1. Suku Bunga
Suku bunga yang ditetapkan  Bank Indonesia berdampak langsung terhadap biaya pinjaman yang dihadapi  UMKM. Ketika suku bunga naik, biaya pinjaman meningkat, yang dapat membebani UMKM. Di sisi lain, suku bunga  rendah dapat meringankan beban penyaluran kredit UMKM dan mendorong investasi.
2. Ketersediaan kredit
Kebijakan moneter juga mempengaruhi ketersediaan kredit. Kebijakan yang ketat dapat menyebabkan krisis kredit sehingga menyulitkan UMKM untuk mengakses pembiayaan. Di sisi lain, kebijakan untuk mendukung likuiditas pasar dapat meningkatkan ketersediaan kredit bagi UMKM.
3. Nilai TukarÂ
Perubahan nilai tukar  yang juga dipengaruhi oleh kebijakan moneter dapat mempengaruhi ekspor dan impor UMKM. Nilai tukar  yang menguntungkan dapat meningkatkan daya saing produk UMKM di pasar internasional, sehingga mempengaruhi pendapatan dan akses mereka ke pasar global.
E. Dampak Jangka PanjangÂ
1. Pertumbuhan berkelanjutan:
Dampak positif  kebijakan moneter yang mendukung UMKM dapat mendorong pertumbuhan berkelanjutan pada sektor UMKM. Hal ini menciptakan lapangan kerja baru, meningkatkan pendapatan dan berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
2. Daya Saing Global:
UMKM yang mendapat dukungan  kebijakan moneter yang sehat dapat meningkatkan daya saingnya di pasar global. Hal ini memungkinkan mereka untuk berekspansi ke pasar internasional, sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan membantu mengurangi ketidakstabilan ekonomi dalam negeri.