Mohon tunggu...
Pena ReSuPaG
Pena ReSuPaG Mohon Tunggu... Guru - "Jangan pernah ragu meniru penulis lain. Setiap seniman yang tengah mengasah keterampilannya membutuhkan model. Pada akhirnya, Anda akan menemukan gaya sendiri dan menanggalkan kulit penulis yang Anda tiru" (William Zinsser)

Penikmat Kertas-Pena dan Kopi-....

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Pewahyuan Diri Allah sebagai "Deus Humanissimus"

12 November 2021   16:54 Diperbarui: 12 November 2021   17:12 690
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Deus humanissimus (tagar.id)

         Allah menciptakan manusia menurut gambar dan rupa Allah sendiri (Kej 1:27). Sebagai citra Allah, manusia dipanggil untuk ambil bagian dalam kehidupan Allah. 

Rahmat panggilan ini hanya terwujud apabila manusia membangun relasi yang erat dengan Allah. Akan tetapi, rahmat panggilan ini dirusak oleh dosa manusia sendiri. Manusia menjauhkan atau memisahkan diri dari Allah. Manusia berpaling dari Allah, dan merusak martabatnya sebagai citra Allah.

Akibat dosa, manusia serentak terpisah dari Allah serta mengalami kematian jasmani dan rohani. Manusia terpuruk dalam belenggu kematian. 

Manusia berusaha untuk membebaskan dan menyelamatkan diri dari belenggu kematian, namun manusia tidak memiliki kekuatan untuk melepaskan diri darinya. Hanya Allah yang dapat menyelamatkan manusia dari belenggu kematian serta mengembalikan manusia pada keadaan yang secitra dengan-Nya.

Allah menghendaki agar semua manusia diselamatkan (bdk. 1 Tim 2:4). Kehendak Allah ini dinyatakan kepada manusia dengan berbagai cara melalui utusan-Nya: Allah mengutus para nabi dan setelah genap waktunya, Allah mengutus Putera-Nya sendiri, yaitu Yesus Kristus. 

Allah menyatakan karya keselamatan-Nya dalam diri Putera-Nya melalui misteri Paskah-Nya: sengsara, wafat dan kebangkitan-Nya dari alam maut. Melalui misteri Paskah, Yesus Kristus menyelamatkan manusia dan menghantar manusia kepada Allah. Yesus Kristus merupakan manifestasi karya keselamatan bagi semua orang.

Peristiwa wafat dan kebangkitan Yesus merupakan kepenuhan karya keselamatan Allah. Melalui wafat-Nya, Yesus menaklukan kekuatan jahat dan pembebasan manusia dari belenggu dosa. 

Allah memuliakan Yesus dengan membangkitkan-Nya dari antara orang mati. Berkat kebangkitan-Nya, umat manusia dikuduskan serta dikembalikan pada kodratnya sebagai citra Allah dan menganugerahkan kepada manusia kehidupan kekal.

Edward Schillebeeckx menyatakan bahwa Allah mewahyukan diri sebagai "Deus humanissimus", yaitu "Kasih tanpa syarat yang membebaskan". Allah dalam diri Yesus Kristus sudah terlebih dahulu mengasihi manusia. Itulah yang memungkinkan manusia mengasihi Allah dan sesama. 

Pewahyuan diri Allah dalam Yesus Kristus telah membawa keselamatan yang menentukan dan definitif untuk membebaskan manusia dari belenggu dosa.

Agama Kristiani hidup dari keyakinan bahwa Allah secara istimewa mewahyukan diri-Nya dalam Yesus Kristus. Isi dan wujud puncak pewahyuan diri Allah nyata dalam diri Yesus Kristus dan hal ihwal tentang-Nya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun