Mohon tunggu...
Rendy ZubhanRamadhani
Rendy ZubhanRamadhani Mohon Tunggu... Dosen - Kepala Markom UEU

senang jalan jalan, fotographi, otomotif dan tentunya menulis

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Ada Apa dengan Sindrom Nasi Goreng?

9 November 2023   11:26 Diperbarui: 9 November 2023   12:01 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada apa dengan "Sindrom Nasi Goreng" Mengapa Penyakit ini Perlu Diwaspadai?

Baru-baru ini tengah ramai dibicarakan dalam media sosial tentang "Fried rice syndrome" atau "sindrom nasi goreng" dalam berbagai media.

Mengapa topik ini tiba-tiba menjadi tren baru-baru ini, dan apa sebetulnya yang dimaksud dengan "sindrom nasi goreng" tersebut? 

Berikut ini hasil perbincangan dengan Prof. Maksum Radji, dosen Prodi Farmasi FIKES Universitas Esa Unggul.

Menurut Prof. Maksum istilah "sindrom nasi goreng" ini agak kurang tepat. "Sindrom nasi goreng" yang dipopulerkan melalui media massa ini mengacu pada keracunan makanan yang disebabkan oleh bakteri Bacillus cereus.

"Sindrom ini disebabkan oleh adanya toksin bakteri Bacillus cereus yang berasal dari makanan yang tidak disimpan pada suhu yang tepat. Jadi bukan hanya nasi goreng saja, tapi juga dapat mencakup segala sesuatu mulai dari biji-bijian, daging, keju, spageti dan pasta", sehingga istilah ini kurang tepat bila ditinjau secara medis karena juga dapat terjadi pada jenis makanan olehan lainnya", ungkapnya.

Prof. Maksum menambahkan bahwa kasus kematian akibat keracunan makanan yang terkontaminasi oleh toksin bakteri Bacillus cereus ini jarang terjadi. Namun dapat menyebabkan penyakit gastrointestinal jika makanan tidak disimpan dengan benar. Oleh sebab itu makanan yang tidak langsung dikonsumsi sebaiknya disimpan pada suhu yang tepat agar tidak berkembang bakteri atau jamur yang terdapat pada makanan tersebut. 

Apa itu "sindrom nasi goreng"?

Memurut Prof Maksum, berbagai negara telah mengalami kasus keracunan makanan sejak tahun 1965 yang lalu, yang disebabkan oleh konsumsi susu, es krim, ikan, daging, unggas, sup dan sayuran.

Dengan melansir laman https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S0882401023004515  Prof. Maksum menambahkan bahwa istilah "sindrom nasi goreng" berasal dari kasus pertama yang dilaporkan mengenai kontaminasi Bacillus cereus pada hidangan nasi goreng di sebuah restoran China. Hidangan nasi goreng merupakan makanan yang populer di negara-negara Asia dan Eropa seperti China, Taiwan, Malaysia, Singapura, Thailand, Indonesia, dan Korea Selatan.

"Kasus "sindrom nasi goreng" yang dikutip dalam video yang viral belakangan ini berdasarkan laporan studi kasus yang diterbitkan pada Journal of Cilical Microbiology. Melansir laman https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3232990/ disebutkan bahwa pada tanggal 1 Oktober 2008, seorang pria berusia 20 tahun jatuh sakit setelah makan sisa spageti dengan saus tomat, yang telah disiapkan 5 hari sebelumnya dan ditinggalkan di dapur pada suhu kamar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun