Aku tidak mengenalnya, tapi dia baik sekali terhadapku.. anak lelaki kurus, dengan kulit hitam legam terbakar matahari, yang menemuiku di pinggir jalan tadi pagi..
Dia bertanya padaku,
"Siapa namamu?"
Aku tidak menjawab,
Dia membantu ku bangun, dan menyentuh halus pipiku yang kotor oleh debu. Diperhatikannya diriku yang bergaun biru, dan bermata abu-abu..
"Kau cantik sekali, tidak seharusnya kau di jalanan seperti ini.."
Aku tetap diam,
Dia hanya tersenyum dan berkata,
"Mari ikut aku, ada yang akan senang menemuimu.."
Aku pun ikut dengannya, sambil bertanya-tanya.. Dia berjalan dengan menggenggam tanganku.. Ada seraut halus yang hangat menyelimuti hatiku..
Kami melewati gang sempit dan bau, dengan tumpukan sampah dimana-mana yang menusuk hidungku..
Sambil berjalan kuperhatikan dirinya, rambut merah yang seolah tak pernah dicuci, kulit kusam seolah tak pernah mandi, baiklah dia memang bukan mahluk terindah yang pernah kulihat, tapi ada sesuatu di dirinya yang membuatku tercekat..
Senyumannya lebih tulus dan lebih murni dari semua puja-puji yang pernah diberikan padaku, saat aku masih laku, dan mereka belum jemu..
Dalam hati, dengan hati-hati, aku menyimpan hati..
Kami telah melewati beberapa gang lagi..
Saat Si anak lelaki kurus, membawaku ke gubug buruk berdinding kardus.. lalu masuk ke dalam, membuka tirainya..
dan disana, di atas ranjang sederhana, kulihat sesosok tubuh kecil yang penuh dengan darah..
tapi sumpah, belum pernah aku melihat mahluk yang begitu indah..
Aku melihat kepada si anak lelaki kurus dengan tanda tanya besar di diri, seolah tak mengerti
Ia berkata,
"Dia sama sepertimu, aku menemukannya di pinggir jalan subuh hari ini.."
Aku menjawab dalam hati, dan berteriak, TIDAK! dia tidak layak disamakan dengan diriku yang tak berjiwa ini..
dia seharusnya jauh lebih berharga dan berarti..
rasa sesak menjalari diri.. seolah butir-butir tangis siap mengalir ke pipi..
"Dia sepertinya baru berusia beberapa hari.. aku tidak bisa membiarkannya di jalan dan mati.. saat aku melihatnya aku seperti melihat diriku sendiri.. mungkin inilah yang ku alami 11 tahun lalu.. kecil, lemah, dan dibuang ibuku.."
Dan belum pernah sebelumnya aku melihat senyum hilang dari bibir kering si anak lelaki kurus..
Atas nama mataku yang hanya kancing baju, atas nama tubuhku yang hanya kain dan kayu..
atas nama hatiku yang hanya perca..
aku menangis tanpa suara..
Seraya mengangkat tubuh mungilku dan meletakannya di sisi sang bayi, sang anak lelaki kurus berkata lagi,
" Adik baru ku yang manis, Kau cantik sekali, tidak seharusnya kau di jalanan seperti ini.." ujarnya lirih
...
...
Dan di suatu tempat di waktu yang sama, seorang "ibu" membuang bayinya lagi..seperti anak perempuan manja yang membuang bonekanya begitu saja, saat puas dan bosan bermain dengannya..
....
...
..
.
terinspirasi dari saudariku pungky
Kita ulurkan bersama tangan cinta kita untuk mereka, melalui kegiatan yang sederhana
dan penuh cinta, juga keikhlasan
Program Kegiatan Ini Sementara Meliputi:
1. Perpustakaan Keliling Untuk Anak-anak Jalanan dan Anak Tidak Mampu.
2. Kampung Binaan (Membina Kampung Miskin Menjadi Kampung Mandiri)
3. Anak Binaan (Membina dan Menemani Anak Jalanan Menemukan dan Menggali Potensi Diri)
——————————————————
Langkah Awal Dari Program:
Pengumpulan Buku Bekas (buku cerita anak, remaja dan dewasa// buku pelajaran// buku ilmu pengetahuan// dan sebagainya)
Kirim ke : Padepokan Kit Rose
Ruko Pelangi H.1 No.9 Rt.10 Rw.28
Perum. Griya Bukit Jaya - Gunung Putri - Bogor
——————————————————
“Satu Rasa, Satu Hati, Demi Tindakan Nyata”
——————————————————
Baca juga :
Sepotong Lagi, Catatan dan Ide ‘Gila’ dari Muara Angke
Sebuah Dukungan Untuk Tangan Cinta
Seribu Rupiah Untuk Seribu Masa Depan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H