Mohon tunggu...
Rendy ZubhanRamadhani
Rendy ZubhanRamadhani Mohon Tunggu... Dosen - Kepala Markom UEU

senang jalan jalan, fotographi, otomotif dan tentunya menulis

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Nyamuk Aedes Aegypti Super Resisten

16 Januari 2023   10:35 Diperbarui: 16 Januari 2023   10:43 512
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mutasi gen nyamuk "super resisten" terhadap insektisida.

Prof. Maksum menjelaskan bahwa untuk mengetahui adanya mutasi gen pada nyamuk Aedes aegypti, para peneliti telah meneliti sejumlah sampel nyamuk Aedes aegypti dari beberapa negara dan mengekstraksi DNA dari nyamuk tersebut dan menganalisis adanya mutasi pada DNA nyamuk yang telah disolasi dari nyamuk yang kebal terhadap insektisida golongan piretroid.

"Terjadinya mutasi protein yang terdapat pada kanal ion natrium (voltage-gated sodium channels), yang terdiri dari sekitar 2000 molekul asam amino pada nyamuk Aedes aegypti membuat nyamuk ini kebal terhadap insektisida. Gen yang menyandi protein ini bermutasi sehingga susunan sekuen asam aminonya berubah yang dikenal sebagai mutasi substitusi asam amino. Adanya mutasi dan subsitusi asam amino ini dapat mencegah molekul piretroid berinteraksi dengan kanal ion natrium (voltage-gated sodium channels) sehingga mengakibatkan nyamuk Aedes aegypti menjadi resisten terhadap insektisida golongan piretroid, ungkapnya.

Prof. Maksum menambahkan bahwa dalam penelitian yang telah dilakukan, para peneliti menemukan bahwa mutasi spesifik yang disebut L982W terkait dengan resistensi piretroid. Mutasi L982W ini terdeteksi di lebih dari 78 persen nyamuk Aedes aegypti yang diteliti. Teridentifikasinya mutasi L982W dimana asam amino leusin pada posisi 982 ini disubstitusi dengan asam amino triptofan, menyebabkan perubahan konformasi dari protein kanal ion Natrium yang menyebabkan molekul piretroid tidak dapat masuk dan berinteraksi, sehingga nyamuk Aedes aegypti kebal terhadap molekul insektisida golongan piretroid.

"Yang lebih meresahkan lagi ternyata disamping mutasi L982W, juga ditemukan secara bersamaan adanya mutasi gen lainnya yaitu F1534C. Efek gabungan mutasi gen ini menghasilkan resistensi yang 1000 kali lipat lebih tinggi terhadap insektisida. Adanya persilangan mutasi genetik semacam ini dapat membawa dampak serius akibat terjadinya mutasi gen "super-resisten", imbuhnya.

Untuk mengatasi dan mencegah terjadinya resistensi nyamuk Aedes aegypti ini, menurut Prof. Maksum, terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan antara lain adalah: (1). Insektisida yang digunakan dalam penyemrotan nyamuk hendaknya menggunakan insektisida lain yang lebih efektif dari piretroid. Selain itu perlu dikembangkan jenis insektisida alternatif lainnya; (2). Penggunaan jenis insektisida harus diatur secara bergiliran dengan jenis insektisida lainnya agar tidak cepat menjadi resisten; (3). Salah satu upaya yang telah dilakukan oleh beberapa negara, termasuk di Indonesia adalah membuat nyamuk Aedes aegypti yang membawa bakteri Wolbachia. Wolbachia adalah bakteri alami yang disuntikkan ke dalam nyamuk Aedes aegypti. Fungsi bakteri Wolbachi adalah untuk menghambat replikasi virus dengue yang ada di dalam tubuh nyamuk Aedes Aegypti sehingga tidak dapat ditularkan kepada manusia. Wolbachia ini banyak ditemukan pada serangga tetapi tidak pada nyamuk Aedes aegypti.

"Bakteri ini tidak berbahaya bagi manusia dan binatang. Ketika nyamuk Aedes aegypti jantan yang membawa bakteri Wolbachia kawin dengan nyamuk betina, maka nyamuk betina tidak bisa bertelur, sehingga selain dapat menghambat replikasi virus Dengue juga dapat mengurangi populasi nyamuk Aedes aegypti secara keseluruhan. Selain itu Gerakan 3M (Menutup, Menguras, dan Mengubur) guna memutus siklus hidup nyamuk Aedes aegypti pembawa virus Dengue, perlu terus dilakukan", pungkas Prof. Maksum mengakhiri perbincangan ini.  ***

 Universitas Esa Unggul memiliki 10 fakultas dan 36 Program studi, tersebar di 4 lokasi, Universitas Esa Unggul Jakarta, Universitas Esa Unggul Tangerang, Universitas Esa Unggul Bekasi dan Universitas Esa Unggul Kampus International Gading Serpong.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun