Mohon tunggu...
Pena ReSuPaG
Pena ReSuPaG Mohon Tunggu... Guru - "Jangan pernah ragu meniru penulis lain. Setiap seniman yang tengah mengasah keterampilannya membutuhkan model. Pada akhirnya, Anda akan menemukan gaya sendiri dan menanggalkan kulit penulis yang Anda tiru" (William Zinsser)

Penikmat Kertas-Pena dan Kopi-....

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Sekilas tentang Dokumen "Gaudete et Exsultate" [Paus Fransiskus]

9 November 2021   11:02 Diperbarui: 9 November 2021   11:38 1223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada bab tiga, Paus Fransiskus menegaskan bahwa Sabda Bahagia merupakan perwujudan dari arti kekudusan dan menjadi kudus yang sesungguhnya. Konsekuensinya, apabila Sabda Bahagia menjelaskan kepada kita apa artinya kekudusan, Injil juga menunjukkan kepada kita syarat untuk dihakimi apabila tidak menghidupi Sabda Bahagia Yesus di Bukit:

 "Aku lapar dan kamu memberi Aku makanan ... Aku haus dan kamu memberi      Aku minum ... Aku orang asing dan kamu menyambut Aku ... Aku telanjang dan kamu memberi Aku pakaian ... Aku sakit dan kamu merawat Aku... Aku berada      dalam penjara dan kamu mengunjungi Aku".

Pada bab empat, Paus Fransiskus menjelaskan perihal aspek-aspek utama yang harus dihidupi untuk menjawab panggilan Allah kepada kekudusan, yaitu: ketekunan, kesabaran dan kelemahlembutan; sukacita dan rasa humor; keberanian dan kegairahan; dimensi bersama dari kekudusan; doa yang terus menerus.

Pada bab lima, Paus Fransiskus menegaskan mengenai pentingnya memiliki daya juang dan kewaspadaan, menghidupi karunia kearifan dalam dunia yang cenderung menggoda kita untuk "tidak mendengarkan suara Allah". Kearifan merupakan karunia Roh Kudus dan harus dikembangkan dalam doa, permenungan, membaca Kitab Suci dan mencari nasihat dari pembimbing rohani yang terpercaya. Keutamaan lain yang harus dimiliki adalah pemeriksaan hati nurani dengan semangat yang tulus sebab kekudusan menuntut adanya perjuangan melawan semua godaan hidup harian.

Di akhir dokumen ini, Paus Fransiskus menyampaikan harapannya agar dokumen ini bermanfaat bagi semua umat beriman serta memberdayakan Gereja mempromosikan inti panggilan Allah kepada kekudusan. Paus juga mengajak umat beriman untuk meminta Roh Kudus agar menggerakkan kerinduan yang kuat untuk menjadi orang-orang kudus demi kemuliaan Allah yang lebih besar, dan mendorong satu sama lain dalam upaya ini. Dengan cara ini, umat beriman akan berbagi kebahagiaan yang tidak akan dapat diambil kembali oleh dunia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun