.
Penggunaan Media Sosial dan Teknologi: Mahasiswa menggunakan media sosial dan teknologi sebagai alat untuk menyuarakan pendapat dan membagikan pesan mereka kepada khalayak yang lebih luas. Dengan menggunakan platform seperti Twitter, Facebook, dan Instagram, mereka dapat meningkatkan kesadaran publik, memobilisasi dukungan, dan memperkuat suara mereka tentang masalah tertentu.
Selain itu, ada contoh lain di mana mahasiswa memiliki kemampuan untuk mempengaruhi pemerintah. Salah satunya adalah gerakan mahasiswa yang menentang Rancangan Undang-Undang Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Indonesia 2019 (KUHP). Mahasiswa secara aktif berpartisipasi dalam demonstrasi dan protes di berbagai tempat untuk menentang pengesahan RUU KUHP yang dianggap kontroversial dan berpotensi mengurangi kebebasan individu.
Aktivitas mahasiswa tersebut berhasil menarik perhatian masyarakat umum dan pemerintah. Karena tekanan dari masyarakat dan mahasiswa, pemerintah menunda pengesahan RUU KUHP. Selain itu, mereka memilih untuk memberikan kesempatan untuk berbicara lebih lanjut dengan melibatkan berbagai pihak yang terkait. Keputusan ini dibuat karena mahasiswa yang aktif menyuarakan kekhawatiran mereka dan menuntut kebijakan pemerintah diubah.
Contoh tambahan adalah demonstrasi mahasiswa di Indonesia yang menentang rencana kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) pada tahun 2013. Sebagai bentuk protes terhadap kebijakan kenaikan harga BBM, yang dianggap akan memengaruhi masyarakat, terutama mereka yang kurang mampu, mahasiswa secara massif melakukan demonstrasi dan mogok belajar. Keputusan pemerintah dipengaruhi oleh aksi mahasiswa, yang pada akhirnya menghentikan rencana menaikkan harga BBM.
Contoh-contoh ini menunjukkan bahwa mahasiswa memiliki kemampuan untuk memengaruhi keputusan pemerintah melalui protes, demonstrasi, dan kampanye. Keputusan yang dibuat oleh pemerintah sebagai tanggapan terhadap tuntutan dan keinginan mahasiswa kadang-kadang dapat diubah atau ditunda. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya mahasiswa dalam proses pengambilan keputusan pemerintah dan seberapa berani mereka berbicara dan bertindak dapat membawa perubahan besar sosial masyarakat
Kesimpulan yang disajikan menunjukkan bahwa peran mahasiswa memengaruhi keputusan pemerintah Indonesia. Mahasiswa bukan hanya menjadi siswa, tetapi juga sebagai agen perubahan yang dapat mempengaruhi kebijakan pemerintah. Tugas mereka termasuk memberikan suara kritis, mengawas kebijakan, memberikan perspektif baru, dan membuat kontribusi melalui penelitian, analisis, dan media sosial. Mahasiswa juga memainkan peran penting dalam proses pengambilan keputusan pemerintah.
Mahasiswa memengaruhi keputusan pemerintah dengan menggunakan berbagai cara, seperti protesM dan demonstrasi, kampanye dan petisi, konsultasi dan diskusi, penggunaan media sosial, dan penelitian dan analisis. Contoh nyata di mana mahasiswa berhasil mempengaruhi keputusan pemerintah termasuk gerakan menentang RUU KUHP dan protes kenaikan harga BBM yang memaksa pemerintah untuk menunda atau mengubah kebijakan kontroversial.
Â
Akibatnya, hasilnya adalah bahwa peran mahasiswa sangat memengaruhi pengambilan keputusan pemerintah di Indonesia karena mereka aktif, kritis, dan berdaya upaya dalam menjaga transparansi, akuntabilitas, dan responsivitas pemerintah terhadap kepentingan masyarakat. Dengan berpartisipasi secara aktif dan kritis dalam proses pengambilan keputusan, mahasiswa memiliki potensi besar untuk mengubah sistem politik dan sosial Indonesia menjadi lebih baik.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H