Sajak-sajakku berbenih
di dalam kepalaku
ia menunggu untuk di tulis
setelah lahir ia menjadi suci
lalu pergi memahat hati seorang wanita
menabur abu kata-kata dan memadamkan
hati seorang perempuan
Setelah cukup dewasa
ia sering kali menebar pesona, ancaman
dan kadang-kadang menebar teror
Kadang-kadang ia merasa kesepian
dan merasa di asingkan
ketika membayangkan
tanah toraja, kuta, tambora
dan kota-kota di eropa
mendadak ia menjadi gembira
seperti menemukan
rumah barunya
Menulis sajak seperti
membayangkan ibuku saat melahirkanku
penuh air mata, keringat
dan keresahan
2010
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H