Mohon tunggu...
Rengga Yudha Santoso
Rengga Yudha Santoso Mohon Tunggu... Dosen - Lecturer and Writer from STKIP PGRI NGANJUK

Yang biasa bilang "Salam LITERASI" seharusnya perlu introspeksi sejauh mana berliterasi, apa jangan-jangan hanya sekedar ucapan tanpa aktualisasi agar mendapat apreasiasi?" - Rengga Yudha Santoso (a.k.a halalkiri)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tinta Yang Tak Pernah Kering: Menulis Takdir Anak Bangsa

29 Juni 2024   19:30 Diperbarui: 7 Juli 2024   18:45 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Air mata mulai menggenang di pelupuk mata Asih.

Ia meremas bahu Dui dengan lembut.

"Kau tahu, Dui, kau baru saja menulis takdirmu sendiri.  Aku yakin, suatu hari nanti, kau akan menjadi seorang guru yang hebat, yang dapat mengubah masa depan anak-anak bangsa.

"Dui," suaranya tercekat, "tinta di kertas ini mungkin akan memudar seiring waktu. Tapi tinta yang kamu tulis di hatimu, tinta harapan dan tekad, itu tidak akan pernah kering."

Bel sekolah berbunyi nyaring, menandakan akhir pelajaran. Namun, bagi Bu Asih dan murid-muridnya, ini baru permulaan. Permulaan dari sebuah perjuangan untuk menulis ulang takdir mereka, dengan tinta yang tak akan pernah kering, tinta harapan dan tekad.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun