1. Teori Tanpa Ketergantungan
Teori pertama (yang tidak banyak pendukungnya) mempertahankan bahwa ketiga Injil tidak bergantung pada satu sama lain.Misalnya, Matius, tidak memanfaatkan atau malah mengenal karya rekannya. Tiga-tiganya langsung bertumpu pada tradisi.Â
Tradisi (lisan) itu sendiri sudah mengatur bahan-bahan sekitar Yesus menurut bagan tetap. Tradisi semula itu agaknya dengan berbagai cara sudah dialihbahasakan ke dalam bahasa Yunani sebelum dipakai ketiga Injil Sinoptik. Mungkin sekali mereka tidak memanfaatkan terjemahan (lisan) yang sama; masing-masing memilih bagan tertentu, mengolah dan menyadur tradisi itu sesuai dengan pandangan, selera dan kemampuannya sendiri.
Teori ini menerima Matius sebagai Injil tertua. Ini menurut tradisi Kristen yang tua sekali. Injil Matius itu sendiri bertumpu pada tradisi lisan dan tertulis. Matius ditulis dengan menggunakan bahasa Aram. Terbitan Aram itu diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani.Â
Matius dipakai dan diolah oleh Lukas. Lukas barangkali tidak memakai terbitan yang sekarang kita miliki dan ia pun memanfaatkan tradisi lisan yang tidak termaktub dalam Matius. Markus merupakan suatu ikhtisar dan singkatan dari Matius dan Lukas. Hanya Matius memberi sumbangan yang paling besar. Markus terutama menghilangkan banyak ucapan dan wejangan Yesus yang terdapat dalam Matius.
3. Teori Dua/Empat Sumber
Dalam teori ini, Injil yang tertua adalah Markus. Matius dan Lukas mengenal dan memanfaatkan Markus dan memakainya sebagai dasar karyanya sendiri. Markus disalin dan diolah.Â
Dalam Matius dan Lukas terdapat banyak bahan yang tidak terdapat dalam Markus, sedangkan dalam Markus hanya sedikit bahan yang tidak tercantum dalam Matius dan Lukas. Sebagian besar bahan tambahan dalam Matius dan Lukas diambil dari sebuah sumber tertulis lain. Sumber tertulis itu ialah "Q", yang diambil dari kata Jerman "Quelle", yang disebut "sumber", yakni kumpulan sabda-sabda Yesus. Dengan membandingkan Matius dan Lukas para ahli Kitab mencoba menyusun kembali "Q" itu. Â
Mereka tentu saja tidak dapat tahu apakah seluruh Q itu dapat digali kembali, sebab tidak diketahui sejauh mana Matius dan Lukas menyalin Q itu. Q (Quelle) mensuplai berbagai bahan yang sama untuk Matius dan Lukas yang tidak terdapat dalam Markus. Itulah sebabnya teori ini disebut Teori Dua Sumber (Markus dan Quelle).Â