Bertolak dari pengalaman Santa Teresa, apapun hasilnya sukses atau tidak hal itu bukan menjadi ukuran kebahagiaan kita. Tetapi usaha dan kerja keras kita yang disertai dengan kasih kiranya menjadi kebahagiaan kita. Pelayanan kiranya bersumber dari ketulusan hati, karena pelayanan adalah buah dari cinta.
Besarnya kasih dalam pelayanan kiranya menjadi ukuran kebahagiaan kita. Kerapkali kebahagiaan diukur dari kesuksesan dan keberhasilan dari tanggapan dan pujian orang lain; misalnya, seorang pembalap motor GP bahagia karena mendapat juara pertama atas kemenangan yang diraihnya, seorang ibu bahagia atas kelahiran anaknya, dan masih banyak macam bentuk kebahagiaan yang kita alami. Namun perlu kita ketahui bahwa itu semua hanya kebahagiaan semata dan hanya di dunia fana ini saja.
Kebahagiaan sesungguhnya ada dalam Yesus. Kita bisa bahagia karena kita mengandalkan Dia dalam seluruh kehidupan kita; dan kebahagiaan demikian tidak ada orang yang bias merampasnya. Kebahagiaan itu tidaklah hanya terletak pada banyaknya uang yang kita miliki dan banyaknya harta kekayaan yang kita miliki. Yesus sudah menunjukkan bahwa kebahagiaan itu ada dalam Dia. Kita bahagia, karena kita ada dalam Kasih Yesus, karena kita murah hati, memiliki hati yang suci, dan karena kita pembawa dan penyalur kasih dan kebahagiaan kepada sesama. Mari kita berjuang untuk mewujudkan bahwa kita adalah penyalur Kasih Yesus  kepada sesama yang kita jumpai dalam hidup sehari-hari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H