Mohon tunggu...
Rengga Yudha Santoso
Rengga Yudha Santoso Mohon Tunggu... Dosen - Lecturer and Writer from STKIP PGRI NGANJUK

Yang biasa bilang Salam LITERASI seharusnya perlu introspeksi sejauh mana berliterasi, apa jangan-jangan hanya sekedar ucapan tanpa aktualisasi agar mendapat apreasiasi? - Rengga Yudha Santoso (a.k.a halalkiri)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Titik Buta Akademis: Eksplorasi Bias Koginitif dalam Proses Belajar Mahasiswa.

12 Juli 2024   14:35 Diperbarui: 12 Juli 2024   15:11 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi tahapan berpikir manusia. Sumber gambar: Bing image creator

Jika membaca tulisan penulis ini, mungkin akan sedikit bergeser pada kajian psikologi, namun tidak perlu khawatir karena penulis berusaha untuk mengelaborasikannya dengan kondisi saat ini dan beberapa sumber referensi yang digunakan.

Kita mulai dari proses belajar atau proses didalam suatu pembelajaran merupakan aktivitas kompleks yang melibatkan berbagai faktor, baik internal maupun eksternal. Salah satu aspek yang sering diabaikan namun memiliki dampak signifikan adalah bias kognitif. Bias kognitif dapat mempengaruhi cara mahasiswa memproses informasi, mengambil keputusan, dan mengembangkan pemahaman mereka terhadap materi akademis. Dalam esai ini, kita akan mengeksplorasi bagaimana heuristik penyesuaian dan penjangkaran (anchoring and adjustment heuristic) mempengaruhi proses belajar mahasiswa dan implikasinya terhadap perkembangan akademis mereka.

Lalu pertanyaan fundamental muncul, bagaimana Indonesia menuju 2045 jika kualitas SDMnya seperti ini?

Heuristik Penyesuaian dan Penjangkaran: Definisi dan Konteks

Heuristik dideskripsikan sebagai cara untuk menunjukan pemikiran yang dimiliki oleh seseorang, agar orang tersebut dapat memecahkan suatu masalah dan masalah tersebut bisa segera selesai dan tuntas. Heuristik merupakan tahapan berpikir yang membantu pemecah masalah untuk menemukan solusi dari masalah. Sebagai bagian dari pemecahan masalah, heuristik dapat dipelajari oleh siswa secara bertahap sebelum dapat menggunakannya secara lengkap dalam proses pemecahan masalah. 

Adapun kondisi dimana heuristik penyesuaian dan penjangkaran memainkan peran penting dalam pengambilan keputusan sehari-hari, baik dalam konteks personal maupun profesional. Misalnya, dalam konteks akademis, mahasiswa seringkali menggunakan pengetahuan awal sebagai anchor, yang kemudian mempengaruhi cara mereka memproses informasi baru. Ketika mereka menerima informasi tambahan, mereka cenderung menyesuaikan estimasi atau pandangan mereka berdasarkan anchor ini, meskipun penyesuaian tersebut sering kali tidak memadai. Hal ini dapat mengarah pada bias yang signifikan dalam penilaian akhir mereka.

Penelitian oleh Epley dan Gilovich (2006) dalam jurnal Psychological Science menunjukkan bahwa proses penyesuaian dari anchor seringkali tidak cukup jauh untuk menghilangkan pengaruh anchor tersebut. Dalam studi mereka, partisipan yang diberi anchor tinggi atau rendah menunjukkan kecenderungan untuk melakukan penyesuaian yang tidak memadai, sehingga estimasi akhir mereka tetap bias ke arah anchor awal. Penemuan ini menegaskan bahwa heuristik penyesuaian dan penjangkaran dapat menghambat pengambilan keputusan yang rasional dan obyektif, menggarisbawahi pentingnya kesadaran akan bias ini dalam berbagai konteks, termasuk pendidikan dan pengambilan keputusan bisnis.

Pengaruh Bias Kognitif terhadap Proses Belajar

Penjangkaran pada Pengetahuan Awal

Salah satu masalah utama yang muncul dari heuristik penyesuaian dan penjangkaran adalah ketergantungan yang berlebihan pada pengetahuan awal. Mahasiswa sering kali menjadikan informasi awal yang mereka peroleh sebagai landasan utama dalam memahami materi baru. Hal ini dapat mengakibatkan resistensi terhadap informasi baru yang bertentangan dengan pengetahuan awal mereka. Sebagai contoh, jika seorang mahasiswa telah mempelajari teori tertentu di awal perkuliahan, mereka mungkin akan mengalami kesulitan menerima teori-teori baru yang menawarkan perspektif berbeda.

Adapun hasil penelitian menunjukkan bahwa penjangkaran pada pengetahuan awal dapat menghambat proses belajar yang efektif. Menurut sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Educational Psychology, mahasiswa yang diberi informasi awal yang keliru menunjukkan kesulitan yang lebih besar dalam mempelajari dan menerima informasi yang benar di kemudian hari (Smith & Swinney, 2020). Temuan ini menegaskan pentingnya mengajarkan keterampilan berpikir kritis dan fleksibilitas kognitif untuk membantu mahasiswa menyesuaikan diri dengan informasi baru.

Resistensi terhadap Perubahan Paradigma

Resistensi terhadap perubahan paradigma adalah konsekuensi lain dari bias kognitif ini. Mahasiswa yang terlalu bergantung pada anchor mereka cenderung mempertahankan pemahaman lama dan menolak untuk mengadopsi konsep-konsep baru. Ini sangat problematis dalam bidang studi yang dinamis dan terus berkembang, seperti sains dan teknologi, di mana pembaruan informasi terjadi dengan cepat. Ketidakmampuan untuk menerima perubahan paradigma dapat menghambat perkembangan akademis dan profesional mahasiswa.

Studi yang dilakukan oleh Cognitive Science Journal menemukan bahwa resistensi terhadap perubahan paradigma dapat diatasi dengan metode pengajaran yang memfokuskan pada diskusi dan pembelajaran kolaboratif (Johnson et al., 2021). Dengan melibatkan mahasiswa dalam diskusi aktif dan studi kasus, mereka dapat lebih mudah melihat relevansi dan aplikasi dari konsep-konsep baru, sehingga mengurangi resistensi terhadap perubahan. Temuan ini menunjukkan bahwa metode pengajaran yang interaktif dapat membantu mengurangi dampak negatif dari bias kognitif terhadap proses belajar.

Implikasi untuk Pengajaran dan Pembelajaran

Strategi untuk Mengurangi Bias

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun