsi sebagai saluran pembuangan air seni, untuk menyalurkan selaput lendir rahim yang rusak setiap siklus haid semenjak ia menginjak masa remaja, dan setelah menikah sangat berguna untuk bersetubuh dengan suaminya sebagai ungkapan kesediaannya membalas cinta sang suami. Dan apabila ia berada dalam masa subur, maka ini juga sebagai isyarat akan kesediaannya untuk mengandung dan melahirkan anak.[2]

         Lalu yang dimaksudkan dengan seksualitas adalah keseluruhan ciri yang menunjukkan keberadaan sebagai pria dan wanita pada manusia. Perangkat ciri-ciri yang menandainya antara lain: bentuk badan, penampilan, suara, sifat, perasaan, kejiwaan, cara berpikir, bakat, serta kecenderungan-kecenderungannya. Dengan demikian, bahwa seksualitas mengandung pengertian yang lebih luas daripada seks. Tetapi haruslah diingat bahwa seks dan seksualitas tetap punya keterkaitan satu dengan yang lain. Secara terpisah kita melihat bahwa antara seks dan seksualitas, masing-masing mengambil peran hanya sebagai pendukung terselenggaranya tubuh-jiwa yang sehat dan normal. Peran seks lebih terarah pada tubuh sedangkan seksualitas menyangkut kejiwaan manusia. Namun dalam kesatuan seks dan seksualitas, keduanya mengambil peran sebagai pendukung keseluruhan proses yang menjamin terselenggaranya kehidupan yang seimbang, normal dan sehat.[3] 

Hubungan Seksual

         Encyclopaedia Britannica menjelaskan hubungan seksualitas adalah aktivitas reproduktif dimana organ reproduksi pria memasuki alat reproduksi wanita. Jika kativitas tersebut berlangsung sempurna, maka sel-sel sperma akan mengalir dari dalam tubuh pria dan masuk ke dalam tubuh wanita. Lalu dalam proses selanjutnya sel sperma akan membuahi sel telur wanita dan membentuk organisme baru.

         Pada saat hubungan seksual berlangsung, tubuh dan organ-organ tubuh lain yang saling berkaitan, beradaptasi secara alamiah. Prosesnya dimulai dengan adanya rangsangan yang menyebabkan penis pria menjadi membesar dan tegang. Pada saat itu, untuk sementara aliran darah meningkat dan berkumpul dalam penis. Kondisi ini disebut ereksi. Keadaan ereksi menandakan penis siap untuk dimasukkan dan sekaligus juga memudahkan proses penetrasi ke dalam alat reproduksi wanita. Proses hubungan seksual itu memuncak dan sekaligus berakhir dalam orgasme. Pada saat orgasme, pria akan mengeluarkan benih yang berisi sel-sel sperma yang akan bersatu dengan indung telur wanita dan sekaligus membuahinya. Bersama sel-sel sperma tersebut, pria juga mengeluarkan plasma air mani yang berisi nutrisi, air, garam dan metabolisme ke dalam vagina wanita. Kesanggupan pria untuk menghasilkan dan mengeluarkan benih serta plasma air mani tersebut, tergantung pada hormon-hormon androgen yang tersebar dalam tubuhnya.

         Sedangkan bagi wanita, sejak mendapat rangsangan yang mengarah pada persetubuhan, dinding vaginanya akan menjadi basah, vagina bagian dalam membesar, dan pernafasannya pun menjadi lebih cepat. Dan ketika bagian kepala penis yang telah mengembang melakukan penetrasi, vagina bagian luar akan mengerut dan klitoris dengan sendirinya menariknya masuk. Bila masa orgasme telah berakhir maka kondisi seluruh tubuh, baik pria dan wanita akan kembali ke keadaan seperti sebelum mendapat rangsangan.

 

[1] Purwa Hadiwardoyo, Moral dan Masalahnya (Yogyakarta: Kanisius, 1990), hlm. 42.

[2] Purwa Hadiwardoyo, Moral ... , hlm. 42-43.

[3] Purwa Hadiwardoyo, Moral ... , hlm. 42-43.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun