Mohon tunggu...
Frater Milenial (ReSuPaG)
Frater Milenial (ReSuPaG) Mohon Tunggu... Lainnya - Seseorang yang suka belajar tentang berbagai hal
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Jika Anda tidak mampu mengerjakan hal-hal besar, kerjakanlah hal-hal kecil dengan cara yang besar (Napoleon Hill)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ringkasan Kompendium Katekismus Gereja Katolik

29 September 2021   09:40 Diperbarui: 29 September 2021   09:47 1445
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kompendium (in.pinterest.com)

Tujuan Allah menciptakan manusia adalah agar manusia ikut ambil bagian dalam kebahagiaa-NYA. Allah menciptakan manusia menurut citra-NYA. Sehingga di dalam hati manuia telah mengukirkan kerinduan untuk melihat Allah. Allah tidak pernah berhenti menarik manusia kepada Diri-NYA, karena hanya dalam Dialah manusia dapat menemukan kepenuhan akan kebenaran yang tidak pernah berhenti dicarinya dan hidup dalam kebahagiaan. Manusia dapat mengenal Allah hanya melalui akal budinya secara pasti sebagai asal dan tujuan alam semesta, sebagai kebaikan tertinggi, dan sebagai kebenaran dan keindahan yang tak terbatas.

Dengan melalui terang akal budinya, manusia masih banyak mengalami kesulitan untuk mengenal Allah dan tidak mampu untuk masuk ke dalam kehidupan intim misteri ilahi. Oleh sebab itu, manusia harus membutuhkan pencerahan melalui wahyu. Manusia dapat berbicara dengan Allah hanya dengan memanjatkan doa tentang kesempurnaan manusia dan ciptaan lainnya, yang meskipun terbatas cerminan kesempurnaan Allah yang tak berkesudahan.

Dalam kebaikan dan kebijaksanaan-NYA, Allah mewahyukan Diri-NYA, melalui sabda dan karya. Allah mewahyukan Diri dan rencana-NYA sebagai cinta kasih yang dalam Kristus yang telah dinyatakan sejak kekal. Tahap awal pewahyuan Allah adalah sejak Allah mengungkapkan Diri-NYA kepada Adam dan Hawa, dan mengundang mereka untuk masuk ke dalam persatuan yang intim dengan-NYA.

Sesudah bencana air bah, Allah membuat perjanjian dengan Nabi Nuh, antara Allah dengan semua keturunannya. Dan wahyu Allah selanjutnya, memilih Abram sebagai "Bapa segala bangsa" dan Allah berjanji melalui Abram  bahwa "semua bangsa di muka bumi akan mendapat berkat. Wahyu Allah yang penuh terlaksana dalam sabda-NYA yang menjadi daging, Yesus Kristus, sebagai Putra Tunggal Allah yang menjadi manusia sebagai pengantara dan kepenuhan wahyu. Nilai wahyu-wahyu itu tersebut dapat membantu manusia untuk menghidupi imannya.

Dalam pewahyuan Allah, Allah mewariskan wahyu ilahi-NYA dengan menghendaki agar manusia dapat diselamatkan dan sampai pada pengetahuan akan kebenaran. Tradisi Apostolik itu adalah pewarisan pesan Kristus dan Para Rasul mewariskan apa yang yang sudah mereka terima dari Kristus dan dari Roh Kudus yang berlanjut kepada pengganti-pengganti mereka, para uskup. Tradisi Apostolik terjadi karena pewarisan langsung dengan Sabda Allah dan melalui Kitab Suci. Hubungan antara Tradisi dengan Kitab Suci ini adalah untuk menghadirkan misteri Kristus dan berbuah di dalam Gereja, yang membentuk khazanah iman yang suci. Para Rasul mempercayakan Khazanah iman ini dipercayakan kepada seluruh Gereja dan memberikan tafsir autentik kepada otoritas Kuasa Mengajar Gereja, yaitu pengganti Petrus,Uskup Roma(Paus) dan para uskup. Kitab Suci, Tradisi, dan Kuasa Mengajar sangat berhubungan erat satu sama  lain sehingga yang satu tidak dapat ada tanpa yang lain. Ketiga hal tersebut, memberikan sumbangan secara efektif bagi keselamatan jiwa-jiwa di bawah naungan Karya Roh Kudus.

Kitab Suci mengajarkan kebenaran karena Allah sendirilah pengarang Kitab Suci sehingga tanpa kesalahan mengajarkan kebenaran yang perlu untuk keselamatan kita. Kitab Suci harus dibaca dan ditafsirkan dengan bantuan Roh Kudus dan di bawah tuntunan Kuasa Mengajar Gereja. Kanon Kitab Suci ialah daftar lengkap dari tulisan-tulisan suci yang diakui oleh Tradisi Apostolik.

Kitab Perjanjian Lama ditulis kepada umat Kristen adalah  untuk mempersiapkan kedatangan Kristus sang Penyelamat alam semesta. Sedangkan Kitab Perjanjian Baru di tulis untuk menyatakan kebenaran terakhir wahyu ilahi kepada kita. Kesatuan Kitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru adalah rencana penyelamatan. Peranan Kitab Suci di dalam kehidupan Gereja adalah untuk memberikan dukungan dan kekuatan, karena Kitab Suci merupakan suatu peneguhan iman, makanan jiwa, dan sunber hidup spiritual bagi putra-putri Gereja.

Dengan bantuan rahmat ilahi, kita dapat menjawab Allah yang mewahyukan Diri-NYA dengan ketaatan iman. Karena itulah Abraham disebut sebagai saksi ketaatan iman yang menjadi " Bapa kaum beriman" dan juga sama halnya dengan Santa Perawan Maria yang hidupnya menjadi kesaksian sempurna ketaatan iman: "Terjadilah padaku menurut perkataanmu".

Dalam praktek hidup seseorang itu adalah setia kepada Allah, dan  mempercayakan hidup kepada-NYA. Iman itu adalah keutamaan adikodrati sebagai tindakan manusiawi yang bekerja oleh kasih dan berkembang secara terus-menerus dengan mendengarkan sabda Allah dan doa. Kontradiksi antara iman dan ilmu merupakan kedua-duanya berasak dari Allah sendiri. Iman merupakan tindakan pribadi dan gerejawi karena pribadi manusia kepada Allah yang mewahyukan diri-NYA dalam pengakuan "Kami Percaya". Iman sangat penting sehingga dapat mengungkapkan, menghayati, merayakan, dan saling berbagi kebenaran-kebenaran iman.` Gereja hanya satu sebab Gereja hanya mengakui satu Allah, Bapa, Putra, dan Roh Kudus.

Simbol iman sebagai rumusan-rumusan yang diformulasikan ialah "Pengakuan Iman" atau "Syahadat". Sebagai simbol iman yang paling kuno ialah pengakuan iman pembaptisan karena diberikan " atas nama Bapa, dan, Putra, dan Roh Kudus".  Simbol yang sangat penting adalah Syahadat Para Rasul karena pernyataan "Aku percaya akan Allah" adalah hal yang paling penting yang telah mewahyukan Diri-NYA kepada Musa bangsa Israel sebagai Yang Satu Allah yang hidup "tanpa awal dan tanpa akhir" dan "dari kekal sampai kekal". Allah adalah kebenaran sebab Dia tidak dapat menipu ataupun ditipu. Oleh sebab itu, Dia adalah terang, dan di dalam-NYA tidak ada kegelapan.

Allah mengutus Anak-NYA ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkan. Dengan percaya kepada satu Allah maka mengenal keagungan dan kekuasaan-NYA sebagai misteri Tritunggal yang Amat Terberkati. Tritunggal Mahakudus tersebut tidak dapat ditembus oleh akal budi manusia sebab itu adalah misteri. Yesus mewahyukan misteri Bapa kepada kita bahwa Allah itu "Bapa", dan melahirkan dalam Diri-NYA, Putra-NYA yaitu Sabda-NYA.  Roh Kudus diwahyukan oleh Yesus Kristus kepada kita sebagai pribadi ketiga Tritunggal yakni Dia adalah Allah, satu dan setara dengan Bapa dan Putra dengan percaya kepada keesaan Allah dan tidak terpisahkan dalam aktivitas mereka.

Allah yang Mahakuasa itu adalah Dia yang kuat, Dia yang kuasa sebagai Dia yang bagi-NYA tidak ada yang mustahil. Sebab penciptaan itu dasar dari semua rencana penyelamatan-NYA yakni Bapa, Putra, dan Roh Kudus. Dunia ini diciptakan untuk menunjukkan dan mengomunikasikan kebaikan, kebenaran, dan keindahan-NYA. Dari kehendak bebas-NYA, Allah menciptakan dari ketiadaan dengan memelihrta, menopang, dan membimbingnya. Pada kesediaan Allah, Dia berkehendak untuk bekerja sama melalui semua tindakan, doa, dan penderitaan kita. Kejahatan ada karena dosa manusia, yang menjadi akar dari semua kejahatan lain Sebab Allah tidak menyebabkan suatu kebaikan yang datang dari kejahatan tetapi Dia membawa kebaikan yang paling besar dari semuanya.

Pada awalnya, Allah menciptakan langit dan bumi, yang kelihatan dan tak kelihatan serta semua makhluk spiritual dan yang bertubuh , yaitu para malaikat, dan khususnya manusia. Dan menyembah Allah dengan meminta pertolongan. Dalam Kitab Suci tujuan penciptaan adalah memuji Allah dan melayani umat manusia dengan menerima eksistensinya dari Allah yang secitra dengan-NYA. Sehingga terdapat hubungan manusia berdasarkan penciptaan yakni kesatuan dan solidaritas dalam karya penebusan yang dalam pernyataannya membangkitkan ciptaan baru.

Pribadi manusia diciptakan menurut gambar Allah yang mampu mengenal dan mencintai penciptanya secara bebas. Allah bertujuan menciptakan laki-laki dan perempuan adalah untuk mnegenal, melayani, dan mencintai Allah. Sehingga manusia membentuk satu kesatuan bangsa karena semuanya mempunyai asal yang sama dan dalam manusia terdapat roh dan materi yang membentuk satu kodrat. Jiwa rohani langsung diciptakan oleh Allah dan bersifat abadi.  Laki-laki dan perempuan diciptakan Allah dalam martabat yang setara dan menjadi satu bagi yang lainnya dan akan mengalami penderitaan dan kematian.

Realitas dosa dapat dipahami dalam terang wahyu ilahi sehingga kejatuhan para malaikat terjadi melalui pilihan yang bebas dan definitif, menolak Allah dan kerajaan-NYA sehingga memunculkan neraka. Dosa manusia yang pertama terjadi pada saat mereka ingin menjadi "seperti Allah". Dosa asal itu adalah dosa yang membelenggu, bukan sesuatu yang kita lakukan, bukan dengan peniruan, tetapi lewat pembiakan. Konsekuensi yang muncul dari dosa asal ialah kodrat manusia terluka dalam kekuatan alamiahnya tanpa menjadi rusak secara total. Setelah dosa yang pertama, Allah memaklumkan dengan cara yang misterius bahwa kejahatan akan dikalahkan dan manusia akan diangkat dari kedosaanya.

Kabar Gembira bagi umat manusia adalah pewartaan Yesus Kristus, "Anak Allah yang hidup". Kabar Genbira menyebar karena orang beriman berevangelisasi dan berkatekese dengan mewartakan seluruh rencana Allah.

Nama "Yesus" ialah "Allah menyelamatkan'. Yesus disebut Kristus karena Dia disucikan oleh Allah dan diurapi oleh Roh Kudus. Yesus adalah Putra Allah yang unik dan sempurna sebagai "Putra-NYA yang terkasih". Dalam Kitab Suci gelar Tuhan dijelaskan bahwa itu adalah sebagai yang Mahakuasa yang dipakai oleh Yesus bagi Diri-NYA sendiri.

Yesus menjadi manusia bahwa Dia hadir untuk mendamaikan kita orang berdosa dengan Allah. Penjelmaan itu sangat misteri kesatuan Kudus kodrat ilahi dan manusiawi dalam satu Pribadi Ilahi. Yesus menjadi sunguh-sungguh Allah dan sungguh-sungguh manusia dalam kesatuan Pribadi Ilahi-NYA, sebagai Putra Allah yang sehakikat dengan Bapa. Konsili Kalsedon pada tahun 451 mengajarkan untuk mengakui Yesus Kristus sebagai sempurna dalam kemanusiaan-NYA. Yesus Kristus sungguh-sungguh Allah dan sunggu-sungguh manusia kerana memiliki dua kodrat yakni kodrat Allah dan kodrat manusia, tanpa tercampur satu sama lain yang dipersatukan dalam Pribadi Sabda. 

Dengan intelek-NYA,Yesus belajar banyak hal lewat pengalaman, pengetahuan langsung, dan hubungan erat dengan Allah Bapa-NYA. Kehendak manusiawi Kristus mengikuti sepenuhnya kehendak ilahi tanpa ada pertentangan, atau dengan kata lain, kehendak manusiawi-NYA menempatkan dirinya di bawah kehendak Allah. Kristus telah mengenakan tubuh manusia ketika dilahirkan oleh Perawan Maria sehingga Allah yang tak kelihatan menjadi kelihatan. Yesus menunjukkan hati-NYA yang ditembus demi keselamatan kita merupakan lambang cinta tak terbatas kepada Bapa dan setiap manusia.

Maria mengandung Putra Ilahi melalui Roh Kudus tanpa campur tangan seorang lelaki. Maria adalah Bunda Allah, sebab Dia adalah Bunda Yesus, Putra Abadi dari Allah Bapa. Dia dikandung tanpa noda yang dikecualikan dari dosa asal sejak dalam kandungan. Maria memberikan dirinya sendiri seutuhnya kepada pribadi dan karya Putranya Yesus, dengan merangkul sepenuhnya kehendak ilahi menyangkut keselamatan umat manusia.

Yesus dikandung dalam rahim Perawan melulu karena kuasa Roh Kudus tanpa campur tangan seorang lelaki. Sehingga Maria tetap Perawan karena Dia mengandung dan melahirkan Putranya yakni Yesus Kristus. Keibuan Maria melingkupi semua yang diselamatkan oleh Yesus Kristus. Kehidupan Kristus merupakan pewahyuan karena segala sesuatu yang dikerjakan, dikatakan, dan diderita Yesus bertujuan untuk penyelamatan umat manusia.

Allah mempersiapkan dunia untuk misteri Kristus dengan mempersiapkan kedatangan Putra-NYA yang dirayakan pada upacara liturgi tahunan selama masa Adven. Injil mengajarkan tentang misteri kelahiran Yesus dengan kemuliaan surgawi yang ditampakkan dalam seorang bayi yang lemah. Kehidupan Yesus yang tersembunyi selama di Nazaret, Yesus tinggal sebagai orang biasa.

Yesus menerima baptis pertobatan dari Yohanes Pembaptis  untuk pengampunan dosa-dosa umat manusia, karena Dia adalah "Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia". Pembaptisan Yesus merupakan persiapan pembaptisan kita. Godaan Yesus di padang gurun merupakan ketaatan-NYA terhadap misi yang diberikan Bapa kepada-NYA. Semua orang diundang oleh Yesus untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah biarpun itu para pendosa yang paling jahat.

Yesus menyatakan Kerajaan itu lewat tanda-tanda dan mukjzat-mukjizat untuk memberi kesaksian bahwa Kerajaan itu hadir dalam diri-NYA, Sang Mesias. Dalam Kerajaan Allah, Yesus menganugerahkan kekuasaanya kepada para Rasul-NYA sebagai kuasa untuk mengajar, mengampuni dosa-dosa, membangun dan memerintah Gereja. Transfigurasi adalah lebih menunjuk kepada Tritunggal, "Bapa di dalam rupa suara, Putra di dalam diri manusia Yesus, Roh Kudus di dalam rupa awan yang bersinar".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun