Mohon tunggu...
Rendy AnandaMeryndinata
Rendy AnandaMeryndinata Mohon Tunggu... Konsultan - Hanya manusia biasa

~

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pentingnya Deradikalisme di Indonesia

1 November 2021   18:40 Diperbarui: 1 November 2021   18:47 596
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: @garciakristofer

Dimasa perkembangan yang sangat pesat didunia ini, terkadang semakin cepat pula perkembangan radikalisme didunia khususnya di Negara tercinta kita yakni Negara Kesatuan Republik Indonesia. Lalu bagaimana cara kita untuk mengubah radikalisme dimasa sekarang?. Pada masa pandemi 2 tahun belakang ini sampai sekarang kita sulit untuk mendapatkan pengajaran secara langsung tentang melawan radikalisme. Namun ada berbagai cara yang telah dilakukan juga saat masa pandemi tersebut. 

Radikalisme juga tidak mengenal usia dan mengenal golongan tertentu, siapa saja bisa menjadi radikal jika sudah terkontaminasi buruk. Lalu cara untuk melawan radikalisme adalah dengan melakukan Deradikalisme.

Pada pembahasan yang pertama, kita harus mengetahui awalnya apa sih itu radikalme. Secara etimologi, radikalisme berasa dari istilah radikal. Kata radikal berasal dari bahasa Latin, radix atau radici. Radix dalam bahasa Latin berarti 'akar'. Istilah radikal mengacu pada hal-hal mendasar, prinsip-prinsip fundamental, pokok soal, dan esensial atas bermacam gejala. 

Radikalisme adalah suatu pemikiran atau konflik yang dipicu oleh pemahaman yang diberikan oleh seseorang kepada orang lain untuk menentang suatu pemahaman yang sudah ada dan ingin mengubahnya sampai tuntas. 

Radikalisme ini juga bisa dalam bentuk konteks mengubah pemahaman tentang gabungan dari konteks Politik dan juga konteks Sosial. Radikalisme sendiri juga memiliki tingkatan dari perbuatannya tersebut, dari yang rendah sampai dengan yang tingkat ekstrem atau yang paling tinggi. Gerakan radikalisme yang tidak pernah berhenti di Negara Indonesia adalah terus berkembangnya terorisme.

Dari dulu sampai dengan sekarang kita pasti pernah mendengar isu-isu atau masalah-masalah yang selalu saja terjadi tentang terorisme di Negara Indonesia. Terorisme di Negara Indonesia ini sendiri juga dapat terjadi karena kurangnya edukasi atau pemahaman tentang radikalisme, dan juga terkadang kita sebagai masyarakat yang kurang edukasi, kita selalu saja ikut-ikutan dengan orang lain. Terorisme ini juga sangat jelas melanggar peraturan di Indonesia dan pernah menjadi salah satu komplotan yang dicari oleh pihak kepolisian.

Contoh dari terorisme di Indonesia adalah, pada tahun 2009 Negara Indonesia digemparkan dengan berita tentang otak dari terorisme yang sangat terkenal. Pada masa itu, Warga Indonesia sangat takut dan banyak yang menjadi korban atas perbuatan komplotan terorisme tersebut. 

Contoh kedua dari terorsime di Indonesia adalah pada saat Umat Kristiani sedang melakukan Ibadah Perayaan Natal, tidak sedikit pula berita bahwa ada pengeboman di Gereja-Gereja yang ada di Indonesia. Pengeboman di Gereja-Gereja tersebut juga telah memakan korban yang tidak sedikit. Biasanya yang melakukan pengeboman tersebut tidak mengalami sadar pikiran maupun sadar diri karena telah dipengaruhi pikiran dan perasaannya sebelumnya sehingga dia tidak tahu apa yang telah dilakukan.

Lalu kita juga akan membahas tentang Deradikalisme. Deradikalisme adalah sebuah usaha yang dibentuk atau dibuat untuk melawan radikalisme. Deradikalisme ini sendiri juga telah berhasil membawa Negara Indonesia untuk mengurangi kasus-kasus dari Radikalisme di Indonesia. Jika dilihat dari lingkungan di Indonesia, yang harus diberikan pendidikan atau pemahaman tentang deradikalisme ini adalah para kaum remaja. Mengapa harus kaum remaja?. 

Kaum Remaja merupakan Kaum yang dapat merubah kondisi dimasa depan untuk menjadi yang lebih baik lagi. Dimasa Pandemi seperti sekarang ini dimana kita tidak bisa melakukan tatap muka secara langsung, dari Negara Indonesia tidak berhenti untuk memberikan edukasi tentang radikalisme. Banyak Webinar-Webinar yang diselenggarakan oleh Pihak Kampus dan juga Pihak Kepolisian secara Online.

Pandangan dari Pancasila sendiri juga menegaskan bahwa Deradikalisasi harus dilakukan. Kita sebagai Masyarakat Bangsa Indonesia yang baik harus belajar dengan masa lalu yang banyak sekali radikalisme. Didalam nilai-nilai Pancasila yang harus melawan radikalisme sendiri adalah menerapkan Sila Pertama yakni KeTuhanan. Jangan sampai kita lupa tentang Tuhan. jika seseorang sudah menjadi radikal, terkadang itu bukan dari nilai-nilai dari Pancasila.

Pandangan dari Agama Kristen sendiri telah menentang tentang adanya radikalisme didunia ini. Radikalisme ini sendiri bukan hanya merugikan 1 orang saja, namun merugikan banyak orang. Pada Agama sendiri, radikalisme telah terjadi seperti menyebarkan atau memberi pemahaman-pemahaman yang tidak benar tentang Agama. Radikalisme ini sendiri tidak hanya terjadi di Agama Kristen, Agama apapun juga bisa terjadi Radikalisme. Semakin sedikit pengetahuan tentang Agama kita, semakin mudah juga kita berpengaruh terhadap Radikalisme Agama ini

. Cara untuk menerapkan Deradikalisme di Agama Kristen adalah kita harus ada rasa rindu kepada Kristus untuk selalun ingin mendalam keKristenan kita sendiri. Seperti yang telah disampaikan oleh Firman Tuhan tentang kerinduan terhadap Kristus adalah di dalam Filipi 3 : 10, “Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya.”

Mari kita lawan radikalisme dengan deradikalisme dari sekarang. Jadilah contoh yang baik untuk orang lain agar tidak menimbulkan keburukan didalam masyarakat Indonesia. Mari kita memperdalam pengetahuan kita tentang Agama kita sendiri, jangan sampai kita jadi tersesat dan dapat merugikan kehidupan orang lain. Cintailah diri sendiri dan jangan pernah malu menjadi diri sendiri serta menjadi ikut-ikutan dengan orang lain. Deradikalisme adalah yang kita perlukan didunia ini agar tidak memperburuk situasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun