3. Terbuka terhadap Sesama
Sebagai manusia, Yesus membuka diri terhadap semua orang yang berada di seputar kehidupan-Nya. Dia membangun relasi yang harmonis dengan orang-orang yang berada di sekitar kehidupan-Nya. Dia adalah anak laki-laki dari desa seperti anak-anak muda lainnya yang memiliki hubungan yang normal.Â
Tidak ada seorang pun yang menganggap diri-Nya orang muda yang aneh atau terasing dari orang lain. Karena alasan inilah, maka ketika Dia tampil dan berkhotbah di hadapan umum, semua orang merasa takjub akan kuasa dan kewibawaan-Nya.
Dua cara hidup Yesus ini sungguh-sungguh menjadi teladan bagi orang muda agar mencari dan menemukan sukacita hidup dengan cara membangun relasi yang penuh cinta dengan Allah dan sesama. Yesus menunjukan bahwa sukacita dalam diri-Nya ditemukan dalam kesetiaan, kepercayaan dan ketaatan-Nya yang mutlak kepada Bapa serta merawat persahabatan dengan para murid dan semua orang yang dijumpai-Nya.Â
Yesus menunjukan bahwa sukacita diri-Nya ditemukan dalam belarasa yang mendalam kepada orang-orang yang paling lemah, orang-orang miskin, mereka yang sakit, para pendosa dan mereka yang di singkirkan. Karena itu, Yesus mengundang orang muda untuk mempercayakan hidup dan mimpi-mimpi mereka dalam kasih-Nya dan dalam perjumpaan serta persahabatan yang intim dengan-Nya dalam diri sesama. Dia adalah Kristus, Sang teladan kemudaan sejati.
4. Mengisi Diri-Hidup dengan Kasih dan Rela Berbagi Kasih
 Allah menyatakan isi cinta-Nya secara sempurna dan mulia dalam diri putera-Nya Yesus. Dia hadir di tengah-tengah realitas hidup orang muda agar mereka memperoleh sukacita hidup. Seluruh peristiwa kehidupan Yesus selama di dunia menjadi inspirasi bagi orang muda yang sedang bertumbuh untuk menunaikan misi-Nya. Yesus menyingkapkan kesaksian otentik dalam membangun relasi yang mesra dengan Bapa-Nya dan dipenuhi dengan Roh Kudus. Isi hidup Yesus menjadi terang bagi orang muda untuk menjalankan misi dan panggilan hidup mereka.
Atas dasar ini Paus menegaskan bahwa Yesus tidak menerangi orang muda dari jauh atau dari luar, tetapi dari dan dengan kemudaan-Nya sendiri. Dia membagi isi kasih-Nya dengan orang muda agar mereka juga memperoleh kasih-Nya. Yesus hadir dalam diri orang muda untuk menuntun mereka agar menemukan dan mengalami kasih dan sukacita hidup. Di atas semuanya itu, kepercayaan mutlak atas kasih Bapa dalam diri-Nya memampukan diri-Nya menjadi terang bagi orang muda.
Yesus adalah terang kemudaan sejati yang menyinari langkah hidup orang muda. Peristiwa kebangkitan-Nya membawa terang baru yang tidak pernah pudar. Dia hadir dengan Tubuh yang Baru dan mengundang orang muda hidup serta mengalami terang yang ditawarkan-Nya. Terang-Nya menuntut mereka untuk mengalahkan rasa takut dan menerima perutusan untuk mewartakan sukacita terang-Nya ke penjuru dunia.
Paus Fransiskus mengundang semua orang muda kristiani untuk senantiasa menyalakan bintang-bintang yang terang bagi orang muda lainnya. Terang yang diberikan Allah adalah terang kehidupan yang menghalau kegelapan hati manusia serta menghantar mereka untuk terus berjalan dalam mimpi-mimpi mereka. "Sekalian bintang gemerlapan di tempat penjagaannya dan bersukacita; apabila dipanggil oleh Allah semua menyahut" (Bar 3:34-35). Dia adalah "Bintang timur yang gilang-gemilang" (Why 22:16), terang pengharapan bagi orang muda.
5. Menjadi Diri SendiriÂ