"Memimpin seluruh pelayaran ini dengan selamat.. dan..."
      "Kaki kiri anda cedera Imam!" Dalem menyela, ada sisa darah dari kaki kiri Imam Hassan.
      "jangan.. jangan kau anggap hal besar masalah sepele semacam ini Dalem," lagi-lagi ia menolak.
      "Kau lebih banyak mendapat luka, regu tameng pastilah tidak sanggup menahan semua panah sehingga ada satu yang mengenai kaki kiriku..." katanya kemudian.
      "Tak menjadi masalah berarti, aku masih tetap bisa berdiri dan memberi instruksi agar semua yang direncanakan dapat berjalan dengan baik."
      "I.. iya Imam Hassan..."
      "Bersyukur Dalem, bersyukurlah pada Pemilik jiwamu..." tangannya memegang bahu Dalem.
      "Setelah selamat dan menang itulah yang harusnya dilakukan seorang muslim..."
      "Alhamdulillah..." keduanya melihat kembali kapal-kapal Mataram yang sangat cekatan mematikan kobaran api pada lima kapal yang tersisa di tengah laut dan membawanya menuju pantai. Di laut para penyu hitam juga sudah mengangkat terpal mereka, banyak yang bersorak sorai ketika kapal-kapal Mataram berjalan melintasi mereka. Di barisan terdepan terlihat Ario Damar dan beberapa prajurit yang bersamanya, Imam Hassan kembali mengucap tahmid.
      Semua itu berjalan hampir dua jam lebih hingga seluruh penyu hitam mendarat di bibir pantai dan kapal-kapal yang terbakar dapat ditarik serta ditambatkan, sebelum terjadi satu kejutan lagi.
      Setelah semuanya selesai, tampak di ujung paling jauh, kapal Mataram seperti mengirimkan kode. Beberapa kali letusan kembang api terdengar dari lima kapal berbeda, salah satunya dari kapal berlayar putih, membuat seluruh kapal Mataram waspada dan bersiap kembali ke laut.