Mohon tunggu...
Rendy ZubhanRamadhani
Rendy ZubhanRamadhani Mohon Tunggu... Dosen - Kepala Markom UEU

senang jalan jalan, fotographi, otomotif dan tentunya menulis

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Inovasi Terbaru Deteksi Cepat Toksin Bakteri

16 September 2023   16:13 Diperbarui: 16 September 2023   16:15 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Prof. Maksum menambahkan bahwa pada temuan terbaru ini dilaporkan oleh peneliti utama Hiroshi Kimoto, seorang mahasiswa kandidat doktor di Sophia University, Jepang menggunakan suatu platform baru untuk mendeteksi endotoksin dengan cepat dan efisien. 

"Komponen utama dari sistem deteksi endotoksin yang dikembangkan adalah ratiometric fluorescent chemosensor yang disebut dengan Zn-dpa-C2OPy. Senyawa ini, dirancang untuk mengikat secara selektif endotoksin (LPS) yang terdapat pada spesimen, sehingga menghasilkan signal atau fluoresen yang unik. Bila tidak terikat pada LPS, ia akan membentuk vesikel bulat kecil yang memancarkan cahaya dengan panjang gelombang tertentu pada sinar UV. Namun, bila terikat pada molekul LPS, kemosensor akan membentuk agregat kompleks dengan LPS dalam larutan. Agregat ini secara struktural berbeda dengan agregat baik kemosensornya atau LPS saja. Agregat kompleks chemosensor-LPS yang terbentuk, memancarkan cahaya pada panjang gelombang yang sama sekali berbeda ketika tereksitasi oleh sinar UV, dan keberadaannya diverifikasi lebih lanjut melalui pengukuran spektrometri. Untuk meningkatkan high-throughput LPS detection, tim peneliti juga menggabungkan kemosensor dengan sistem flow injection analysis (FIA) dan dual-wavelength fluorophotometer, yang mereka dikembangkan sendiri. Sehingga dengan metode baru ini dapat diperkirakan konsentrasi LPS dalam sampel.  Salah satu keunggulan utama sistem ini adalah kecepatannya. Menurut tim peneliti yang mengembang metode ini, hanya diperlukan waktu sekitar satu menit mulai dari pengumpulan sampelnya hingga hasil analisisnya, dan dapat mendeteksi sebanyak 36 sampel tiap jam melalui high-throughput LPS detection. Penemuan ini memberikan harapan sebagai uji cepat dan tepat serta praktis untuk uji dagnostik endotoksin (LPS) baik di rumah sakit maupun untuk menentukan adanya kontaminasi bakteri dalam sampel air atau sediaan farmasi" tuturnya.

Prof. Maksum menambahkan bahwa para peneliti telah berancang-ancang dalam jangka panjang untuk mengembangkan suatu monitor endotoksin online yang dapat dipasang  di lokasi-lokasi tertentu misalnya di ruang produksi sediaan farmasi, di samping tempat tidur rumah sakit, dan di unit perawatan intensif guna memantau konsentrasi endotoksin pada produk sediaan farmasi, atau pada darah pasien yang terinfeksi.

"Dengan demikian, melalui metode deteksi cepat ini, ancaman endotoksin yang dapat menyebabkan pasien dalam kondisi kritis dapat diminimalkan dan menjadikan rumah sakit lebih aman dari infeksi nosokomial, yang umumnya disebabkan oleh bakteri Gram negatif, serta dapat meningkatkan diagnostik penyakit infeksi bakteri", pungkasnya mengakhiri perbincangan ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun