Sejarah Hari Kanker Sedunia
Dengan mengacu pada laman https://nationaltoday.com/world-cancer-day/ Prof. Maksum menjelaskan bahwa Hari Kanker Sedunia diperingati setiap tanggal 4 Februari untuk meningkatkan kesadaran tentang kanker, mendorong pencegahan, deteksi, dan pengobatannya, serta menyatukan upaya secara global untuk melawan penyakit mematikan ini, pertama kali ditetapkan pada KTT Dunia Melawan Kanker di Paris pada tanggal 4 Februari 2000 yang lalu.
Inisiatif untuk memperingati Hari Kanker Sedunia ini diinisiasi oleh Union for International Cancer Control (UICC), sebuah konsorsium global yang beranggotakan lebih dari seribu organisasi yang bekerja di bidang kanker. UICC, didirikan pada tahun 1933, berdedikasi untuk mempromosikan pencegahan dan pengendalian kanker dalam skala global. Tujuan utamanya adalah untuk mengurangi dampak global kanker dengan mendorong pendekatan kolaboratif antara pemerintah, organisasi, profesional kesehatan, dan individu. Hari Kanker Sedunia menekankan bahwa setiap orang mempunyai peran dalam memerangi kanker, dan upaya kolektif yang signifikan untuk bekerjasama melawan penyakit kanker.
Kasus Penyakit Kanker di Indonesia.
Prof. Maksum menjelaskan bahwa kanker masih menjadi salah satu masalah kesehatan terbesar di Indonesia. Penyakit kanker di Indonesia terus meningkat. Berdasarkan data Global Burden of Cancer Study (Globocan) kasus kanker Indonesia pada tahun 2020 mencapai 396.914 kasus. Sedangkan total kematian akibat penyakit kanker sebesar 234.511. Menurut data Kemenkes RI kanker merupakan penyakit paling mematikan nomor tiga di Indonesia, setelah stroke dan penyakit jantung. Adapun jenis kanker yang tertinggi di Indonesia adalah kanker payudara dengan 65.858 kasus atau 16,6 persen dari total seluruh kasus kanker. Sedangkan urutan kedua adalah kanker serviks dengan 36.633 kasus, dan ketiga adalah kanker paru sekitar 34.783 kasus.
"Salah satu tantangan terbesar dalam penanganan penyakit kanker ini adalah masih rendahnya skrining dan deteksi dini penyaklit kanker, sehingga sebagian besar pasien kanker baru terdeteksi setelah stadium lanjut. Padahal tingkat kesembuhan penderita kanker semakin tinggi jika kasusnya ditemukan saat stadium dini. Oleh sebab itu, sangatlah penting melakukan deteksi dini kanker melalui skrining. Sayangnya memang kesempatan untuk melakukan deteksi dini penyakit kanker ini masih terbatas bahkan masih tergolong rendah di Indonesia", tuturnya.
Prof. Maksum menambahkan bahwa telah terjadi fenomena yang mengkhawatirkan yaitu adanya pergeseran usia penderita kanker yang sebelumnya didominasi oleh pasien usia lanjut, kini kasus kanker baru meningkat pesat di kalangan dewasa muda. Hal ini berdasarkan temuan terbaru yang dipublikasikan dalam British Medical Journal (BMJ) Oncology yang dirilis pada September 2023, berjudul Global trends in incidence, death, burden and risk factors of early-onset cancer from 1990 to 2019, menunjukkan bahwa pada 2019, diagnosis kanker baru di kalangan usia di bawah 50 tahun berjumlah 1,82 juta orang, meningkat 79 persen dibandingkan angka tahun 1990, selama tiga dekade terakhir.Â
Pada hasil penelitian kolaborasi yang dilakukan oleh para peneliti dari berbagai institusi tersebut, juga disebutkan bahwa dari 29 jenis kanker di 204 negara dan beberapa wilayah, prevalensi kasus kanker payudara merupakan kasus tertinggi yaitu 13.7 per 100.000 orang dengan tingkat mortalitas sebesar 3,5 per 100.000 orang pada populasi global.
"Pada penelitian ini juga ditemukan sebanyak 1,06 juta orang berusia di bawah 50 tahun meninggal karena kanker pada tahun 2019, meningkat 28 persen dibandingkan angka pada tahun 1990. Angka kematian tertinggi setelah kanker payudara, adalah kanker tenggorokan, paru-paru, kanker gastro intestinal, serta kanker ginjal dan ovarium", imbuhnya.
Upaya Pencegahan Kanker
Prof. Maksum menganjurkan untuk pencegahan penyakit kanker antara lain adalah dengan menerapkan gaya hidup aktif dan pola hidup sehat guna mengurangi risiko terkena kanker. Aktif berolahraga seraca rutin dan upayakan mengkonsumsi makanan yang sehat. Penting untuk diingat bahwa faktor individu, seperti genetika dan usia, juga berperan dalam risiko kanker. Beberapa hal yang perlu diketahui untuk pencegahan kanker abtara lain adalah, diet sehat dengan mengonsumsi beragam buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan kacang-kacangan; batasi daging merah dan daging olahan; pilih sumber protein tanpa lemak. Selain itu, usahakan untuk olahraga secara rutin dan menjaga berat badan yang sehat. Hindari merokok dan paparan asap rokok, hindari paparan sinar matahari berlebihan untuk mengurangi risiko kanker kulit, serta hindari paparan karsinogen lingkungan.