Mohon tunggu...
Rendy Artha Luvian
Rendy Artha Luvian Mohon Tunggu... Penulis - Staf Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG, anggota FLP (Forum Lingkar Pena)

Menulis adalah membangun Peradaban

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Catatan Abdi Dalem (Bagian 36, Negeri Raja-Raja) - Babak Baru

31 Mei 2024   13:00 Diperbarui: 31 Mei 2024   13:02 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

            Sinar matahari tak terlalu terik ba'da ashar ini, angin terasa sejuk meskipun kondisi begitu padat. Ratusan kapal berjejer di pelabuhan Morotai, Ternate. Hampir semuanya adalah kapal perang. Lima puluh dari Mataram terlihat mengimbangi jumlah kapal perang tuan rumah, Mamluk, yang jumlahnya seratus lebih. Belum lagi kapal-kapal perang Parahiyangan, Nusa, Gowa-Tallo, dan Samudera-Palembang Darussalam. Di ujung dekat mercusuar berlatarbelakangkan karang terlihat lima buah kapal yang hangus terbakar dan beberapa kapal dagang serta penumpang yang berlabuh.

            Di pelabuhan telah berkumpul orang-orang yang pagi tadi melakukan rapat dadakan. Tampak Diponegoro, Imam Hassan, Sultan Mamluk, para kolano, Ario Damar, Panglima Malamo, dan beberapa lainnya yang baru datang dari Nusa, Gowa-Tallo, dan Parahiyangan berkumpul.

            Dari kejauhan Abdi dan Dalem tampak ditemani oleh Kapten Sudirman. Keduanya membawa tas masing-masing yang kini terlihat lebih berisi dan juga beberapa barang di tangan, yakni tiga buah buku dan perkamen besar.

            "Ini ide Imam Hassan, harusnya ada sepuluh kapal Samudera dan Palembang Darussalam," ujar Sudirman.

            "Oh, pantesan kemarin kok ada satu yang baru datang," ucap Abdi segera.

            "Ke Mataram, menyampaikannya langsung kepada Sultan,"

"Raden Eru sendiri yang mengajukan diri untuk memimpin seluruh ekspedisi dan mengajakku."

            "Hmm.. berarti pertemuan di Malaka itu.. ini ya maksudnya?" timpal Abdi.

            "Untuk menunjukkan kekuatan tempur sekaligus memberikan sedikit kejutan kepada musuh. Malaka langsung menuju ke titik tempur pertama kalau perhitungan Raden Eru tepat, dipimpin langsung oleh Laksamana Hang Tuah. Itulah mengapa kalian mendapat musibah di Malaka..."

            "Untung ada Imam Hasan..." komentar Dalem.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun