Sabda Allah menerima daging manusiawi dan tinggal di antara manusia. Sabda Allah harus tunduk pada hukum yang berlaku untuk semua manusia, yaitu hukum kelahiran serta segala sesuatu yang berlaku untuk manusia. Allah yang menerima daging manusiawi tidak mengecualikan dirinya dari semua keterbatasan manusiawi. Ketika Allah menerima daging manusiawi, Allah yang Mahakuasa masuk dalam keterbatasan manusiawi dan harus mengalami semua keterbatasan manusiawi. Dalam keterbatasan inilah, Allah menunjukkan kuasa-Nya yang tidak terbatas, agung dan kekal: Dia mengatasi dan melampaui keterbatasan manusiawinya dalam kata dan tindakan-Nya yang berpuncak pada kebangkitan-Nya dari alam maut. Kebangkitan-Nya menyatakan bahwa keterbatasan daging manusiawi dan keterbatasan alam ini tidak berdaya mengurung ke-Allah-an-Nya. Daging manusiawi dan maut yang menakutkan tunduk di bawah kekuasaan Ilahi-Nya sebab segala yang ada berasal dari kuasa-Nya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H