1. Orang Muda
Menurut G. Stanley Hall, orang muda adalah kelompok manusia yang berusia antara 12 sampai 23 tahun. Masa ini ditandai dengan kegairahan, semangat sukacita, kebahagiaan, tindakan yang membangun atau menghacurkan diri sendiri, kerendahan hati dan harapan untuk membangun visi-misi hidup mereka.
M. Boyd menjelaskan bahwa masa muda adalah masa yang penuh harapan dan sukacita untuk membangun hidup di masa depan. Pada masa ini, orang muda yang dianugerahi Allah, Sang Pencipta dengan "potensi berlimpah" menjadi masa berahmat untuk mengembangkan dan memaksimalkannya dengan baik agar bermanfaat, baik untuk diri sendiri, keluarga dan sesama, baik dalam lingkup masyarakat maupun Gereja.
Berbeda dengan G. Stanley Hall, menurut Paus Fransiskus, batasan usia orang muda berkisar antara 16 sampai 29 tahun. Pada batasan usia ini, orang muda mampu menjalankan tugas dan tanggung jawab yang dipercayakan kepada mereka, baik dalam keluarga, masyarakat maupun Gereja sesuai dengan potensi yang dimiliki.Â
Allah menganugerahkan ke dalam diri mereka kemampuan untuk menghadirkan Allah dan daya cinta-Nya yang mengalirkan kehidupan, keharmonisan, kebahagiaan dan keselamatan, baik bagi keluarga, masyarakat maupun Gereja.
2. Makna "Masa Muda"
Masa muda adalah anugerah Allah. Pada masa ini, kehidupan orang muda dipenuhi dengan sukacita dan harapan. Paus Fransiskus mengharapkan agar pada masa ini, orang muda sungguh-sungguh memasuki dan menjalani periode kehidupan yang orisinal dan menggairahkan, seperti yang dihayati dan dihidupi oleh Yesus sendiri.Â
Paus juga berharap agar pada masa ini, orang muda tidak hanya memasuki dan menghidupi kemudaan mereka, melainkan juga menguduskan kemudaan mereka sebagaimana Yesus menguduskan kemudaan-Nya.
Paus Fransiskus menegaskan bahwa Allah, Sang Pencipta orang muda dan masa muda menyelenggarakan kehidupan orang muda dengan kuasa ilahi-Nya. Allah memberkati dan memberdayakan orang muda agar kemudaan mereka sungguh menjadi berkat bagi keluarga, masyarakat dan Gereja.Â
Karena itu, Paus berharap agar orang muda mampu menjalani dan mengisi kemudaan mereka bukan hanya sebagai periode kehidupan yang dilewati tanpa makna, melainkan sebagai masa penuh rahmat untuk menebarkan sukacita, harapan dan kebahagiaan.Â
Apabila orang muda menghidupi kemudaan mereka dalam koridor ini, maka mereka sungguh-sungguh menjadikan dan menunjukkan penghargaan yang tidak ternilai serta penuh daya terhadap kemudaan mereka. Dengan demikian, masa muda dan kemudaan mereka sudah mempersiapkan jalan bagi mereka untuk memasuki masa dewasa.
Masa muda adalah masa berahmat bagi orang muda untuk menata, membangun dan meraih mimpi-mimpi di masa depan serta masa untuk membentuk kepribadian melalui relasi yang baik dan konsisten dengan keluarga, sesama dalam lingkup kehidupan sosial dan saudara seiman dalam kehidupan menggereja.Â
Paus mengingatkan bahwa pada masa berahmat ini, orang muda dihadapkan pada aneka pilihan hidup sehingga secara bertahap, mereka harus menetapkan visi dan misi kehidupan mereka ke depan. Karena alasan inilah, maka Paus mengundang orang-orang muda untuk membangung gairah dalam diri mereka. Ini dilakukan demi terwujudnya mimpi-mimpi mereka dengan membangun komitmen hidup yang jelas.Â
Menghayati masa muda berarti hidup penuh sukacita dan mampu membangun harapan yang jelas dan berdaya guna. Kehadiran orang muda di tengah-tengah keluarga, Gereja, maupun masyarakat memberi harapan bahwa mereka hadir sebagai perpanjangan tangan Allah untuk membantu dan melayani sesama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H